4 fungsi
kulit
Berikut 4
fungsi kulit pada tubuh Anda:
a. Fungsi
proteksi
Kulit
merupakan bagian luar tubuh yang menutupi organ-organ tubuh manusia.
Berdasarkan lokasinya, ketebalan kulit berbeda-beda, sesuai dengan fungsinya.
Misalnya, kulit telapak kaki merupakan kulit yang tebal, sedangkan kulit bibir,
dada, dan paha kulit tampak lebih tipis. Kadang-kadang di bagian kulit yang
tipis, secara transparan, tampak pembuluh darah.
Telapak kaki
berfungsi menahan beban tubuh. Karenanya harus memiliki lapisan selaput tanduk
yang tebal. Kulit bagian punggung lebih tebal dibandingkan dengan kulit dada.
Kulit tangan yang sering terpajan (terpapar) sabun, minyak, dan sebagainya juga
mengalami penebalan. Contohnya kulit telapak tangan. Bagian kulit yang sering tertekan
atau digaruk akan menebal (kapalan) setempat. Hal ini terjadi akibat sifat atau
fungsi proteksi kulit.
Fungsi
proteksi terjadi karena beberapa hal:
1. Kehadiran
selaput tanduk yang bersifat waterproof atau kedap air, sehingga manusia tidak
menggelembung ketika berenang.
2. Keasaman
(pH) kulit akibat keringat dan lemak kulit (sebum) menahan dan menekan bakteri
dan jamur yang berkeliaran di sekitar kulit.
3. Jaringan
kolagen dan jaringan lemak menahan atau melindungi organ tubuh dari benturan.
b. Fungsi
absorbsi (penyerapan)
Kulit bayi
dan anak lebih tipis dibandingkan dengan kulit orang dewasa. Kulit orang
dewasa, sesuai dengan fungsi proteksi, berkembang menjadi pelindung yang
sempurna. Setelah menjadi tua, kulit kembali menipis. Namun, tipisnya berbeda
dengan kulit bayi atau anak. Kulit orang tua yang menipis diikuti oleh
menipisnya lapisan epidermis (kulit ari) dan dermis (kulit jangat). Karena
keduanya menipis, kulit menjadi kering dan keriput. Sedangkan kulit bayi dan
anak, tipisnya kedua jaringan tersebut karena belum tumbuh secara optimal.
Kulit luarnya saja yang tipis, itu pun hanya di bagian selaput tanduknya
(selaput paling luar kulit ari), tetapi lapisan dalam epidermis dan lapisan
jangatnya normal. Akibatnya, kulit bayi dan anak-anak lebih elastis, lembut,
dan enak dipandang, akibat tipisnya lapisan kulit, penyerapan pada orang tua
dan anak-anak lebih besar dibandingkan dengan orang dewasa. Dari itu, pemberian
obat oles untuk kulit bayi dan orang tua harus dilakukan dengan hati-hati. Pemakaian
yang sembrono akan menimbulkan efek samping yang merugikan. Di sisi lain,
akibat terjadinya penyerapan oleh kulit, pengobatan yang dibubuhkan atau
dioleskan ke kulit dapat diteruskan oleh pori-pori ke tempat yang sakit,
walaupun daya serap obat melalui kulit lebih kecil dampaknya dibandingkan
dengan cara diminum atau disuntikkan.
c. Fungsi
ekskresi
Fungsi
ekskresi terjadi karena adanya kelenjar keringat. Racun dan sisa-sisa
metabolisme di dalam tubuh bisa dibuang melalui banyak cara, seperti melalui urine
(air seni), feses (tinja), empedu, dan keringat. Jika seseorang mengalami
gangguan kencing atau saluran kemihnya macet, keringat akan mengandung banyak
racun dan sisa metabolisme yang tidak terpakai. Akibatnya, bau keringat
rnenjadi tidak sedap.
d. Fungsi
pengatur tubuh
Disebut
memiliki fungsi pengatur tubuh, karena adanya kelenjar keringat dan pembuluh
darah kapiler di dalam kulit jangat. Jika udara sedang panas, keringat akan
keluar dan menguap. Akibatnya, panas tubuh terserap sehingga udara terasa lebih
sejuk. Sebaliknya jika udara sangat dingin, pembuluh darah menguncup (menciut)
agar panas tubuh tidak banyak keluar atau tertahan, sehingga tubuh secara
otomatis bisa mengatasi persoalan udara dingin.
Sumber
Pustaka
Merawat
Kulit & Wajah Oleh dr. Maria Dwikarya, DSKK






0 komentar:
Posting Komentar