Hepatitis C
Hepatitis C
adalah penyakit infeksi yang bisa tak terdeteksi pada seseorang selama puluhan
tahun dan perlahan-lahan merusak organ hati (lever). Penyakit ini sekarang
muncul sebagai salah satu masalah pemeliharaan kesehatan utama di Amerika Serikat,
baik dalam segi hilangnya nyawa maupun tekanan pada ekonomi. Di Indonesia,
Hepatitis C memang masih kalah terkenal dibandingkan dengan Hepatitis B.
Padahal, penderitanya cukup banyak.
Biasanya
orang-orang yang menderita penyakit hepatitis C tidak menyadari bahwa dirinya
mengidap penyakit ini, karena memang tidak ada gejala-gejala khusus. Malah
beberapa orang berpikir kalau mereka hanya terserang flu. Gejala yang biasa
mereka rasakan antara lain demam, rasa lelah, muntah, sakit kepala, sakit perut
atau hilangnya nafsu makan.
Meskipun
penyakit ini dapat dideteksi melalui tes darah sederhana, para dokter, petugas
asuransi, dan pejabat kesehatan pemerintah semua mengungkapkan keprihatinannya
tentang makin maraknya orang yang terjangkit dan hanya sedikit korban yang tahu
mereka terinfeksi:
· American
Medical Association -yang mewakili para dokter- mengatakan, Hepatitis C
kemungkinan akan menjadi “prioritas utama kesehatan masyarakat, karena jumlah
penduduk yang meninggal akibat penyakit ini dan orang yang membutuhkan cangkok
hati diperkirakan akan meningkat secara besar-besaran dalam dasawarsa berikut.”
· National
Institute of Allergy and Infectious Diseases, satu divisi National Institutes
of Health milik pemerintah, dengan agak cemas telah mengingatkan, “tanpa
pengobatan yang lebih baik, angka kematian diperkirakan akan naik tiga kali
lipat pada 2015 –lebih tinggi daripada tingkat kematian per tahun sekarang
akibat AIDS.”
· Kelompok
usaha asuransi terkenal, Alliance of American Insurers yang berkantor pusat di
Downers Grove, Illinois, menyebut hepatitis C sebagai suatu “epidemi yang
sedang berkembang.”
· American
Liver Foundation, lembaga advokasi yang berkantor pusat di New York mengatakan,
Hepatitis C merupakan penyebab utama transplantasi hati di Amerika Serikat.
Permintaan hati yang telah jauh melampaui persediaan diperkirakan akan naik
dalam jumlah besar selama 20 tahun berikut.
Angka
statistik yang membingungkan ini mungkin sebagian berakar dalam perilaku yang
berisiko tinggi. Enam puluh persen infeksi baru terjadi akibat pemakaian jarum
bersama, demikian menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di
Atlanta. Menurut CDC, Hepatitis C adalah infeksi kronis yang ditularkan oleh
darah yang paling umum di Amerika Serikat. Sekitar 4 juta orang terinfeksi,
atau 1,8 persen dari seluruh penduduk. Dari jumlah ini, sekitar 2,7 juta orang
diduga terinfeksi kronis – suatu tahap dalam penyakit ini ketika kerusakan hati
telah terjadi atau hampir terjadi. Selain itu, Hepatitis C menimbulkan penyakit
hati kronis dan kemungkinan mengakibatkan kematian di antara tujuh dari sepuluh
orang yang terinfeksi.
Hepatitis C
sering dicampuradukkan dengan dua jenis hepatitis yang tidak begitu mematikan
lainnya, yang dikenal sebagai Hepatitis A dan B. Kedua jenis terakhir ini dapat
dicegah melalui vaksinasi. Hepatitis A ditularkan terutama oleh makanan dan
minuman yang terkontaminasi. Itulah sebabnya orang yang sering bepergian ke
negara-negara lain sering terinfeksi hepatitis ini. Meskipun dapat menimbulkan
demam tinggi dan mengganggu fungsi hati sehingga mengakibatkan penyakit kuning
– warna pucat kekuning-kuningan pada kulit dan bagian putih mata –penyakit ini
jarang mengakibatkan penyakit hati kronis. Hampir semua orang pulih tanpa
meninggalkan masalah yang berkepanjangan.
Hepatitis B
muncul dalam darah seperti Hepatitis C. Penyakit ini menyebar melalui kontak
dengan darah, air mani dan cairan vagina yang terinfeksi. Hubungan seks dengan
orang yang terinfeksi atau penggunaan bersama jarum obat dapat menyebarkan penyakit
ini. Gejalanya meliputi penyakit kuning, lemah, rasa sakit pada perut dan
muntah. Namun, hampir semua penderitanya sembuh. Hanya 2 persen hingga 6 persen
orang yang terkena penyakit ini mengalami kerusakan hati serius.
Hepatitis C
ditularkan melalui kontak seksual, penggunaan obat-obatan dengan jarum, bahkan
pemakaian bersama pisau cukur atau sikat gigi dengan orang yang telah
terinfeksi. Para pakar yakin, kemungkinan ada faktor risiko lain yang
memerlukan studi lebih lanjut, seperti penggunaan tato atau menusuk tubuh dalam
lingkungan yang tidak bersih. CDC mengatakan, penerima transfusi darah sebelum
1992 -ketika persediaan darah Amerika secara nasional dimusnahkan karena darah
itu ternoda -juga mempunyai risiko terjangkit penyakit ini.
Hepatitis C
sangat membingungkan bagi pekerja perawatan kesehatan karena belum ada
vaksinnya. Selain itu, hanya dalam sejumlah relatif kecil dari kasus yang
baru-baru ini didiagnosa, barangkali sekitar 25 persen, pasien memperlihatkan
gejalanya dan gejala ini pun mirip dengan gejala Hepatitis B. Kebanyakan kasus
baru terjadi pada orang dewasa berusia muda, antara 25 hingga 40 tahun. Kecuali
pasien sendiri meminta dilakukannya tes darah sederhana untuk memeriksa apakah
muncul antibodi yang menjadi petunjuk adanya infeksi ini, Hepatitis C dapat
tetap tidak ketahuan selama bertahun-tahun.
Menurut Dr.
Peter Somani, mantan direktur Ohio Department of Health, “kebanyakan orang
tidak tahu bahwa mereka telah mengidap Hepatitis C sampai mereka mengalami fase
kronis dan kerusakan hati yang telah parah.” Begitu seseorang disembuhkan
dengan memberikan obat-obat utama –yaitu gabungan dua obat Interferon-Alfa dan
Ribavirin, penyakit ini dapat ditahan walau jarang mendapat kesembuhan.
Hati adalah
salah satu organ tubuh yang paling penting. Organ ini berperan sebagai gudang
untuk menimbun gula, lemak, vitamin dan gizi; memerangi racun dalam tubuh
seperti alkohol; menyaring produk-produk yang tidak berguna lagi dari darah;
dan bertindak sebagai semacam pengaruh seluruh bagian tubuh yang menjamin
terjadinya keseimbangan zat-zat kimia dalam sistem itu. Kalau hati tidak
sanggup berfungsi, tubuh akan rentan terhadap infeksi sekunder dan organ pada
umumnya akan gagal berfungsi.
Usaha
menemukan vaksin untuk penyakit Hepatitis C memang terus berlangsung. Tetapi
tampaknya sampai saat ini belum ditemukan. Untuk itulah beberapa tips berikut
ini mungkin bisa membantu Anda dalam usaha menjaga diri terhindar dari penyakit
Hepatitis C:
1. Jangan
gunakan benda-benda pribadi yang kemungkinan bisa menyebabkan terjadinya
pendarahan. Contohnya: sikat gigi dan alat cukur. Jika ada luka sayatan segera
bersihkan dan obati luka pada kulit, setelah itu balut lukanya.
2. Bicarakan
dengan pasangan Anda mengenai virus Hepatitis C, serta penyakit menular seksual
dan HIV/AIDS.
0 komentar:
Posting Komentar