Secara
evolusi, tumbuhan berbiji merupakan organisme yang telah teradaptasi dengan
lingkungan di daratan. Tumbuhan memiliki karakteristik dalam struktur dan
fungsi khusus untuk menunjang kehidupannya di daratan tersebut. Pola struktur
jaringan tumbuhan bervariasi dalam setiap jenis tumbuhan yang tergantung pada
tahap pertumbuhan dan perkembangan dari tumbuhan itu sendiri.
rimpang
(rizoma).
Semua
organisme tersusun oleh sel yang memiliki variasi dalam bentuk, ukuran, dan
fungsi. sel tumbuhan berbeda dengan sel hewan karena memiliki struktur khusus,
di antaranya sel tumbuhan mempunyai dinding sel yang nyata dan bersifat kaku
sehingga tumbuhan tidak dapat bebas berpindah tempat sebagaimana hewan. Di
samping itu, sel tumbuhan memiliki organel khusus untuk fotosintesis, yaitu
kloroplas (plastida). Kloroplas mengandung pigmen klorofil yang dapat
mengabsorpsi energi matahari dan dapat mengubah senyawa anorganik (CO, dan-air)
menjadi senyawa karbohidrat yang dapat digunakan oleh makhluk hidup lain
sebagai makanan. Dengan struktur demikian, maka tumbuhan hijau merupakan
produsen bagi organisme lain dan bersifat fotoautotrof.
Bentuk sel
tumbuhan bermacam-macam. Ada yang berbentuk seperti kubus, prisma, kotak,
elips, poligonal, memanjang seperti serabut dan ada yang seperti pipa. ukuran
rata-rata sel tumbuhan berkisar antara 10 – 100 m. Beberapa sel tumbuhan
memiliki diameter sampai 1 mm atau lebih, sehingga dapat dilihat langsung
dengan mata biasa. pada dasarnya, tumbuhan mempunyai dua bagian utama, yaitu
protoplas dan dinding sel. Protoplas terdiri atas bagian-bagian yang bersifat
hidup dan tidak hidup. Sedangkan, dinding sel bersifat tidak hidup. Ciri khas
yang lain dari sel tumbuhan adalah memiliki vakuola yang besar yang berperan
sebagai tempat cadangan makanan dan memelihara kekakuan dinding sel dari
cengkraman stress lingkungan.
Kelompok sel
tumbuhan tertentu membentuk suatu kelompok sel yang memiliki struktur dan
fungsi yang sama dan disebut jiringan. jaringan pada tumbuhan berasal dari
pembelahan sel embrional yang berdiferensiasi menjadi bermacam-macam bentuk
vang memiliki fungsi khusus.
Berdasarkan
aktivitas pembelahan sel selama fase pertumbuhan dan perkembangan sel/jaringan
tumbuhan, maka jenis jaringan pada tumbuhan dibagi menjadi dua, yaitu jaringan
meristem dan jaringan dewasa (permanen). Berikut akan diuraikan karakateristik
dari kedua macam jaringan tersebut secara rinci.
1. Jaringan
Meristem ( Jaringan Embrional )
Meristem
adalah jaringan yang sel-selnya mampu membelah diri dengan cara mitosis secara
terus menerus (bersifat embrional) untuk menambah jumlah sel-sel tubuh pada
tumbuhan. Meristem terdapat pada bagian-bagian tertentu saja pada tumbuhan.
Berdasarkan
letaknya, meristem dibedakan atas:
a) meristem
apikal (meristem ujung) terdapat pada ujung-ujung pokok batang dan cabang serta
ujung akar,
b) meristem
interkalar/aksilar (meristem antara), terdapat di antara jaringan dewasa,
misalnya pada pangkal ruas batang,
c) meristem
lateral (meristem samping), terletak sejajar dengan permukaan organ, misalnya
kambium dan kambium gabus.
Pada umumnya,
sel-sel penyusun jaringan meristem berdinding tipis, isodiametris, dan relatif
kaya akan protoplasma.
Vakuola sel
meristem sangat kecil dan tersebar di seluruh protoplasma. Jaringan ini terdiri
atas sel-sel yang belum terdiferensiasi. Kemampuan jaringan meristem untuk
bermitosis secara terus-menerus menyebabkan tumbuhan dapat bertambah tinggi dan
besar. Berdasarkan asal terbentuknya, jaringan meristem digolongkan menjadi
dua, yaitu meristem primer dan meristem skunder.
Meristem
primer berasal dari jaringan embrional (embrio/lembaga) yang membelah secara
mitosis dan menghasilkan
pertumbuhan
primer pada tumbuhan sehingga menyebabkan tumbuhan dapat bertambah tinggi.
Meristem primer biasanya
terdapat pada
ujung (pucuk) batang dan ujung akar.
Meristem
sekunder berasal dari jaringan dewasa yang selselnya telah berkembang lebih
lanjut (terdiferensiasi), biasanya
pada tumbuhan
dikotil. Dari jaringan meristem sekunder akan menghasilkan pertumbuhan sekunder
yang menyebabkan batang menjadi bertambah besat misalnya aktivitas kambium pada
batang tumbuhan clikotil akan menghasilkan pembuluh kayu (xilem) ke bagian
dalam dan pembuluh tapis (floem) ke bagian luar. Selain itu, terdapat kambium
gabus (felogen) yang juga merupakan bagian dari pertumbuhan sekunder yang
disebut periderm.
Kambium gabus
terdiri atas tiga bagian yaitu:
1) felem,
yaitu jaringan gabus itu sendiri yang tersusun atas sel – sel mati
2) felogen,
yaitu bagian kambium gabus yang mengarah ke luar membentuk felem
3) feloderm,
yaitu bagian vang dibentuk felogen kearah dalam dan merupakan jaringan yang
sifatnva serupa parenkim dan terdiri atas sel-sel hidup.
2. Jaringan
Permanen ( Jaringan Dewasa )
Jaringan
dewasa merupakan kelompok sel tumbuhan yang berasal dari pembelahan sel – sel
meristem dan telah mengalami pengubahan bentuk yang disesuaikan dengan
fungsinya (Diferensiasi). Jaringan dewasa ada yang sudah tidak bersifat
meristematik lagi (sel penyusunnya sudah tidak membelah lagi) sehingga disebut
jaringan permanen.
Berdasarkan
bentuk dan fungsinya, jaringan dewasa pada tumbuhan dibedakan menjadi empat
macam jaringan yaitu:
a. Jaringan
Epiderm
b. Jaringan
Dasar (Parenkim)
c. Jaringan
Penyokong
d. Jaringan
Pengangkut.
a. Jaringan
Epidermis
Epidermis
rnerupakan jaringan paling luar vang menutupi permukaan organ tumbuhan,
seperti: daun, bagian bunga, buah, biji, batang, dan akar. Fungsi utama
jaringan epidermis adalah sebagai pelindung jaringan yang ada di bagian sebelah
dalam. Bentuk, ukuran, dan susunan, serta fungsi sel epidermis berbeda-beda
pada berbagai jenis organ tumbuhan. Ciri khas sel epidermis adalah sel–selnya
rapat satu sama lain membentuk bangunan padat tanpa ruang antar sel. Dinding
sel epidermis ada yang tipis, ada yang mengalami penebalan di bagian yang
menghadap ke permukaan tubuh, dan ada yang semua sisinya berdinding tebal dan
mengandung lignin.
Seperti kita
temukan pada biji dan daun pinus. Dinding luar sel epidermis biasanva
mengandung kutin, yaitu
senyawa lipid
yang mengendap di antara selulosa penvusun dinding sel sehingga membentuk lapisan
khusus di permukaan sel yang disebut kutikula. Di permukaan luar kutikula
kadangkala kita temukan lapisan lilin vang kedap air untuk mengurangi penguapan
air.
Beberapa
bentuk khusus sel epidermis yang telah berubah struktur dan f ungsinva
diantaranya
adalah:
stomata (mulut daun) yang berperan sebagai tempat pertukaran gas dan uap air,
trikoma yang berupa tonjolan epidermis dan tersusun atas beberapa sel yang
mengalami penebalan sekunder. Trikoma ini
berperan
sebagai kelenjar yang mengeluarkan zat seperti terpen, garam, dan gula; rambut
akar merupakan tonjolan epidermis akar yang memiliki dinding sel tipis dengan
vakuola besar.
]aringan
epidermis tetap ada sepanjang hidup organ tertentu vang tidak mengalami
penebalan sekunder. Pada beberapa tumbuhan vang berumur panjang, epidermis
digantikan oleh jaringan gabus, bila batangnya menua.
b. Jaringan
Parenkim ( Jaringan Dasar)
Parenkim
terdiri atas kelompok sel hidup yang bentuk, ukuran, maupun fungsinya
berbeda-beda. Sel-sel parenkim mampu mempertahankan kemampuannya untuk membelah
meskipun telah dewasa sehingga berperan penting dalam proses regenerasi.
Sel-sel
parenkim yang telah dewasa dapat bersifat meristematik bila lingkungannya
memungkinkan. Jaringan parenkim terutama terdapat pada bagian kulit batang dan
akar, mesofil daun, daging buah, dan endosperma biji.
Sel-sel
parenkim juga tersebar pada jaringan lain, seperti pada parenkim xilem,
parenkim floem, dan jari-jari empulur.
Ciri utama
sel parenkim adalah memiliki dinding sel yang tipis, serta lentur. Beberapa sel
parenkim mengalami penebalan, seperti pada parenkim xilem. Sel parenkim
berbentuk kubus atau memanjang dan mengandung vakuola sentral yang besar. Ciri
khas parenkim yang lain adalah sel-selnya banyak memiliki ruang antarsel karena
bentuk selnya membulat.
Parenkim yang
mempunyai ruang antarsel adalah daun. Ruang antarsel ini berfungsi sebagai
sarana pertukaran gas antar klorenkim dengan udara luar. Sel parenkim memiliki
banyak fungsi, yaitu untuk berlangsungnya proses fotosintesis, penyimpanan makanan
dan fungsi metabolisme lain. Isi sel parenkim bervariasi sesuai dengan
fungsinya, misalnya sel yang berfungsi untuk fotosintesis banyak mengandung
kloroplas. Jaringan yang terbentuk dari sel-sel parenkim semacam ini disebut
klorenkim. Cadangan makanan yang terdapat pada sel parenkim berupa larutan
dalam vakuola, cairan dalam plasma atau berupa kristal (amilum). Sel parenkim
merupakan struktur sel yang jumlahnya paling banyak menyusun jaringan tumbuhan.
Ciri penting
dari sel parenkim adalah dapat membelah dan terspesialisasi menjadi berbagai
jaringan yang memiliki fungsi khusus. Sel parenkim biasanya menyusun jaringan
dasar pada tumbuhan, oleh karena itu disebut jaringan dasar.
Berdasarkan
fungsinya, parenkim dibagi menjadi bebrapa jenis jaringan, yaitu:
1) Parenkim
Asimilasi
Biasanya
terletak di bagian tepi suatu organ, misalnya pada daun, batang yang berwarna
hijau, dan buah. Di dalam selnya terdapat kloroplas, yang berperan penting
sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis,
2) Parenkim
Penimbun
Biasanya
terletak di bagian dalam tubuh, misalnya: pada empulur batang, umbi akaL umbi
lapis, akar rimpang (rizoma), atau biji. Di dalam sel-selnya terdapat cadangan
makanan yang berupa gula, tepung, lemak atau protein,
3) Parenkim
Air
Terdapat pada
tumbuhan yang hidup di daerah panas (xerofit) untuk menghadapi masa kering,
misalnya pada tumbuhan kaktus dan lidah buaya,
4) Parenkim
Udara
Ruang antar
selnva besar, sel- sel penyusunnya bulat sebagai alat pengapung di air,
misalnya parenkim pada tangkai daun tumbuhan enceng gondok
C. Jaringan
Penyokong
Jaringan
penyokong atau jaringan penguat pada tumbuhan terdiri
atas sel-sel
kolenkim dan sklerenkim. Kedua bentuk jaringan ini merupakan jaringan
sederhana, karena sel-sel penyusunnya hanya terdiri atas satu tipe sel
1) Kolenkim
Kolenkim
tersusun atas sel-sel hidup yang bentuknya memanjang dengan penebalan dinding
sel yang tidak merata dan bersifat plastis, artinya mampu membentang, tetapi
tidak dapat kembali seperti semula bila organnya tumbuh. Kolenkim terdapat pada
batang, daun, bagian-bagian bunga, buah, dan akar. Sel kolenkim dapat
mengandung kloroplas yang menyerupai sel-sel parenkim. Sel – sel kolenkim
dindingnya mengalami penebalan dari kolenkim bervariasi, ada yang pendek
membulat dan ada yang memanjang seperti serabut dengan ujung tumpul.
Berdasarkan
bagian sel yang mengalami penebalan, sel kolenkim dibedakan atas:
1. kolenkim
angular (kolenkim sudut), merupakan jaringan kolenkim dengan penebalan dinding
sel pada bagian sudut sel;
2. kolenkim
lamelal, merupakan jaringan kolenkim yang penebalan dinding selnya membujur;
3. kolenkim
anular, merupakan kolenkim yang penebalan dinding selnya merata pada bagian
dinding sel sehinggi berbentuk pipa.
2) Sklerenkim
Sklerenkim
merupakan jaringan penyokong tumbuhan, yang sel – selnya mengalami penebalan
sekunder dengan lignin dan menunjukkan sifat elastis. Sklerenkim tersusun atas
dua kelompok sel, yaitu sklereid dan serabut. Sklereid disebut juga sel batu
yang terdiri atas sel – sel pendek, sedangkan serabut sel – selnya.
panjangsklereid berasal dari sel-sel parenkim, sedangkan serabut berasal dari
sel – sel meristem. Sklereid terdapat di berbagai bagian tubuh. Sel – selnya
membentuk jaringan yang keras, misalnya pada tempurung kelapa, kulit biji dan mesofil
daun. Serabut berbentuk pita dengan anyaman menurut pola yang khas. Serabut
sklerenkim banyak menyusun jaringan pengangkut.
d. Jaringan
Pengangkut
Jaringan
pengangkut pada tumbuhan terdiri atas sel-sel xilem dan floem, yang membentuk
berkas pengangkut (berkas vaskuler). Xilem berperan mengangkut air dan mineral
dari dalam tanah ke daun, sedangkan floem berfungsi mengedarkan hasil
fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.
1) Xilem
Xilem
merupakan jaringan kompleks karena tersusun dari beberapa tipe sel yang
berbeda. Penyusun utamanya adalah trakeid dan trakea sebagai saluran pengangkut
air dengan penebalan dinding sel yang cukup tebal sekaligus berfungsi sebagai
penyokong. Xilem juga tersusun atas serabut, sklerenkim, serta sel-sel parenkim
yang hidup dan berperan dalam berbagai kegiatan metabolisme sel. Xilem disebut
juga sebagai pembuluh kayu yang membentuk kayu pada batang.
Trakeid dan
trakea merupakan dua kelompok sel yang membangun pembuluh xilem. Kedua tipe sel
berbentuk bulat panjang, berdinding sekunder dari lignin dan tidak mengandung
kloroplas sehingga berupa sel mati. Perbedaan pokok antara keduanya, adalah
pada trakeid tidak terdapat perforasi (lubang-lubang), hanya ada celah
(noktah), berupa plasmodesmata yang menghubungkan satu sel dengan sel lainnya.
Sedangkan
pada trakea terdapat perforasi pada bagian ujung-ujung selnya. Transpor air dan
mineral pada trakea berlangsung melalui perforasi ini, sedangkan pada trakeid
berlangsung lewat noktah (celah) antar sel selnya. Sel-sel pembentuk trakea
tersusun sedemikian rupa sehingga merupakan deretan sel memanjang (ujung
bertemu ujung) membentuk pipa panjang (kapiler). Bentuk penebalan pada dinding
trakea dapat berupa cincin spiral, atau jala.
2) Floem
Pada
prinsipnya, floem merupakan jaringan parenkim.Tersusun atas beberapa tipe sel
yang berbeda, yaitu buluh tapis, sel pengiring, parenkim, serabut, dan
sklerenkim.
Floem juga
dikenal sebagai pembuluh tapis, yang membentuk kulit kayu pada batang. Unsur
penyusun pembuluh floem terdiri atas dua bentuk, yaitu: sel tapis (sieve plate)
berupa sel tunggal dan bentuknya memanjang dan buluh tapis (sieve tubes) yang
serupa pipa. Dengan bentuk seperti ini pembuluh tapis dapat menyalurkan gula,
asam amino serta hasil fotosintesis lainnya dari daun ke seluruh bagian
tumbuhan.
0 komentar:
Posting Komentar