Penyakit
inflamasi autoimun: Lupus eritomatosus
MANIFESTASI
KLINIS
1. Awitan
tersembunyi atau akut. Mungkin takterdiagnosa selama bertahun-tahun.
2.
Perjalanan klinis adalah salah satu dari eksaserbasi atau remisi. Gambaran
klinis termasuk nefritis, penyakit kardiopulmonal, ruam kulit, dan banyak bukti
tak langsung terjadinya inflamasi sistemik (demam, keletihan, dan penurunan
berat badan).
3. Sistem
muskuloskeletal: artralgia dan artritis (sinovitis) merupakan gambaran yang
umum. Pembengkakan sendi, nyeri tekan, dan nyeri saat pergerakan adalah umum,
disertai dengan kekakuan sendi pada pagi hari.
4. Beberapa
tipe manifestasi kulit yang berbeda, y.i., lupus eritematosus kutan subakut
(SCLE), dan lupus eritematosus diskoid (DLE).
5. Ruam
kupu-kupu pada batang hidung dan pipi, terjadi pada kurang dari 50% pasien, mungkin
menjadi prekursor pada keterlibatan sistemik.
6. Lesi
memburuk selama eksaserbasi (“flares”) dan mungkin dicetuskan oleh cahaya sinar
matahari atau ultraviolet buatan.
7. Ulkus
oral dapat menyerang mukosa bukal atau langit-langit keras.
8.
Perikarditis adalah manifestasi klinis jantung yang paling umum.
9. Pleuritis
atau pleural efusi.
10. Lesi
papular, eritematosus, dan purpurik pada ujung jari, siku, jari kaki, dan
permukaan ekstensor lengan bawah atau sisi lateral tangan dan dapat berkembang
menjadi nekrosis.
11.
Limfadenopati terjadi pada 50% dari semua pasien SLE.
12.
Keterlibatan ginjal (glomeluri) terjadi pada sekitar 50%.
13. Gambaran
neuropsikiatris bervariasi dan sering, umumnya ditunjukkan dengan perubahan
halus pola perilaku. Depresi dan psikosis adalah umum terlihat.
EVALUASI
DIAGNOSTIK
Diagnosis
dibuat berdasarkan pada riwayat komplet dan analisis pemeriksaan darah; tidak
ada saw pemeriksaan laboratorium yang menguatkan SLE.
PENATALAKSANAAN
Pengobatan
termasuk penatalaksanaan penyakit akut dan kronis.
1. Mencegah
penurunan progresif fungsi organ, mengurangi kemungkinan penyakit akut,
meminimalkan penyakit yang berhubungan dengan kecacatan, dan mencegah
komplikasi dari terapi yang diberikan.
2. Gunakan
obat-obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) dengan kortikosteroid untuk
meminimalkan kebutuhan kortikosteroid.
3. Gunakan
kortikosteroid topikal untuk manifestasi kutan akut.
4. Gunakan
pemberian bolus IV sebagai alternatif untuk penggunaan dosis oral tinggi
tradisional.
5. Atasi
manifestasi kutan, muskuloskeletal, dan sistemik ringan dcngan obat-obat
antimalaria.
6. Preparat
imunosupresif (percobaan) diberikan untuk bentuk SLE yang serius.
Pengkajian
Keperawatan
1. Lakukan
pengkajian fisik menyeluruh, sistematik, inspeksi kulit terhadap ruam
eritematosus.
2. Amati
plak eritematosus kutan dengan penempelan plaque pada kulit kepala, wajah, atau
leher.
3.
Perhatikan area yang mengalami hiperpigmentasi atau depigmentasi bergantung
pada face dan tipe penyakit.
4. Tanyakan
pasien tentang perubahan kulit, terutama sensitivitas terhadap sinar matahari
atau cahaya ultraviolet buatan.
5. Inspeksi
kulit kepala terhadap alopecia.
6. Periksa
mulut dan tenggorok terhadap ulserasi.
7. Periksa
terhadap adanya gesekan friksi perikardial dan bunyi paru abnormal (efusi
pleural).
8. Kaji
terhadap keterlibatan vaskular, y.i., eritematosus papular, dan lesi purpurik.
9. Amati
terhadap tanda-tanda keterlibatan muskuloskeletal, y.i., pembengkakan sendi,
kehangatan, nyeri saat melakukan gerakan, dan kekakuan sendi. keterlibatan sendi sering simetris.
kehangatan, nyeri saat melakukan gerakan, dan kekakuan sendi. keterlibatan sendi sering simetris.
10. Amati
terhadap edema dan hematuria, yang mcnandakan keterlibatan ginjal.
11. Permudah
interaksi dengan pasien dan keluarga untuk memberikan bukti lebih jauh tentang
keterlibatan sistemik.
12. Arahkan
pengkajian neurologis pada pengidentifikasian dan menguraian keterlibatan
sistem saraf pusat.
13. Tanyakan
anggota keluarga mengenai perubahan perilaku, neurosis, atau psikosis.
14.
Perhatikan tanda-tanda depresi, laporkan adanya kejang korea, atau manifestasi
SSP lainnya.
15. Kaji
pengetahuan tentang proses penyakit dan penatalaksanaan mandiri.
16. Kaji
persepsi pasien tentang dan koping terhadap keletihan, citra tubuh, dan
masalah-masalah lain yang disebabkan oleh penyakit.
Asuhan
keperawatan pada pasien dengan SLE umumnya sama dengan rencana asuhan dasar
untuk pasien dengan penyakit reumatik.
0 komentar:
Posting Komentar