Makalah ini
membahas tentang Perilaku Organisasi dan pengaruhnya terhadap Goal Congruence.
GOAL
CONGRUENCE
SPM memiliki tujuan utama untuk memastikan
(sejauh mungkin) tingkat goal congruence yang tinggi.
Goal congruence merupakan keselarasan
antara tindakan-tindakan individu untuk meraih tujuan-tujuan pribadi guna
membantu pencapaian tujuan organisasi.
Dalam suatu organisasi, perilaku manusia
pasti dipengaruhi oleh sistem formal (yang dibentuk oleh organisasi) maupun
informal (etos kerja, gaya manajemen dan budaya).
Faktor-Faktor
informal yang mempengaruhi goal congruence terdiri dari faktor-faktor eksternal
dan internal.
Faktor eksternal, yaitu norma-norma
mengenai perilaku yang diharapkan terjadi dalam masyarakat (dan organisasi
merupakan bagian dari masyarakat).
Faktor –faktor eksternal yang mempengaruhi
goal congruence adalah etos kerja dan norma spesifik sesuai industri.
Etos kerja merupakan loyalitas seseorang
terhadap organisasi, serta keuletan, semangat dan kebanggan yang dimiliki dalam
menjalankan tugas.
Faktor–faktor internal yang mempengaruhi
goal congruence adalah budaya, gaya manajemen, hubungan informal dalam
organisasi serta persepsi dan komunikasi.
Budaya dalam organisasi meliputi keyakinan
bersama, nilai-nilai hidup yang dianut, norma-norma perilaku serta
asumsi-asumsi yang secara implisit diterima dan secara eksplisit diterapkan
pada seluruh jajaran organisasi.
Budaya sangat dipengaruhi oleh personalitas
dan kebijakan manajer.
Gaya manajemen memiliki dampak yang paling
kuat terhadap pengendalian manajemen, karena sikap bawahan merupakan cerminan
sikap atasannya.
Hubungan informal juga dibutuhkan, meskipun
hubungan formal telah ditetapkan.
Cara-cara untuk mencapai tujuan organisasi juga
harus dikomunikasikan dengan baik dan pesan-pesan yang disampaikan diharapkan
dapat diinterpretasikan dengan makna yang sama.
FAKTOR-FAKTOR
FORMAL YANG MEMPENGARUHI GOAL CONGRUENCE
Faktor-faktor formal yg mempengaruhi goal
congruence terdiri dari SPM dan aturan-aturan.
Aturan-aturan merupakan seperangkat tulisan
yang memuat semua jenis instruksi dan pengendalian (termasuk instruksi tentang
jabatan, pembagian kerja, prosedur standar operasi, panduan-panduan dan
tuntunan-tuntunan etis).
Aturan-aturan dapat berisi hal-hal yang
sederhana sampai yang rumit, pedoman kerja yang ketat sampai fleksibel maupun
tindakan positif (pelarangan tindakan negatif).
Jenis-jenis aturan dapat berupa :
Pengendalian fisik terhadap semua aktiva organisasi.
Panduan manual yang ditinjau secara
berkala.
Pengamanan terhadap sistem informasi.
Sistem pengendalian tugas.
Proses pengendalian formal diawali dengan
perencanaan strategis (sesuai tujuan dan strategi organisasi), penyusunan anggaran,
pelaksanaan rencana (kinerja aktual, sesuai dengan aturan organisasi),
pelaporan hasil kinerja dan evaluasi hasil kinerja.
Strategi juga dipengaruhi oleh struktur
organisasi, sehingga SPM juga demikian.
Organisasi dapat memiliki beberapa struktur,
yaitu:
Struktur fungsional (setiap manajer
bertanggungjawab atas area fungsional dalam organisasi).
Kelebihannya adalah efisiensi, kelemahannya
berkaitan dengan ketidakjelasan efektivitas, perlunya penyelesaian masalah
secara bertahap serta kurang tepat untuk produk dan pasar yang beragam.
Struktur unit bisnis (setiap manajer
bertanggungjawab atas aktivitas masing-masing unit bisnis sebagai bagian
semi-independen dari organisasi).
Kelebihannya adalah gaya manajemen semakin
terlihat dan produk mendekati pasar, kelemahannya adalah dulikasi sejumlah
pekerjaan area fungsional dan perselisihan antar unit bisnis.
Struktur matriks (setiap unit-unit
funsional memiliki tanggung jawab ganda).
KONTROLER
Kontroler adalah orang yang bertanggungjawab
dalam merancang dan mengoperasikan SPM.
Kontroler diserahkan kepada Chief Financial
Officer (Manajer Keuangan).
Kontroler dibedakan menjadi kontroler
korporat dan kontroler unit bisnis.
Fungsi kontroler:
Merancang dan mengoperasikan informasi
serta sistem pengendalian.
Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan
keuangan (termasuk pajak) kepada pemegang saham dan pihak-pihak eksternal
lainnya.
Menyiapkan, menganalisis dan
meninterpretasikan laporan kinerja; menganalisis program dan proposal anggaran,
serta mengkonsolidasikannya dalam anggaran tahunan.
Melakukan supervisi audit internal dan
audit operasional, mencatat prosedur pengendalian yang menjamin validitas
informasi serta menetapkan tingkat keamanan yang memadai terhadap kecurangan.
Mengembangkan personil dalam organisasi
pengendali dan terlibat dalam pelatihan yang berkaitan dengan fungsi
pengendalian
0 komentar:
Posting Komentar