Kamis, 26 April 2012

Pengertian dan Penjelasan Operating Budget




Pengertian Operating Budget
Operating Budget adalah Budget yang berisi tafsiran-tafsiran tentang kegiatan-kegiatan perusahaan dalam jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.


Operating Budget merencanakan tentang kegiatan-kegiatan perusahaan selama periode tertentu yang akan datang. Pada dasarnya kegiatan-kegiatan perusahaan selama periode tertentu itu meliputi dua sektor, yaitu :

Sektor Penghasilan ( revenues), ialah pertambahan Aktiva perusahaan yang mengakibatkan bertambahnya Modal Sendiri, tetapi bukan karena penambahan setoran modal baru dari para pemiliknya, dan bukan pula merupakan pertambahan Aktiva perusahaan yang disebabkan karena bertambah Utang. Sering pula dikatakan bahwa Penghasilan adalah suatu kondisi prestasi yang diterima oleh perusahaan atas “sesuatu” yang diberikan kepada pihak lain, atau atas jasa-jasa yang diberikan kepada pihak lain.

Dipandang dari sudut hubungannya dengan usaha utama perusahaan, penghasilan dapat dibedakan menjadi dua sub sektor, yaitu :
• Sub-sektor Penghasilan Utama (Operating Revenues), ialah penghasilan yang diterima perusahaan, yang berasal dan berhubungan erat dengan usaha pokok perusahaan.

• Sub-sektor Penghasilan Bukan Utama (Non-Operating Revenues), ialah penghasilan yang diterima perusahaan, yang tidak berasal dan tidak berhubungan erat dengan usaha pokok perusahaan, melainkan dari usaha sampingan perusahaan.

Sektor Beaya (Expenses), ialah pengurangan Aktiva perusahaan yang mengakibatkan berkurangnya Modal Sendiri, tetapi bukan karena pengurangan (pengambilan) modal oleh para pemiliknya, dan bukan pula merupakan pengurangan Aktiva perusahaan yang disebabkan karena berkurangnya utang. Sering pula dikatakan bahwa Beaya adalah suatu kontra pretasi yang diberikan oleh perusahaan atas “ sesuatu” yang diterima dari pihak lain, atau jasa-jasa yang diterima dari pihak lain.

Dipandang dari sudut hubungannya dengan usaha utama perusahaan, beaya dapat dibedakan menjadi dua sub-sektor, yaitu :

(a) Sub-sektor Beaya Utama (Operating Expenses), ialah beaya yang menjadi beban tanggungan perusahaan, yang berhubungan erat dengan usaha pokok perusahaan.
Dalam perusahaan industri, Beaya Utama dibedakan lagi ke dalam tiga kelompok beaya, yaitu :

Beaya Pabrik (Factory Cost), ialah semua beaya yang terjadi serta terdapat di dalam lingkungan tempat dimana proses produksi berlangsung. Beaya-beaya Pabrik ini dibedakan lagi dalam tiga kelompok, yaitu:
• Beaya Bahan Mentah (Direct Materials), ialah beaya yang terdiri dari semua bahan-bahan yang dikerjakan di dalam proses produksi, untuk diubah menjadi barang lain yang nantinya akan dijual.
• Upah Tenaga Kerja Langsung (Direct Labour), ialah upah yang dibayarkan perusahaan kepada para tenaga kerja yang secara langsung memproses bahan mentah, untuk diubah menjadi barang lain yang nantinya akan dijual.
• Beaya Pabrik Tidak Langsung (Factory Overhead), ialah semua beaya yang terdapat di dalam lingkungan pabrik, tetapi tidak secara langsung berhubungan dengan kegiatan proses produksi, yaitu proses mengubah bahan mentah menjadi bahan lain yang nantinya akan dijual. Termasuk dalam kelompok Beaya Pabrik Tidak Langsung ini antara lain Beaya Bahan Pembantu (Indirect Materials), Upah Tenaga Kerja Tidak Langsung (Indirect Labour), Beaya Pemeliharaan Pabrik (Factory Maintenance) Beaya Reparasi Pabrik (Factory Repair), Depresiasi Gedung Pabrik (Depreciation of Factory Equipment), Beaya Listrik Pabrik (Factory Heat and Light) dan sebagainya.

Beaya Administrasi (Administration Expenses), ialah semua beaya yang terjadi serta terdapat di dalam lingkungan kantor administrasi perusahaan, serta beaya-beaya lain yang sifatnya untuk keperluan perusahaan secara keseluruhan. Termasuk dalam kelompok Beaya Administrasi ini antara lain :
• Gaji Karyawan Kantor (Office Salaries), ialah gaji yang dibayarkan kepada para karyawandi kantor administrasi.
• Gaji Pemeliharaan Kantor (Office Manintenance), ialah beaya untuk pemeliharaan ruangan dan peralatan kantor administrasi.
• Beaya Perbaikan Kantor (Office Repair), ialah beaya untuk perbaikan ruangan dan peralatan kantor administrasi.
• Depresiasi Peralatan Kantor (Depreciation of Office Furniture), ialah beban depresiasi terhadap peralatan-peralatan di kantor administrasi.
• Depresiasi Gedung Kantor (Depreciation of Office Building), ialah beban depresiasi terhadap bangunan (gedung) kantor administrasi.
• Beaya Listrik Kantor (Office Heat and Light), ialah beaya listrik untuk keperluan kantor administrasi.
• Beaya Telepon Kantor (Office Telephone), ialah beaya telepon untuk keperluan kantor administrasi.
• Beaya Asuransi Kantor (Office Insurance), ialah biaya asuransi terhadap bagunan serta peralatan kantor administrasi.
• Beaya Supplies Kantor (Office Supplies), ialah biaya untuk keperluan-keperluan tulis-menulis serta keperluan-keperluan kecil lainnya di kantor administrasi, seperti kertas, karbon, lem, tinta, matera, perangko, dan sebagainya.

Beaya Penjualan (Selling Expenses), ialah semua biaya yang terjadi serta terdapat di dalam lingkungan Bagian Penjualan, serta beaya-beaya lain yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Bagian Penjualan. Termasuk dalam kelompok Beaya Penjualan ini antara lain:
• Gaji Karyawan Penjualan : (Store Salaries), ialah gaji yang dibayarkan kepada para karyawan di Bagian Penjualan.
• Beaya Pemeliharaan Bagian Penjualan (Store Maintanance), ialah beaya untuk pemeliharaan ruangan dan peralatan Bagian Penjualan.
• Beaya Perbaikan Bagian Penjualan (Store Repair), ialah beaya untuk perbaikan ruangan dan peralatan Bagian Penjualan.
• Depresiasi Peralatan Bagian Penjualan (Depreciation of Store Furnitures), ialah beban depresiasi terhadap peralatan-peralatan Bagian Penjualan.
• Depresiasi Gedung Bagian Penjualan (Depreciation of Store Building), ialah beban depresiasi terhadap bangunan (gedung) Bagian Penjualan.
• Beaya Listrik Bagian Penjualan (Store Heat and Light), ialah beaya listrik untuk keperluan Bagian Penjualan.
• Beaya Telpon Bagian Penjualan (Store Telephone), ialah beaya telepon untuk keperluan Bagian Penjualan.
• Beaya Asuransi Bagian Penjualan (Store Insurance), ialah beaya asuransi terhadap bangunan serta peralatan Bagian Penjualan.
• Beaya Supplies Bagian Penjualan (Store Suplieses), ialah beaya untuk keperluan-keperluan kecil lainnya di Bagian Penjualan, seperti kertas, karbon, tinta, tali, dan sebagainya.
• Beaya Advertensi (Advertising), ialah beaya pemasangan iklan diberbagai media massa untuk keperluan meningkatkan penjualan.


(a).Sektor-sektor Beaya Buka Utama (Non-Operating Expenses), ialah beaya yang menjadi beban tanggungan perusahaan, yang tidak berhubungan erat dengan usaha pokok prusahaan.

Dari uraian serta pembahsan di atas telah diketahui bahwa Operating Budget merencanakan tentang kegiatan-kegiatan perusahaan selama periode tertentu yang akan datang, baik kegiatan yang berhubungan dengan sektor penghasilan maupun kegiatan yang berhubungan dengan sektor beaya.
Di dalam akutansi, kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan sektor penghasilan berhubungan dengan sektor beaya ini pada akhir periode dituangkan dalam Laporan Rugi-Laba (Income Statement) perusahaan. Bilamana selama bekerja dalam periode yang bersangkutan, penghasilan lebih besar dari beban beayayang harus ditanggung, berarti perusahaan memperoleh keuntungan, sedangkan bilamana selama bekerja dalam periode yang bersangkutan, penghasilan yang diterima lebih kecil daripada beban beaya yang harus ditanggung, berarti perusahaan menderita kerugian. Oleh karena itu Operating Budget sering pula disebut sebagai Income Statement Budget (Budget Rugi-Laba).

Atas dasar kelengkapan isinya, Income Statement Budget dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

(1) . Master Income Statement Budget (Budget Induk Rugi-Laba), ialah Budget tentang penghasilan dan beaya perusahaan, yang berisi tafsiran-tafsiran secara garis besar (global) dan kurang dijabarkan secara lebih terperinci, seperti misalnya tafsiran-tafsiran semesteran, tahunan dan sebagainya.

(2) . Income Statement Supporting Budget (Budget Penunjang Rugi-Laba), ialah Budget tentang penghasilan dan beaya perusahaan, yang berisi tafsiran-tafsiran yang lebih terperinci, seperti misalnya terperinci dari waktu ke waktu (bulanan), terperinci menurut bagian (departemen) yang ada dan sebagainya. Dengan demikian Income Statement Supporting Budget ini merupakan penjabaran serta perincian lebih lanjut dari Master Income Statement Budget yang hanya memuat tafsiran-tafsiran secara garis besar saja, masih belum memungkinkan Budget tersebut menjalankan fungsinya. Agar supaya Budget dapat berfungsi sebagai pedoman kerja, sebagai alat koordinasi kerja dan sebagai alat pengawas kerja, maka Budget harus disusun secara jelas dan terperinci.


  • Ramalan Hari Ini
  • 0 komentar:

    Posting Komentar

    Share

    Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More