Selasa, 20 Maret 2012

Penjelasan dan Pengertian Tentang Hepatitis C



Hepatitis C


Hepatitis C adalah penyakit infeksi yang bisa tak terdeteksi pada seseorang selama puluhan tahun dan perlahan-lahan merusak organ hati (lever). Penyakit ini sekarang muncul sebagai salah satu masalah pemeliharaan kesehatan utama di Amerika Serikat, baik dalam segi hilangnya nyawa maupun tekanan pada ekonomi. Di Indonesia, Hepatitis C memang masih kalah terkenal dibandingkan dengan Hepatitis B. Padahal, penderitanya cukup banyak.


Biasanya orang-orang yang menderita penyakit hepatitis C tidak menyadari bahwa dirinya mengidap penyakit ini, karena memang tidak ada gejala-gejala khusus. Malah beberapa orang berpikir kalau mereka hanya terserang flu. Gejala yang biasa mereka rasakan antara lain demam, rasa lelah, muntah, sakit kepala, sakit perut atau hilangnya nafsu makan.

Meskipun penyakit ini dapat dideteksi melalui tes darah sederhana, para dokter, petugas asuransi, dan pejabat kesehatan pemerintah semua mengungkapkan keprihatinannya tentang makin maraknya orang yang terjangkit dan hanya sedikit korban yang tahu mereka terinfeksi:
· American Medical Association -yang mewakili para dokter- mengatakan, Hepatitis C kemungkinan akan menjadi “prioritas utama kesehatan masyarakat, karena jumlah penduduk yang meninggal akibat penyakit ini dan orang yang membutuhkan cangkok hati diperkirakan akan meningkat secara besar-besaran dalam dasawarsa berikut.”
· National Institute of Allergy and Infectious Diseases, satu divisi National Institutes of Health milik pemerintah, dengan agak cemas telah mengingatkan, “tanpa pengobatan yang lebih baik, angka kematian diperkirakan akan naik tiga kali lipat pada 2015 –lebih tinggi daripada tingkat kematian per tahun sekarang akibat AIDS.”
· Kelompok usaha asuransi terkenal, Alliance of American Insurers yang berkantor pusat di Downers Grove, Illinois, menyebut hepatitis C sebagai suatu “epidemi yang sedang berkembang.”
· American Liver Foundation, lembaga advokasi yang berkantor pusat di New York mengatakan, Hepatitis C merupakan penyebab utama transplantasi hati di Amerika Serikat. Permintaan hati yang telah jauh melampaui persediaan diperkirakan akan naik dalam jumlah besar selama 20 tahun berikut.

Angka statistik yang membingungkan ini mungkin sebagian berakar dalam perilaku yang berisiko tinggi. Enam puluh persen infeksi baru terjadi akibat pemakaian jarum bersama, demikian menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di Atlanta. Menurut CDC, Hepatitis C adalah infeksi kronis yang ditularkan oleh darah yang paling umum di Amerika Serikat. Sekitar 4 juta orang terinfeksi, atau 1,8 persen dari seluruh penduduk. Dari jumlah ini, sekitar 2,7 juta orang diduga terinfeksi kronis – suatu tahap dalam penyakit ini ketika kerusakan hati telah terjadi atau hampir terjadi. Selain itu, Hepatitis C menimbulkan penyakit hati kronis dan kemungkinan mengakibatkan kematian di antara tujuh dari sepuluh orang yang terinfeksi.

Hepatitis C sering dicampuradukkan dengan dua jenis hepatitis yang tidak begitu mematikan lainnya, yang dikenal sebagai Hepatitis A dan B. Kedua jenis terakhir ini dapat dicegah melalui vaksinasi. Hepatitis A ditularkan terutama oleh makanan dan minuman yang terkontaminasi. Itulah sebabnya orang yang sering bepergian ke negara-negara lain sering terinfeksi hepatitis ini. Meskipun dapat menimbulkan demam tinggi dan mengganggu fungsi hati sehingga mengakibatkan penyakit kuning – warna pucat kekuning-kuningan pada kulit dan bagian putih mata –penyakit ini jarang mengakibatkan penyakit hati kronis. Hampir semua orang pulih tanpa meninggalkan masalah yang berkepanjangan.

Hepatitis B muncul dalam darah seperti Hepatitis C. Penyakit ini menyebar melalui kontak dengan darah, air mani dan cairan vagina yang terinfeksi. Hubungan seks dengan orang yang terinfeksi atau penggunaan bersama jarum obat dapat menyebarkan penyakit ini. Gejalanya meliputi penyakit kuning, lemah, rasa sakit pada perut dan muntah. Namun, hampir semua penderitanya sembuh. Hanya 2 persen hingga 6 persen orang yang terkena penyakit ini mengalami kerusakan hati serius.

Hepatitis C ditularkan melalui kontak seksual, penggunaan obat-obatan dengan jarum, bahkan pemakaian bersama pisau cukur atau sikat gigi dengan orang yang telah terinfeksi. Para pakar yakin, kemungkinan ada faktor risiko lain yang memerlukan studi lebih lanjut, seperti penggunaan tato atau menusuk tubuh dalam lingkungan yang tidak bersih. CDC mengatakan, penerima transfusi darah sebelum 1992 -ketika persediaan darah Amerika secara nasional dimusnahkan karena darah itu ternoda -juga mempunyai risiko terjangkit penyakit ini.

Hepatitis C sangat membingungkan bagi pekerja perawatan kesehatan karena belum ada vaksinnya. Selain itu, hanya dalam sejumlah relatif kecil dari kasus yang baru-baru ini didiagnosa, barangkali sekitar 25 persen, pasien memperlihatkan gejalanya dan gejala ini pun mirip dengan gejala Hepatitis B. Kebanyakan kasus baru terjadi pada orang dewasa berusia muda, antara 25 hingga 40 tahun. Kecuali pasien sendiri meminta dilakukannya tes darah sederhana untuk memeriksa apakah muncul antibodi yang menjadi petunjuk adanya infeksi ini, Hepatitis C dapat tetap tidak ketahuan selama bertahun-tahun.

Menurut Dr. Peter Somani, mantan direktur Ohio Department of Health, “kebanyakan orang tidak tahu bahwa mereka telah mengidap Hepatitis C sampai mereka mengalami fase kronis dan kerusakan hati yang telah parah.” Begitu seseorang disembuhkan dengan memberikan obat-obat utama –yaitu gabungan dua obat Interferon-Alfa dan Ribavirin, penyakit ini dapat ditahan walau jarang mendapat kesembuhan.

Hati adalah salah satu organ tubuh yang paling penting. Organ ini berperan sebagai gudang untuk menimbun gula, lemak, vitamin dan gizi; memerangi racun dalam tubuh seperti alkohol; menyaring produk-produk yang tidak berguna lagi dari darah; dan bertindak sebagai semacam pengaruh seluruh bagian tubuh yang menjamin terjadinya keseimbangan zat-zat kimia dalam sistem itu. Kalau hati tidak sanggup berfungsi, tubuh akan rentan terhadap infeksi sekunder dan organ pada umumnya akan gagal berfungsi.

Usaha menemukan vaksin untuk penyakit Hepatitis C memang terus berlangsung. Tetapi tampaknya sampai saat ini belum ditemukan. Untuk itulah beberapa tips berikut ini mungkin bisa membantu Anda dalam usaha menjaga diri terhindar dari penyakit Hepatitis C:
1. Jangan gunakan benda-benda pribadi yang kemungkinan bisa menyebabkan terjadinya pendarahan. Contohnya: sikat gigi dan alat cukur. Jika ada luka sayatan segera bersihkan dan obati luka pada kulit, setelah itu balut lukanya.
2. Bicarakan dengan pasangan Anda mengenai virus Hepatitis C, serta penyakit menular seksual dan HIV/AIDS.


  • Ramalan Hari Ini
  • 0 komentar:

    Posting Komentar

    Share

    Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More