Pengertian
Operating Budget
Operating
Budget adalah Budget yang berisi tafsiran-tafsiran tentang kegiatan-kegiatan
perusahaan dalam jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.
Operating
Budget merencanakan tentang kegiatan-kegiatan perusahaan selama periode
tertentu yang akan datang. Pada dasarnya kegiatan-kegiatan perusahaan selama
periode tertentu itu meliputi dua sektor, yaitu :
Sektor
Penghasilan ( revenues), ialah pertambahan Aktiva perusahaan yang mengakibatkan
bertambahnya Modal Sendiri, tetapi bukan karena penambahan setoran modal baru
dari para pemiliknya, dan bukan pula merupakan pertambahan Aktiva perusahaan
yang disebabkan karena bertambah Utang. Sering pula dikatakan bahwa Penghasilan
adalah suatu kondisi prestasi yang diterima oleh perusahaan atas “sesuatu” yang
diberikan kepada pihak lain, atau atas jasa-jasa yang diberikan kepada pihak
lain.
Dipandang
dari sudut hubungannya dengan usaha utama perusahaan, penghasilan dapat
dibedakan menjadi dua sub sektor, yaitu :
• Sub-sektor
Penghasilan Utama (Operating Revenues), ialah penghasilan yang diterima
perusahaan, yang berasal dan berhubungan erat dengan usaha pokok perusahaan.
• Sub-sektor
Penghasilan Bukan Utama (Non-Operating Revenues), ialah penghasilan yang
diterima perusahaan, yang tidak berasal dan tidak berhubungan erat dengan usaha
pokok perusahaan, melainkan dari usaha sampingan perusahaan.
Sektor Beaya
(Expenses), ialah pengurangan Aktiva perusahaan yang mengakibatkan berkurangnya
Modal Sendiri, tetapi bukan karena pengurangan (pengambilan) modal oleh para
pemiliknya, dan bukan pula merupakan pengurangan Aktiva perusahaan yang
disebabkan karena berkurangnya utang. Sering pula dikatakan bahwa Beaya adalah
suatu kontra pretasi yang diberikan oleh perusahaan atas “ sesuatu” yang
diterima dari pihak lain, atau jasa-jasa yang diterima dari pihak lain.
Dipandang
dari sudut hubungannya dengan usaha utama perusahaan, beaya dapat dibedakan
menjadi dua sub-sektor, yaitu :
(a)
Sub-sektor Beaya Utama (Operating Expenses), ialah beaya yang menjadi beban
tanggungan perusahaan, yang berhubungan erat dengan usaha pokok perusahaan.
Dalam
perusahaan industri, Beaya Utama dibedakan lagi ke dalam tiga kelompok beaya,
yaitu :
Beaya Pabrik
(Factory Cost), ialah semua beaya yang terjadi serta terdapat di dalam
lingkungan tempat dimana proses produksi berlangsung. Beaya-beaya Pabrik ini
dibedakan lagi dalam tiga kelompok, yaitu:
• Beaya Bahan
Mentah (Direct Materials), ialah beaya yang terdiri dari semua bahan-bahan yang
dikerjakan di dalam proses produksi, untuk diubah menjadi barang lain yang
nantinya akan dijual.
• Upah Tenaga
Kerja Langsung (Direct Labour), ialah upah yang dibayarkan perusahaan kepada
para tenaga kerja yang secara langsung memproses bahan mentah, untuk diubah
menjadi barang lain yang nantinya akan dijual.
• Beaya
Pabrik Tidak Langsung (Factory Overhead), ialah semua beaya yang terdapat di
dalam lingkungan pabrik, tetapi tidak secara langsung berhubungan dengan
kegiatan proses produksi, yaitu proses mengubah bahan mentah menjadi bahan lain
yang nantinya akan dijual. Termasuk dalam kelompok Beaya Pabrik Tidak Langsung
ini antara lain Beaya Bahan Pembantu (Indirect Materials), Upah Tenaga Kerja
Tidak Langsung (Indirect Labour), Beaya Pemeliharaan Pabrik (Factory
Maintenance) Beaya Reparasi Pabrik (Factory Repair), Depresiasi Gedung Pabrik
(Depreciation of Factory Equipment), Beaya Listrik Pabrik (Factory Heat and
Light) dan sebagainya.
Beaya
Administrasi (Administration Expenses), ialah semua beaya yang terjadi serta
terdapat di dalam lingkungan kantor administrasi perusahaan, serta beaya-beaya
lain yang sifatnya untuk keperluan perusahaan secara keseluruhan. Termasuk
dalam kelompok Beaya Administrasi ini antara lain :
• Gaji
Karyawan Kantor (Office Salaries), ialah gaji yang dibayarkan kepada para
karyawandi kantor administrasi.
• Gaji
Pemeliharaan Kantor (Office Manintenance), ialah beaya untuk pemeliharaan
ruangan dan peralatan kantor administrasi.
• Beaya
Perbaikan Kantor (Office Repair), ialah beaya untuk perbaikan ruangan dan
peralatan kantor administrasi.
• Depresiasi
Peralatan Kantor (Depreciation of Office Furniture), ialah beban depresiasi
terhadap peralatan-peralatan di kantor administrasi.
• Depresiasi
Gedung Kantor (Depreciation of Office Building), ialah beban depresiasi
terhadap bangunan (gedung) kantor administrasi.
• Beaya
Listrik Kantor (Office Heat and Light), ialah beaya listrik untuk keperluan
kantor administrasi.
• Beaya
Telepon Kantor (Office Telephone), ialah beaya telepon untuk keperluan kantor
administrasi.
• Beaya
Asuransi Kantor (Office Insurance), ialah biaya asuransi terhadap bagunan serta
peralatan kantor administrasi.
• Beaya
Supplies Kantor (Office Supplies), ialah biaya untuk keperluan-keperluan
tulis-menulis serta keperluan-keperluan kecil lainnya di kantor administrasi,
seperti kertas, karbon, lem, tinta, matera, perangko, dan sebagainya.
Beaya
Penjualan (Selling Expenses), ialah semua biaya yang terjadi serta terdapat di
dalam lingkungan Bagian Penjualan, serta beaya-beaya lain yang berhubungan
dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Bagian Penjualan. Termasuk dalam
kelompok Beaya Penjualan ini antara lain:
• Gaji
Karyawan Penjualan : (Store Salaries), ialah gaji yang dibayarkan kepada para
karyawan di Bagian Penjualan.
• Beaya
Pemeliharaan Bagian Penjualan (Store Maintanance), ialah beaya untuk
pemeliharaan ruangan dan peralatan Bagian Penjualan.
• Beaya
Perbaikan Bagian Penjualan (Store Repair), ialah beaya untuk perbaikan ruangan
dan peralatan Bagian Penjualan.
• Depresiasi
Peralatan Bagian Penjualan (Depreciation of Store Furnitures), ialah beban
depresiasi terhadap peralatan-peralatan Bagian Penjualan.
• Depresiasi
Gedung Bagian Penjualan (Depreciation of Store Building), ialah beban
depresiasi terhadap bangunan (gedung) Bagian Penjualan.
• Beaya
Listrik Bagian Penjualan (Store Heat and Light), ialah beaya listrik untuk
keperluan Bagian Penjualan.
• Beaya
Telpon Bagian Penjualan (Store Telephone), ialah beaya telepon untuk keperluan
Bagian Penjualan.
• Beaya
Asuransi Bagian Penjualan (Store Insurance), ialah beaya asuransi terhadap
bangunan serta peralatan Bagian Penjualan.
• Beaya
Supplies Bagian Penjualan (Store Suplieses), ialah beaya untuk
keperluan-keperluan kecil lainnya di Bagian Penjualan, seperti kertas, karbon,
tinta, tali, dan sebagainya.
• Beaya
Advertensi (Advertising), ialah beaya pemasangan iklan diberbagai media massa
untuk keperluan meningkatkan penjualan.
(a).Sektor-sektor
Beaya Buka Utama (Non-Operating Expenses), ialah beaya yang menjadi beban
tanggungan perusahaan, yang tidak berhubungan erat dengan usaha pokok
prusahaan.
Dari uraian
serta pembahsan di atas telah diketahui bahwa Operating Budget merencanakan
tentang kegiatan-kegiatan perusahaan selama periode tertentu yang akan datang,
baik kegiatan yang berhubungan dengan sektor penghasilan maupun kegiatan yang
berhubungan dengan sektor beaya.
Di dalam
akutansi, kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan sektor penghasilan
berhubungan dengan sektor beaya ini pada akhir periode dituangkan dalam Laporan
Rugi-Laba (Income Statement) perusahaan. Bilamana selama bekerja dalam periode
yang bersangkutan, penghasilan lebih besar dari beban beayayang harus
ditanggung, berarti perusahaan memperoleh keuntungan, sedangkan bilamana selama
bekerja dalam periode yang bersangkutan, penghasilan yang diterima lebih kecil
daripada beban beaya yang harus ditanggung, berarti perusahaan menderita
kerugian. Oleh karena itu Operating Budget sering pula disebut sebagai Income
Statement Budget (Budget Rugi-Laba).
Atas dasar
kelengkapan isinya, Income Statement Budget dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu :
(1) . Master
Income Statement Budget (Budget Induk Rugi-Laba), ialah Budget tentang
penghasilan dan beaya perusahaan, yang berisi tafsiran-tafsiran secara garis
besar (global) dan kurang dijabarkan secara lebih terperinci, seperti misalnya
tafsiran-tafsiran semesteran, tahunan dan sebagainya.
(2) . Income
Statement Supporting Budget (Budget Penunjang Rugi-Laba), ialah Budget tentang
penghasilan dan beaya perusahaan, yang berisi tafsiran-tafsiran yang lebih
terperinci, seperti misalnya terperinci dari waktu ke waktu (bulanan),
terperinci menurut bagian (departemen) yang ada dan sebagainya. Dengan demikian
Income Statement Supporting Budget ini merupakan penjabaran serta perincian
lebih lanjut dari Master Income Statement Budget yang hanya memuat
tafsiran-tafsiran secara garis besar saja, masih belum memungkinkan Budget
tersebut menjalankan fungsinya. Agar supaya Budget dapat berfungsi sebagai
pedoman kerja, sebagai alat koordinasi kerja dan sebagai alat pengawas kerja,
maka Budget harus disusun secara jelas dan terperinci.
0 komentar:
Posting Komentar