Chlamydia
trachomatis (CT): Efek pada Kehamilan
Chlamydia
trachomatis (CT), suatu parasit gram negatif intrasel obligat, merupakan
infeksi menular seksual yang banyak ditemukan di Amerika Serikat. CT
menyebabkan trakoma, infeksi genitalia, dan limfogranuloma venereum pada orang
dewasa. Gejalanya sama dengan gejala yang ditimbulkan oleh bakteri penyebab
gonore, yakni terdapat rabas serviks mukopurulen (jernih, putih, atau keruh),
eritema, edema, rapuh serviks, bartolinitis, dan sindom uretral. Namun, enam
puluh tujuh persen hingga 74% wanita dengan infeksi pada genitalia bersifat
asimtomatik. Sindrom Reiter, yakni sindrom yang terdiri dari uretritis,
konjungtivitis, dan artritis, juga dapat terjadi.
Penularan
klamidia adalah perinatal atau melalui hubungan seksual vaginal, oral, dan
anal. Masa penularan tidak diketahui. Inkubasi kemungkinan 1-2 minggu atau
lebih lama. Infeksi dapat mengakibatkan PRP, kehamilan ektopik, dan
infertilitas. CT endoservikal dihubungkan dengan peningkatan risiko penularan
infeksi HIV. Gonorea muncul bersamaan dengan klamidia pada >40% wanita
hamil.
Efek pada
Kehamilan: Abortus spontan, kematian janin, ketuban pecah dint kurang bulan,
pelahiran kurang bulan, dan endometritis pascapartum serta salpingitis terjadi
dengan frekuensi meningkat. Dua pertiga neonatus yang lahir melalui traktus
genitalia yang terinfeksi menjadi terinfeksi. Infeksi yang dialami bayi baru
lahir antara lain oftalmia neonatorum yang bisa mengakibatkan kebutaan (terjadi
pada 35-50% dari jumlah bayi yang lahir darI wanita yang tidak diobati) dan
pneumonia neonatal klamidia (memengaruhi 11-20% bayi yang lahir dari wanita
yang tidak diobati).
Pustaka
Kebidanan






0 komentar:
Posting Komentar