Mencontek
(bukan: menyontek) memang perilaku yang tidak terpuji. Untuk menghindarinya
mudah kok, yakni dengan jalan menanamkan keyakinan dalam diri siswa itu
sendiri, antara lain:
1.Meyakini
bahwa mencontek itu adalah perbuatan dosa, melecehkan guru, pelajaran, serta
eksistensi dirinya sendiri. Pelajar yang senang mencontek bukanlah pelajar,
karena mencontek bukan moral pelajar.
2.Kebiasaan
mencontek justru akan memadamkan semangat belajar. Para pencontek biasa
berpikir untuk menyiapkan bahan-bahan untuk membuat contekan, nilai yang
diperoleh pun kadang lebih bagus dari siswa yang jujur. Nilai boleh saja bagus,
namun sebenarnya ia tidak tahu apa-apa dan tidak ada apa-apanya. Ilmu
pengetahuannya tidak pernah bertambah karena rajin mencontek. Lalu apa bedanya
dengan mereka yang tidak pernah sekolah?
3.Secanggih-canggihnya
ilmu mencontek yang dimiliki oleh seorang siswa, risiko tertangkap tetaplah
ada. Apakah ia tidak merasa malu karena tertangkap basah?
4.Ujian
Nasional merupakan pertaruhan paling berat bagi mereka yang telah mendarah
daging dengan aktivitas mencontek. Tidak mencontek pusing tujuh keliling
jadinya.
5.Kebiasaan
mencontek berakibat sangat buruk. Dalam kehidupan sehari-hari, pencontek akan
gampang berdusta, tidak sportif, tidak setia, dan mudah berkhianat.
6.Kebiasaan
mencontek mengakibatkan pelaku menjadi acuh tak acuh terhadap kemajuan IPTEKAS
(ilmu pengetahuan, teknologi, agama, dan seni) yang diajarkan di sekolah,
kehilangan kebiasaan untuk berpikir dan memikirkan.
7.Jika di
saat menjadi pelajar seorang siswa mengidap penyakit mencontek, besar
kemungkinan setelah menjadi pejabat atau konglomerat akan bertindak manipulasi
dan korup. Kebiasaan melanggar norma dan etika serta melakukan hal-hal tercela
di masa muda, pada gilirannya mereka tidak akan merasa risih berbuat skandal
dan memperkaya diri sendiri dengan jalan ilegal ketika memiliki kedudukan
(jabatan).






0 komentar:
Posting Komentar