Konservasi
in situ
Konservasi
in situ berarti konservasi dari spesies target ‘di tapak (on site)’, dalam
ekosistem alami atau aslinya, atau pada tapak yang sebelumnya ditempat oleh
ekosistem tersebut. Khusus untuk tumbuhan meskipun berlaku untuk populasi yang
dibiakkan secara alami, konservasi in situ mungkin termasuk regenerasi buatan
bilamana penanaman dilakukan tanpa seleksi yang disengaja dan pada area yang
sama bila benih atau materi reproduktif lainnya dikumpulkan secara acak.
Secara umum,
metode konservasi in situ memiliki 3 ciri:
Fase pertumbuhan dari spesies target dijaga
di dalam ekosistem di mana mereka terdapat secara alami;
Tataguna lahan dari tapak terbatas pada
kegiatan yang tidak memberikan dampak merugikan pada tujuan konservasi habitat;
Regenerasi target spesies terjadi tanpa
manipulasi manusia atau intervensi terbatas pada langkah jangka pendek untuk
menghindarkan faktor-faktor yang merugikan sebagai akibat dari tataguna lahan
dari lahan yang berdekatan atau dari fragmentasi hutan.
Persyaratan
kunci untuk konservasi in situ dari spesies jarang (rare species) adalah
penaksiran dan perancangan ukuran populasi minimum viable (viable population
areas) dari target spesies. Untuk menjamin konservasi diversitas genetik yang
besar di dalam spesies, beberapa area konservasi mungkin diperlukan, jumlah
yang tepat dan ukurannya akan tergantung kepada distribusi diversitas genetik
dari spesies yang dikonservasi. Penjagaan dan berfungsinya ekosistem pada
konservasi in situ tergantung kepada pemahaman beberapa interaksi ekologi,
terutama hubungan simbiotik di antara tumbuhan atau hewan, penyebaran biji,
jamur yang berasosiasi dengan akar dan hewan yang hidup di dalam ekosistem.
0 komentar:
Posting Komentar