Dalam sebuah
harian di Inggris baru-baru ini (HealthDay News) dikemukakan tentang sebuah
penelitian yang melaporkan bahwa merokok dapat merusak sistim reproduksi
seseorang dan mengurangi peluang untuk memiliki anak yang sehat.
Mereka
menganjurkan bagi pasangan yang berencana memiliki anak sebaiknya menghindari
kebiasaan merokok.
Studi tentang
rokok dan reproduksi yang dilakukan sepanjang 2 dekade itu berkesimpulan bahwa
merokok dapat menyebabkan rusaknya sistim reproduksi seseorang mulai dari masa
pubertas sampai usia dewasa.
“Banyak
sekali efek buruk yang ditimbulkan akibat merokok yang sangat merugikan :
50%-60% merupakan efek yang merusak kesehatan, sisanya dapat menyebabkan
kematian,” demikian menurut Dr. Sinead Jones, direktur The British Medical Assosiation’s
Tobacco Control Resource Centre. “Itu sebabnya masalah reproduksi pria maupun
wanita perlu mendapat sorotan tersendiri’
Pada
penelitian yang dilakukan Dr. Jones ditemukan bahwa wanita yang merokok
memiliki kemungkinan relatif lebih kecil untuk mendapatkan keturunan.
Demikian pula
pada wanita atau pria perokok yang sedang dalam terapi untuk mendapatkan
keturunan, akan memiliki respon yang kurang baik terhadap terapi tersebut.
Menurut Dr.
Jones lagi, pria akan mengalami 2 kali resiko terjadi infertil (tidak subur)
serta mengalami resiko kerusakan DNA pada sel spermanya. Sedangkan hasil
penelitian pada wanita hamil terjadi peningkatan insiden keguguran.
Penelitian
tersebut mengatakan dari 3000 sampai 5000 kejadian keguguran per tahun di
Inggris, berhubungan erat dengan merokok.
120.000 pria
di Inggris yang berusia antara 30 sampai50 tahun mengalami impotensi akibat
merokok. Lebih buruk lagi, rokok berimplikasi terhadap 1200 kasus kanker rahim
per tahunnya.
Berdasarkan
hasil penelitian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa wanita perokok
dihadapkan pada berbagai macam masalah yaitu : beresiko tinggi terkena penyakit
jantung bila menggunakan pil kontrasepsi, menopause dini, dan kanker rahim.
Resiko juga dapat terjadi pada proses kelahiran seperti: komplikasi pada
plasenta, ketuban pecah dini, bayi lahir prematur dan berat lahir rendah, serta
kematian bayi.
Pada
bayi-bayi yang ibunya perokok memiliki resiko tinggi mengalami SIDS (kematian
mendadak), infeksi telinga, gangguan pernapasan, mendapat serangan asma, serta
serangan asma yang lebih berat bila sebelumnya sudah ada riwayat asma.
Penelitian
mencatat bahwa semakin banyak merokok otomatis semakin berat pula efek samping
yang ditimbulkan, dan bila berhenti merokok maka secara dramatis akan langsung
mengurangi efek samping yang terjadi.
“Hasil
penelitian tersebut jelas-jelas menunjukkan bahwa merokok dapat merusak
generasi yang akan datang”, kata Deborah Arnott, direktur dari salah satu
organisasi anti-rokok di Inggris. Katanya lagi, “Berhenti merokok harus menjadi
prioritas utama bagi pasangan yang ingin memiliki anak.”
“Dengan
berhenti merokok, yang terpenting bukan hanya meningkatkan peluang mendapatkan
keturunan, namun juga memberikan awal kehidupan yang lebih baik pada anak yang
akan dilahirkan,” lanjutnya. “Lebih dari 17.000 anak di Inggris dirawat di
rumah sakit setiap tahunnya disebabkan oleh gangguan pernapasan yang terjadi
akibat terpapar dengan asap rokok orangtua mereka. Dengan berhenti merokok,
para orangtua tidak hanya memperbaiki kesehatannya sendiri tetapi juga
mengurangi resiko timbulnya penyakit pada anak seperti asma dan pneumonia.”
Kabar
baiknya, saat ini di Amerika dan Eropa sedang ramai-ramainya digalakkan
kampanye anti-rokok. Bagaimana di Indonesia? Moga-moga pemerintah secepatnya
mengikuti “trend” yang sangat bagus ini.
APA YANG
HARUS ANDA LAKUKAN?
Bila anda
seorang perokok dan berencana ingin memiliki anak, berhentilah merokok sekarang
juga! (Para ahli merekomendasikan setidaknya anda berhenti merokok sebulan
sebelum terjadinya pembuahan). Berkonsultasilah dengan dokter atau tenaga
kesehatan lainnya untuk membantu menghilangkan kebiasaan merokok anda. Banyak
sekali tehnik yang ditawarkan, carilah yang paling cocok untuk dilakukan.
0 komentar:
Posting Komentar