SOSOK AYAH
YANG TERLUPAKAN
Oleh Rayhan
Fauzan Sidqi
Coba sejenak
kau lihat raut kelentihan dari wajah ayahmu, helai rambut yang memutih di
kepalanya dan kau akan melihat betapa ayah, bapak atau papamu selalu
menyayangimu dan menjagamu. Dan dibalik ketidaknyamananmu ada sebuah cinta yang
selalu menjadi pelindungmu. Coba kau katakan sekali saja, ” Aku sayang sama
ayah, bapak, papa. ” , kau akan melihat guratan senyum kebahagiaan dari raut
bibirnya yang mungkin tidak pernah kau lihat sebelumnya. “
Biasanya,
bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja
diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang
sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya…..
Akan sering
merasa kangen sekali dengan Mamanya. Lalu bagaimana dengan Papa ?
Mungkin
karena Mama lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari, tapi
tahukah kamu, jika ternyata Papa-lah yang mengingatkan Mama untuk menelponmu ?
Mungkin dulu
sewaktu kamu kecil, Mama-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau
berdongeng, tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Papa bekerja dan dengan wajah
lelah Papa selalu menanyakan pada Mama tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan
seharian ?
Pada saat
dirimu masih seorang anak perempuan kecil.
Papa
biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda.
Dan setelah
Papa mengganggapmu bisa, Papa akan melepaskan roda bantu di sepedamu…
Kemudian
Mama bilang : “ Jangan dulu Papa, jangan dilepas dulu roda bantunya ” , Mama
takut putri manisnya terjatuh lalu terluka.
Tapi
sadarkah kamu?
Bahwa Papa
dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan
seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.
Pada saat
kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Mama menatapmu
iba.
Tetapi Papa
akan mengatakan dengan tegas : “Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang”
Tahukah
kamu, Papa melakukan itu karena Papa tidak ingin kamu menjadi anak yang manja
dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi ?
Saat kamu
sakit pilek, Papa yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan
berkata : “Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!”.
Berbeda
dengan Mama yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut.
Ketahuilah,
saat itu Papa benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.
Ketika kamu
sudah beranjak remaja.
Kamu mulai
menuntut pada Papa untuk dapat izin keluar malam, dan Papa bersikap tegas dan
mengatakan: “ Tidak boleh !”. Tahukah kamu, bahwa Papa melakukan itu untuk
menjagamu ? Karena bagi Papa, kamu adalah sesuatu yang sangat – sangat luar
biasa berharga.
Setelah itu
kamu marah pada Papa, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu.
Dan yang
datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Mama.
Tahukah
kamu, bahwa saat itu Papa memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam
batinnya,
Bahwa Papa
sangat ingin mengikuti keinginanmu, tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu?
Ketika saat
seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk
menemuimu, Papa akan memasang wajah paling cool sedunia. Papa sesekali
menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu.
Sadarkah kamu, kalau hati Papa merasa cemburu?
Saat kamu
mulai lebih dipercaya, dan Papa melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar
rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya. Maka yang
dilakukan Papa adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati
yang sangat khawatir. Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut – larut.
Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Papa akan mengeras dan Papa
memarahimu.
Sadarkah
kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti Papa akan segera datang ?
“Bahwa putri
kecilnya akan segera pergi meninggalkan Papa.”
Setelah
lulus SMA, Papa akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokter atau
Insinyur.
Ketahuilah,
bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Papa itu semata – mata hanya karena
memikirkan masa depanmu nanti. Tapi toh Papa tetap tersenyum dan mendukungmu
saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Papa
Ketika kamu
menjadi gadis dewasa.
Dan kamu harus
pergi kuliah dikota lain.
Papa harus
melepasmu di bandara.
Tahukah kamu
bahwa badan Papa terasa kaku untuk memelukmu ?
Papa hanya
tersenyum sambil memberi nasehat ini – itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati.
Padahal Papa
ingin sekali menangis seperti Mama dan memelukmu erat-erat.
Yang Papa
lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu
berkata “Jaga dirimu baik-baik ya sayang”.
Papa
melakukan itu semua agar kamu KUAT…. kuat untuk pergi dan menjadi dewasa…
Disaat kamu
butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang
mengerutkan kening adalah Papa.
Papa pasti
berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan
teman-temannya yang lain.
Ketika
permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Papa tahu ia tidak
bisa memberikan yang kamu inginkan.
Kata-kata
yang keluar dari mulut Papa adalah : “ Tidak…. Tidak bisa ! ”
Padahal
dalam batin Papa, Ia sangat ingin mengatakan “ Iya sayang, nanti Papa belikan
untukmu ”.
Tahukah kamu
bahwa pada saat itu Papa merasa gagal membuat anaknya tersenyum?
Saatnya kamu
diwisuda sebagai seorang sarjana.
Papa adalah
orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.
Papa akan
tersenyum dengan bangga dan puas melihat “ Putri kecilnya yang tidak manja
berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang ”
Sampai saat
seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada Papa untuk
mengambilmu darinya.
Papa akan
sangat berhati-hati memberikan izin..
Karena Papa
tahu.
Bahwa lelaki
itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.
Dan
akhirnya….
Saat Papa
melihatmu duduk di panggung pelaminan bersama seseorang lelaki yang di
anggapnya pantas menggantikannya, Papa pun tersenyum bahagia.
Apakah kamu
mengetahui, di hari yang bahagia itu Papa pergi kebelakang panggung sebentar,
dan menangis ?
Papa
menangis karena papa sangat berbahagia, kemudian Papa berdoa.
Dalam lirih
doanya kepada Tuhan, Papa berkata : “ Ya Tuhan tugasku telah selesai dengan
baik…. Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik….
Bahagiakanlah ia bersama suaminya…”
Setelah itu
Papa hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang
untuk menjenguk. Dengan rambut yang telah dan semakin memutih.
Dan badan
serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya.
Papa telah
menyelesaikan tugasnya.
Papa, Ayah,
Bapak kita… adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat. Bahkan ketika dia
tidak kuat untuk tidak menangis…
Dia harus
terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu. . Dan dia adalah yang orang
pertama yang selalu yakin bahwa “ KAMU BISA ” dalam segala hal..
Saya
mendapatkan notes ini dari seorang teman, dan mungkin ada baiknya jika aku
kembali membagikannya kepada teman-teman ku yang lain.
Tulisan ini
aku dedikasikan kepada teman-teman wanita ku , yang kini sudah berubah atau
akan berubah menjadi wanita dewasa serta ANGGUN, dan juga untuk teman-teman
pria ku yang sudah ataupun akan menjadi ayah yang HEBAT !
Yup, banyak
hal yang mungkin tidak bisa dikatakan Ayah, Bapak, Papa kita… Tapi setidaknya
kini kita mengerti apa yang tersembunyi dibalik hatinya.
0 komentar:
Posting Komentar