Minggu, 10 Juni 2012

Pengertian Dan Penjelasan Etika Bisnis



Kata “etika” dan “etis” tidak selalu dipakai dalam arti yang sama dan karena itu pula “etika bisnis” bisa berbeda artinya. Suatu uraian sistematis tentang etika bisnis sebaiknya dimulai dengan menyelidiki dan menjernihkan cara kata seperti “etika” dan “etis” dipakai. Perlu diakui, ada beberapa kemungkinan yang tidak seratus persen sama (walaupun perbedaannya tidak seberapa) untuk menjalankan penyelidikan ini. Cara yang kami pilih untuk menganalisis arti-arti “etika” adalah membedakan antara “etika sebagai praksis” dan “etika sebagai refleksi”. Etika sebagai praksis berarti: nilai-nilai dan norma-norma moral sejauh dipraktekkan atau justru tidak dipraktekkan, walaupun seharusnya dipraktekkan. Dapat dikatakan juga, etika sebagai praksis adalah apa yang dilakukan sejauh sesuai atau tidak sesuai dengan nilai dan norma moral.

Kita sering mendengar atau membaca kalimat-kalimat seperti ini: “Dalam dunia modern, etika bisnis mulai menipis”, “Ada unsur tidak etis dalam akuisisi internal”, “Semakin terasa urgensi membangun etika bisnis”, “Tegakkan etika bisnis dengan Undang-Undang Anti Korupsi”, dan sebagainya. Semua kalimat ini diambil dari surat kabar dan hampir setiap hari kita bisa membaca kalimat-kalimat sejenis. Perlu kita perhatikan maksud kata “etika” atau “etis” dalam contoh-contoh ini. Orang yang mengeluh bahwa etika bisnis mulai menipis, bermaksud bahwa pebisnis sering menyimpang dari nilai dan norma moral yang benar, jadi ia menunjuk kepada etika sebagai praksis. Orang yang berbicara tentang akuisisi internal, menyatakan keraguannya tentang kualitas etis dari tindak bisnis itu. Kendati dirumuskan dengan agak hati-hati, ia menduga bahwa akuisisi internal tidak sesuai dengan nilai dan norma moral yang semestinya berlaku dalam dunia bisnis. Orang yang memikirkan masalah korupsi, berpendapat bahwa dengan membuat undang-undang anti korupsi dan menerapkan undang-undang itu secara ketat dan konsekuen, nilai dan norma moral dalam bisnis bisa ditegakkan.

Etika sebagai praksis sama artinya dengan moral atau moralitas apa yang harus dilakukan, tidak boleh dilakukan, pantas dilakukan, dan sebagainya. Etika sebagai refleksi adalah pemikiran moral. Dalam etika sebagai refleksi kita berpikir tentang apa yang dilakukan dan khususnya tentang apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Etika sebagi refleksi berbicara tentang etika sebagai praksis atau mengambil praksis etis sebagai obyeknya. Etika sebagai refleksi menyoroti dan menilai baik buruknya perilaku orang. Etika dalam arti ini dapat dijalankan pada taraf populer maupun ilmiah. Dalam surat kabar atau majalah berita hampir setiap hari dapat kita baca komentar tentang peristiwa-peristiwa yang berkonotasi etis: perampokan, pembunuhan, kasus korupsi, dan banyak lain lagi. Dan setiap hari ada banyak sekali orang yang membicarakan peristiwa-peristiwa itu. Mereka semua melibatkan diri dalam etika sebagai refleksi pada taraf populer. Tetapi etika sebagai refleksi bisa mencapai taraf ilmiah juga.


  • Ramalan Hari Ini
  • 0 komentar:

    Posting Komentar

    Share

    Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More