Perkenalan bangsa
Indonesia dengan koperasi dimulai pada penghujung abad ke-19, tepatnya tahun
1895. R. Aria Wiriaatmaja seorang patih di Purwokerto sebagai pelopor
berdirinya sebuah bank yang bertujuan menolong para pegawai agar tidak terjerat
oleh lintah darat. Usaha ini mendapat persetujuan dari Residen Purwokerto E.
Sieburg dengan nama koperasinya Bank Penolong dan Tabungan (Hulp en Spaarbank).
Pelayanan bank
ini masih terbatas pada kalangan pamong praja. Namun pada tahun 1898 atas
bantuan E. Sieburg dan De Wolff Van Westerrode diperluas ke sektor pertanian
(Hulp- Spaar en Lanbouwcrediet Bank) dengan meniru koperasi pertanian di Jerman
(Raiffeisen).
Sebagai negara
jajahan perkembangan ini banyak rintangan, Balanda mendirikan Algemene
Volks-crediet Bank, Rumah Gadai, Bank Desa, serta Lumbung Desa.
Melalui Budi
Utomo (1908) Raden Sutomo mendirikan koperasi rumah tangga, namun koperasi ini
tidak berkembang karena kesadaran masyarakat akan manfaat sangat rendah.
Sekitar tahun
1913, Serikat Dagang Islam kemudian berubah menjadi Serikat Islam membangun
koperasi industri kecil dan kerajinan,tidak berkembang karena tingkat
pendidikan rendah dan tingkat sosialisasi ke masyarakat sangat kurang.
Hambatan formal
dari Kolonial Belanda terlihat melalui peraturan koperasi No. 431 tahun 1915, syarat
administratif yang harus dipenuhi oleh orang-orang yang ingin mendirikan
koperasi dibuat sangat berat, baik menyangkut masalah perizinan, pembiayaan
maupun masalah teknis saat pendirian selama koperasi menjalankan usahanya.
Pada tahun 1920,
oleh Dr. J.H.Boeke, peraturan koperasi itu ditinjau kembali melalui peraturan
koperasi No 91 tahun 1927 menetapkan persyaratan koperasi di perlonggar.
Setelah itu pada
tahun 1928 The Studi Club sebagai kelompokkaum intelektual menganjurkan kepada
para anggota untuk mendirikan koperasi di lingkungan tempat tinggalnya
masing-masing.
Jumlah koperasi
pada tahun 1939 mencapai 1712 buah dengan jumlah yang terdaftar sebayak 172
buah dengan jumlah anggota sekitar 14.134 orang.
0 komentar:
Posting Komentar