Senyawa Kimia
Dalam Cairan Tubuh (Darah)
Cairan tubuh
dibedakan atas cairan intrasel (CIS), yaitu cairan yang terdapat di dalam sel,
dan cairan ektrasel (CES), yaitu cairan yang berada di luar sel. Sekitar 70%
cairan tubuh adalah cairan intrasel dan sisanya adalah cairan ekstrasel. Cairan
ekstrasel antara lain cairan
(a)
interstisial, yang berada di antara set jaringan;
(b) intravaskuler, yang
berada dalam pembuluh darah;
(c) Buie, yang berada dalam pembuluh limfe; dan
(d) transseluler, yang berada di tempat-tempat khusus.
Caftan intraokuler
(terdapat dalam bola mata), cairan serebrospinalis, dan cairan dalam persendian
adalah contoh cairan transseluler.
Cairan tubuh
banyak mengandung zat nonelektrolit dan elektrolit terlarut. Zat nonelektrolit
adalah zat yang tidak terurai menjadi ion-ion yang bermuatan listrik, sedangkan
elektrolit adalah zat yang dapat terurai menjadi ion-ion yang bermuatan
listrik. Konsentrasi elektrolit dalam cairan tubuh bervariasi pada satu bagian
dengan bagian lain. Dalam keadaan sehat, elektrolit berada pada bagian yang
tepat dan dalam jumlah yang tepat Pula.
Air merupakan
elektrolit yang sangat lemah, yang terionisasi menjadi ion hidrogen dan gugus
hidroksil, serta berperan aktif dalam banyak reaksi biokimia di dalam tubuh.
Lebih dari 70% bobot tubuh terdiri atas air. Air mengisi hampir semua bagian
dari sel. Reaksi-reaksi biokimia yang melandasi hidup kita berlangsung dalam
media air. Reaksi hidrasi dan reaksi hidrolisis yang banyak terjadi di dalam
tubuh adalah reaksi yang mutlak membutuhkan air.
Banyak pecan
air dalam tubuh kita. Air sangat penting dalam pengaturan suhu tubuh sebab air
mempunyai sifat penghantar panas yang baik sehingga mampu memindahkan panas
dari tubuh ke kulit dan terjadilah penguapan panas untuk mendinginkan permukaan
tubuh. Karena molekul air mudah bergabung dengan molekul-molekul lain, air
merupakan pelarut yang baik sehingga dapat melarutkan nutrien dan banyak
elektrolit. Air juga berperan sebagai alat transportasi, misalnya mengangkut
nutrien dari jaringan ke jaringan lain atau mengangkut zat sampah dari jaringan
ke alat ekskresi.
Banyak
elektrolit, seperti asam, basa, dan garam, terdapat dalam tubuh kita serta
mempunyai peranan yang penting. Menurut Arrhenius, asam adalah senyawa yang
dalam air membebaskan ion hidrogen dan basa adalah senyawa yang dalam air
membebaskan ion hidroksil. Menurut Bronsted, asam adalah donor proton dan basa
adalah aseptor proton. Asam kuat, seperti HCI, dan basa kuat seperti NaOH
mengion dengan sempurna, sedangkan asam lemah dan basa lemah mengion sebagian.
Asam-asam organik yang terdapat dalam tubuh merupakan asam-asam lemah, seperti
asam asetat, asam butirat, asam oleat, asam palmitat, asam stearat, asam
linoleat, asam linolenat, asam arakidonat, asam sitrat, asam piruvat, asam
laktat, dan asam-asam alfa amino karhoksilat. Garam-garam yang ada dalam tubuh
adalah garam-garam yang rumusnya diturunkan dari asam dengan mengganti sebilah
atau lebih atom hidrogen pada asam tersebut dengan sebuah atau lebih ion logam.
Garam-garam penting yang ada dalam cairan ekstrasel adalah garam-garam yang
memiliki kation Na+, K+, Ca+2, atau Mg+2 anion CI-, PO4-3:, HPO4-2, H2P04-1:,
atau HCO-3.
Darah beredar
dalam sistem pembuluh darah yang tertutup dan menyusun sekitar 6-8%, berat
badan. Secara keseluruhan, darah mempunyai berat jenis sekitar 1,060;
viskositas 3,6-5,3 (air = 1); titik beku sekitar – 0,55°C; dan pH sekitar 7,4.
Darah tersusun atas dua komponen, yaitu (a) substansi padat, volumenya sekitar
45% yang terdiri atas sel-sel darah merah (eritrosit), sel-sel darah putih
(leukosit), dan sel-sel pembeku (trombosit) dan (b) substansi cair, volumenya
sekitar 55% dan dikenal sebagai plasma darah. Sebagian besar plasma darah
(90-92%) tersusun atas air dan di dalamnya terlarut banyak senyawa-senyawa
kimia.
Berbagai
senyawa kimia yang ada di dalam darah antara lain:
- Karbohidrat
(glukosa, glikogen);
- Lipid a
(lemak bebas, kolesterol, ester-ester kolesterol, asam-asam lemak, lesitin,
seralin, sfingomielin);
- Protein
(protein plasma, protein serum, albumin, globulin, fibrinogen, hemoglobin);
-
Senyawa-senyawa nitrogen nonprotein (asam-asam alfa amino, glutation, ureum,
glutamin, kreatin, asam urat, kreatinin, sitrulin, hilirubin, kuanidin,
indikan, urobilin, amonia, adrenalin);
-
Vitamin-vitamin (vitamin A, vitamin E, asam askorbat, biotin, karoten, asam
pantotenat, riboflavin, niasin);
- Enzim-enzim
(amilase serum, lipase serum, fosfatase asam, alkali fesfatase);
- Gas-gas
napas (oksigen, karbon dioksida);
- Zat-zat lain
(aseton, asam sitrat, asam a-ketoglutarat, asam laktat, asam piruvat); dan
- Elektrolit,
baik dalam bentuk kation ( K+, Na+2, Ca+2, dan Mg+2) atau dalam bentuk anion
(CI-, HCO3-, PO4-3, HPO4-2, H2PO4-).
Banyak fungsi
darah dalam tubuh telah diketahui, di antaranya sebagai:
- Alat
transpor berbagai jenis bahan kimia, seperti transpor (a) zat makanan yang
telah diserap dalam usus ke jaringan-jaringan yang membutuhkannya; (b) zat
sampah atau zat buangan produk metabolisms dari seluruh jaringan ke alat-alat
ekskretori; (c) oksigen dari paru-paru ke jaringan; (d) karbon dioksida dari
jaringan ke paru-paru; (c) zat pengatur atau hormon dari sumbernya (kelenjar
endokrin) ke bagian tubuh tertentu;
- Benteng
pertahanan tubuh terhadap infeksi kuman dan benda asing oleh sel darah putih
dan antibodi yang beredar;
- Pengatur,
misalnya mengatur (a) stabilitas suhu tubuh, yaitu dengan penyebaran panas
badan; (b) keseimbangan antara cairan darah dan cairan jaringan; dan (c)
pemeliharaan keseimbangan asam-basa dalam tubuh.
Warna merah
eritrosit disebabkan oleh adanya zat warna darah yang disebut hemoglobin.
Hemoglobin sendiri adalah suatu protein majemuk yang tersusun atas protein
sederhana (globin) dan radikal prostetik hem. Salah satu fungsi terpenting
hemoglobin adalah mengangkut oksigen dari kedua paru-paru ke jaringan tubuh dan
mengangkut karbon dioksida dari jaringan tubuh ke kedua paru-paru. Hemoglobin
dapat mengikat oksigen menjadi oksihemoglobin (HbO2). Afinitas hemoglobin (Hb)
terhadap CO lebih besar daripada afinitas Hb terhadap 02 sehingga Hb lebih suka
mengikat CO daripada mengikat O2.
Empedu
disekresi secara terus-menerus oleh hati dan melalui pembuluh hepatikus
disimpan di dalam kandung empedu (visika valea) hingga empedu tersebut
dibutuhkan dalam usus halus. Asam klorida lambung yang masuk ke dalam usus
halus merangsang dinding usus halus mengeluarkan hormon kolesistokinin;
selanjutnya, hormon ini merangsang pengeluaran empedu dari kandung empedu.
Lebih dari
90% empedu adalah air, yang mengandung (a) senyawa-senyawa organik, seperti
garam-garam empedu, bilirubin, kolesterol, asam-asam lemak, dan lesitin; (b)
senyawa-senyawa anorganik dalam bentuk ion, seperti Na+, K+, Ca2+, Cl-, dan
HCO3. Empedu tidak mengandung enzim-enzim pencernaan.
Garam-garam
empedu, yaitu natrium glikokolat dan natrium taurokolat, yang masuk dalam usus
halus menpunyai dua peran, yaitu (a) membantu mengemulsikan butir-butir lemak
sehingga butir-butir lemak ini dengan mudah dicerna oleh enzim lipase, dan (b)
membentuk misel dengan asam lemak dan monosakarida hasil pencernaan sehingga
mudah larut. Karena mudah larut, bentuk ini akan mudah diabsorbsi.
Rongga mulut
mengandung ludah yang disekresi oleh kelenjar parolis, kelenjar submaksilaris,
dan kelenjar sublingualis. Tiap hari dihasilkan ludah sebanyak 1000-1500 ml.
Berat jenis ludah rata-rata 1,007. Reaksi dalam rongga mulut bervariasi sesuai
dengan pH, yaitu pH 5,8-7,6. Ludah terdiri alas 99,3% air dan 0,7% zat padat
(0,5% zat organik dan 0,2% zat anorganik). Zat organik yang paling banyak
adalah protein, seperti musim, albumin, globulin, dan ptialin. Selebihnya dalam
jumlah kecil terdapat ureum dan asam urat Senyawa-senyawa anorganik antara lain
K+, Na+, Ca++, Mg++, HCO-3 CI- dan PO4-3.
Komponen
terbesar cairan lambung adalah air, yaitu 99,4%. Sisanya berupa zat padat,
antara lain musin, garam-garam anorganik, dan enzim-enzim pencernaan, yaitu
pepsin, renin, dan lipase. Dalam kondisi normal, getah lambung jernih, berwarna
kuning muda, dan sangat asam. Cairan lambung memiliki pH 1-2 karena banyak
mengandung NCI. Beberapa asam organik, seperti asam laktat, sering ditemukan
dalam jumlah kecil di dalam cairan lambung. Konstituen anorganik cairan lambung
antara lain H+ Na+, K+, C1-, dan sedikit PO4-3.
Cairan
pankreas bersifat alkalis; memiliki pH 7,5-8,5 atau lebih; tersusun alas 98,2%
air dan sekitar 1,8% zat padat yang terdapat di dalam air tersebut. Zat padat
yang berjumlah 1,8% tersebut terdiri alas zat organik dan zat anorganik. Zat
organik, seperti protein, enzim-enzim (tripsin, kimotripsin, karboksipeptidase,
lipase, amilase, maltase), hormon-hormon yang berperan dalam sekresi getah
pankreas, dan zat-zat organik lain. Senyawa anorganik yang mendekati 1,2% dari
total zat padat tersebut terutama adalah Na+, Cl-, dan HCO-y; serta dalam
jumlah kecil Ca*2 dan HPO4-2.
Cairan
intestinal atau succus entericus berisi campuran zat-zat yang berasal dari
mukosa duodenum, jejunum, dan ileum. Komponen utama cairan ini adalah air 98,5%
dan 1,5% zat-zat padat yang terdapat di dalam air tersebut. Dua pertiga dad
total padatan adalah zat anorganik, sedangkan sepertiga lagi adalah vatzat
organik. pH cairan ini sekitar 7,7. Zat-zat anorganik terutama adalah NaHCO3
dan NaCI, sedangkan zat-zat organik yang banyak berupa enzirn, seperti erepsin
(amino peptidase + dipeptidase), laktase, maltase, sukrase, lipase, fosfatase,
nuklease, nuklcotidase, nukleosidasc, amilase, dan protease. Zat organik lain
yang penting adalah enterokinase yang merupakan aktivator tripsinogen.
Urin normal
yang baru selalu jernih, pH dan berat jenis 1,008-1,030. Warna
kekuning-kuningan karena pengaruh pigmen yang berwarna kuning dan baunya tidak
enak. Air merupakan komponen terbesar dari urin yang di dalamnya terkandung
garam-garam anorganik dan senyawa-senyawa organik. Senyawa-senyawa anorganik
yang berupa kation: Na+, K+, Mg+2, sedikit Fe+3′Cu+2, Zn+2, sedangkan yang
berupa anion: Cl-, PO4-3, SO4-2, CO3-2 dan sedikit NO3-Sebagian besar senyawa
kimia organik yang terdapat dalam urin merupakan sampah dari proses metabolisms,
antara lain ureum, asam urat, kreatin, kreatinin, asam hipurat, indikan,,
asam-asam amino, asam-asam organik (asam asetat, asam format, asam butirat,
asam sitrat, asam oksalat, asam laktat, asam stukuronat, asam benzoat).
Beberapa enzim (amilase, tripsin, lipase), beberapa hormon (hormon-hormon
kelamin), dan vitamin (vitamin C, vitamin B,) terdapat juga dalam urine. Urine
patologis kemungkinan mengandung protein, glukosa, aseton, bilirubin,
urobilinogen, dan urobilin.
0 komentar:
Posting Komentar