Pengertian Media
Media merupakan saluran penyampaian pesan dalam
komunikasi antarmanusia. Menurut McLuhan, media massa adalah perpanjangan alat
indra kita. Melalui media massa kita memperoleh informasi tentang benda, orang,
atau tempat yang tidak kita alami secara langsung. Media massa bekerja untuk
menyampaikan informasi. Untuk khalayak informasi itu dapat membentuk,
mempertahankan atau mendefinisikan citra.
Fungsi media massa secara umum adalah sebagai berikut:
1) Media massa memiliki fungsi pengantar (pembawa) bagi
segenap macam pengetahuan. Jadi, media massa memainkan peran institusi lainnya.
2) Media massa menyelenggarakan kegiatan dalam lingkungan
publik. Pada dasarnya media massa dapat dijangkau oleh segenap anggota
masyarakat secara sukarela, umum, dan murah.
3) Pada dasarnya hubungan antara pengirim pesan dengan
penerima pesan seimbang dan sama.
4) Media massa menjangkau lebih banyak orang dari pada
insitusi lainnya dan sejak dahulu “mengambil alih” peranan sekolah orang tua,
agama, dan lain-lain.
Media dapat diartikan sebagai alat atau sarana yang
dipergunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak.
Berdasarkan sifatnya, media terdiri dari dua, yaitu media cetak dan media
elektronik. Media cetak dapat diartikan segala barang cetak seperti surat
kabar, majalah, brosur, pamflet, buletin dan lain-lain. Contoh, media
elektronik adalah televisi, radio, website, dan lain-lain.
PR membutuhkan media sebagai alat pendukung untuk
terciptanya komunikasi atau penyampaian pesan yang efektif, mulai dari level
top manajemen kepada bawahannya serta sebaliknya. Pengertian Media PR dalam
ilmu komunikasi adalah sarana penghubung yang dipergunakan oleh seorang PR
(mewakili organisasi) dengan publiknya, yaitu internal maupun eksternal untuk
membantu pencapaian tujuan.
Media PR terdiri dari dua bentuk, yaitu media internal
dan media eksternal. Media Internal dalam suatu organisasi atau perusahaan
dapat berbentuk majalah, tabloid, buletin, newsletter, website perusahaan,
intranet perusahaan, company profile, financial report, dan masih banyak lagi
jenis lainnya. Media eksternal yang dibuat oleh PR adalah media massa, balk
yang berbentuk media cetak maupun elektronik.
Media pemberitaan menjadi perhatian utama bagi praktisi
PR untuk mengetahui persepsi publik terhadap perusahaan, terutama saat
perusahaan berada dalam situasi krisis. Hubungan baik dengan pekerja media
(wartawan) serta memahami kebutuhan mereka terhadap berita sangat penting dalam
melaksanakan publisitas yang baik.
Saat krisis terjadi, PR harus berterus terang menjawab
pertanyaan media. Pertanyaan yang sering ditanyakan media di saat krisis,
antara lain:
1). penyebab krisis,
2). siapa yang bertanggung jawab atas krisis yang
terjadi, dan
3). besarnya ganti rugi yang diberikan kepada publik yang
menjadi korban.
Sebaiknya PR tidak menjawab pertanyaan media dengan
kalimat “no comment”, karena jawaban tersebut dapat ditafsirkan bahwa
perusahaan tidak ingin bekerja sama dalam penyelesaian krisis dan secara nyata
tampak perusahaan menyembunyikan sesuatu. Berbagai macam cara dapat di lakukan
oleh seorang
PR untuk menghindari pertanyaan media atau belum dapat
memberikan informasi mengenai krisis yang terjadi.
Berikut beberapa jawaban yang dapat disampaikan saat
menghadapi serbuan media:
1). “Kami barn mempelajari krisis yang terjadi dan saat
ini kami sedang berusaha untuk mendapatkan informasi mengenai krisis secara
lengkap”.
2). “Kami tidak akan berspekulasi mengenai penyebab
insiden tersebut”.
3). “Kami tidak memiliki otoritas untuk menjelaskan krisis
yang terjadi. Nanti akan kami sampaikan kepada pimpinan yang berwenang dan
segera menghubungi Anda kembali”.
4). “Saat ini kami sedang mempersiapkan pernyataan untuk
media. Kami akan kirimkan pada Anda melalui fax atau e-mail dalam dua jam
mendatang”.
Ketika krisis terjadi, media akan berusaha menghubungi PR
perusahaan untuk memastikan apa yang terjadi. Setelah itu, media
akan datang dengan banyak pertanyaan. Untuk itu, kesiapan
PR menghadapi media sangat penting.
Sebelum bertemu dengan media, beberapa persiapan berikut
penting dilakukan oleh PR.
1) Mengumpulkan Fakta
Prioritas PR adalah menyusun semua fakta karena
benar-benar diperlukan. Bagaimanapun juga, pada awalnya PR perlu memberikan
beberapa informasi dan berkata jujur bahwa kita masih mengumpulkan
informasi-informasi lainnya.
2) Jangan panik
Salah satu cara terbaik untuk menghindari kepanikan
adalah mengatur arus informasi. Kita dapat menetapkan dan memelihara
kredibilitas kita sebagai sumber informasi hanya pada saat kita berkomunikasi
secara terbuka dan terus terang.
3) Tidak memiliki juru bicara yang dapat menjawab
pertanyaan media
Perencanaan krisis komunikasi akan mengidentifikasi
kriteria orang yang cocok untuk menjadi juru bicara perusahaan. Dalam banyak
krisis, pimpinan perusahaan adalah juru bicara pada setiap masalah yang
terjadi.
4) Menyangkut isu hukum
Isu hukum seri ng d i I ibatkan dalam krisis. Manajemen
hams memiliki keinginan untuk menyeimbangkan isu PR dan isu hukum. Kelangsungan
hidup organisasi tidak hanya bergantung pada masalah hukum di pengadilan tapi
pada pengadilan yang lebih “efektif”, yaitu pengadilan opini publik.
5) Menjaga citra organisasi
Keterbukaan dan kecepatan komunikasi adalah hal yang
penting untuk menjaga citra perusahaan dengan media dan khalayak ramai.
6) Belum tahu bagaimana merespon krisis
Faktanya mungkin perlu banyak waktu untuk menyusun solusi
krisis. Bagian dari tantangan dan peluang dalam masa krisis adalah
memperlihatkan bahwa perusahaan menggunakan proses yang layak dan menunjukkan
kepedulian untuk memecahkan krisis. Perusahaan dapat memperlihatkan proses
terbaik ini ketika membuka kesempatan untuk berkomunikasi secara terbuka.
7) Ada informasi yang tidak bisa diumumkan
Ada informasi yang tidak bisa kita umumkan, terutama jika
ada konsekuensi untuk anggota organisasi tertentu. Kita perlu menimbang
keputusan secara hati-hati agar hal-hal yang disampaikan tidak berakibat buruk
bagi perusahaan dan publiknya.
Pustaka
Crisis: Public Relation






0 komentar:
Posting Komentar