John Langdon
adalah seorang dokter dari Inggris yang pertama kali menggambarkan kumpulan
gejala dari sindrom Down pada tahun 1866. Tetapi sebelumnya Esquirol pada tahun
1838 dan Seguin pada tahun 1846 telah melaporkan seorang anak yang mempunyai
tanda-tanda mirip dengan sindrom Down. Sumbangan Down yang terbesar adalah
kemampuannya untuk mengenali karakteristik fisik yang spesifik dan diskripsinya
yang jelas tentang keadaan ini, yang secara keseluruhan berbeda dengan anak
yang normal. Karena matanya yang khas seperti bangsa Mongol maka dulu disebut
juga sebagai “Mongoloid”, tetapi sekarang istilah ini sudah tidak digunakan
lagi karena dapat menyinggung perasaan suatu bangsa.
Anak dengan
sindrom Down adalah individu yang dapat dikenali dari fenotipnya dan mempunyai
kecerdasan yang terbatas, yang terjadi akibat adanya jumlah kromosom 21 yang
berlebih. Diperkirakan bahwa materi genetik yang berlebih tersebut terletak
pada bagian lengan bawah dari kromosom 21 dan interaksinya dengan fungsi gen
lainnya menghasilkan suatu perubahan homeostasis yang memungkinkan terjadinya
penyimpangan perkembangan fisik dan susunan saraf pusat.
EPIDEMIOLOGI
Sindrom Down
merupakan kelainan kromosom autosomal yang paling banyak terjadi pada manusia.
Diperkirakan angka kejadiannya terakhir adalah 1,0-1,2 per 1000 kelahiran •
hidup, dimana 20 tahun sebelumnya dilaporkan 1,6 per 1000. Penurunan ini
diperkirakan berkaitan dengan menurunnya kelahiran dari wanita yang berumur.
Diperkirakan 20% anak dengan sindrom Down dilahirkan oleh ibu yang berumur
diatas 35 tahun.
Sindrom Down
dapat terjadi pada semua ras. Dikatakan bahwa angka kejadiannya pada bangsa
kulit putih lebih tinggi daripada kulit hitam, tetapi perbedaan ini tidak
bermakna. Sedangkan angka kejadian pada berbagai golongan sosial ekonomi adalah
sama.
ETIOLOGI
Selama satu
abad sebelumnya banyak hipotesis tentang penyebab sindrom Down yang dilaporkan.
Tetapi semenjak ditemukan adanya kelainan kromosom pada sindrom Down pada tahun
1959, maka sekarang perhatian lebih dipusatkan pada kejadian
“non-disjunctional” sebagai penyebabnya, yaitu:
1. Genetik.
Diperkirakan
terdapat predisposisi genetik terhadap “non-disjunctional”. Bukti yang
mendukung teori ini adalah berdasarkan atas hasil penelitian epidemiologi yang
menyatakan adanya peningkatan risiko berulang bila dalam keluarga terdapat anak
dengan sindrom Down.
2. Radiasi.
Radiasi
dikatakan merupakan salah satu penyebab terjadinya “non-disjunetional” pada
sindrom Down ini. Uchida 1981 (dikutip Pueschel dkk.) menyatakan bahwa sekitar
30% ibu yang melahirkan anak dengan sindrom Down, pernah mengalami radiasi
didaerah perut sebelum terjadinya konsepsi. Sedangkan peneliti lain tidak
mendapatkan adanya hubungan antara radiasi dengan penyimpangan kromosom.
3. Infeksi
Infeksi juga
dikatakan sebagai salah satu penyebab terjadinya sindrom Down. Sampai saat ini
belum ada peneliti yang mampu memastikan bahwa virus dapat mengakibatkan
terjadinya “non- disjunction”.
4. Autoimun.
Faktor lain
yang juga diperkiraan sebagai etiologi sindrom Down adalah autoimun. Terutama
autoimun tiroid atau penyakit yang dikaitkan dengan tiroid. Penelitain Fialkow
1966 (dikutip dari Puesehel dkk.) seeara konsisten mendapatkan adanya perbedaan
autoantibodi tiroid pada ihu yang melahirkan anak dengan sindrom Down dengan
ibu kontrol yang umurnya sama.
5. Umur ibu.
Apabila umur
ibu diatas 35 tahun, diperkirakan terdapat perubahan hormonal yang dapat
menyebabkan “non-disjunetion” pada kromosom. Peruhahan endokrin. seperti
meningkatnya sekresi androgen, menurunnya kadar hidroepiandrosteron, menurunnya
konsentrasi estradiol sistemik, perubahan konsentrasi reseptor hormon, dan
peningkatan seeara tajam kadar LH (Luteinizing hormon) dan FSH (Follieular
Stimulating hormon) seeara tiba-tiba sebelum dan selama menopause, dapat
meningkatkan kemungkinan terjadinya “non-disjunction”.
6. Umur
ayah.
Selain
pengaruh umur ibu terhadap sindrom Down, juga dilaporkan adanya pengaruh dari
umur ayah. Penelitian sitogenetik pada orang tua dari anak dengan sindrom Down mendapatkan
bahwa 20-30% kasus ekstra kromosom 21 bersumber dari ayahnya. Tetapi
korelasinya tidak setinggi dengan umur ibu.
0 komentar:
Posting Komentar