Sabtu, 24 Maret 2012

Faktor Predisposisi Emboli Paru paru



Faktor Predisposisi Emboli Paru-paru

1. Imobilisasi
Imobilisasi sering terjadi terutama pada pasien dengan fraktur tulang ekstremitas inferior, berbaring lama pasca bedah, paralisis kaki, dan pada penyakit-penyakit kardiopulmoner. Imobilisasi yang lama menyebabkan hilangnya semacam peristaltik pembuluh darah vena sehingga menjadi stasis. Umumnya stasis terjadi setelah berbaring selama tujub hari. Stasis dapat terjadi pada pasca bedah setelah 48 jam sampai sepuluh hari kemudian.

2. Umur
Kebanyakan emboli paru-paru terjadi pada usia 50-65 tahun karena elastisitas dinding pembuluh darah sudah berkurang.

3. Penyakit Jantung
Jika pada jantung hanya terjadi fibrilasi atrium atau disertai dengan payah jantung, keadaan tersebut sering menimbulkan emboli paru-paru. Pada infark jantung akut, emboli paru-paru sering terjadi pada hari ketiga dan sebagian besar (75%) terjadi pada minggu pertama.

4. Trauma
Sebanyak 15% penderita trauma mengalarni emboli paru-paru, terutarna pada penderita luka bakar dengan area terbakar yang luas, sehingga kerusakannya sampai ke endotel pembuluh darah.

5. Obesitas
Penderita dengan berat badan (B13) 20% lebib dari berat badan ideal dapat dikatakan berisiko untuk menderita emboli paru-paru, meskipun mekanismenya belum diketahui dengan pasti.

6. Kehamilan dan Nifas
Kejadian emboli paru-paru pada ibu hamil biasa terjadi pada trimester ke-3 dan prevalensinya meningkat saat nifas. Pada kasus ibu hamil dan nifas disebabkan karena terjadi pen ingkatan faktor koagulasi dan trombosit.

7. Neoplasma
Emboli paru-paru banyak terjadi pada beberapa neoplasm organ paruparu, pankreas, usus, dan traktus orogen ital. Terdapat teori yang menyatakan bahwa neoplasma memproduksi zat-zat seperti histon, katepsin, dan protease yang mengaktifkan koagulasi darah.

8. Obat-obatan
Emboli paru-paru sering dialami oleh pasien yang inengonsumsi obat-obat kontrasepsi oral. Pada kasus ini, obat-obat tersebut dapat mengakibatkan peningkatan faktor pembekuan dan trombosit serta peningkatan lipoprotein, plasma trigliserida, dan kolesterol.

9. Penyakit Hematologi
Penyakit hematologi sering ditemukan pada keadaan-keadaan polisitemia di mana hematokrit darah meningkat yang mengakibatkan aliran darah menjadi lambat. Dilaporkan juga banyak terjadi pada penyakit anemia bulan sabit. Pada penyakit anemia tersebut, terbentuk trombus dalam aliran mikrosirkulasi yang dapat menyebabkan infark pada organ paru-paru, ginjal, limpa, dan tulang.

10. Penyakit Metabolisme
Penyakit metabolisme dilaporkan terjadi pada penyakit sistinuria di mana terdapat kelainan trombosit yang menyebabkan trombosis. Di samping itu juga terjadi kerusakan lapisan endotel pembuluh darah yang mempercepat terjadinya trombosis.

Pustaka
Asuhan Keperawatan pd Pasien dgn Gangguan Sistem Pernapasan Oleh Irman Somantri


  • Ramalan Hari Ini
  • 0 komentar:

    Posting Komentar

    Share

    Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More