Cedera Medula Spinalis
PENDAHULUAN
Cedera pada medula spinalis dapat menyebabkan hilangnya
fungsi-fungsi pada susunan saraf pusat yaitu fungsi motorik, fungsi sensorik
dan fungsi otonom.
KLASIFIKASI
Menurut American Spinal Injury Association:
1. Grade A : Hilangnya seluruh fungsi motorik dan
sensorik di bawah tingkat lesi.
2. Grade B : Hilangnya seluruh fungsi motorik dan
sebagian fungsi sensorik di bawah tingkat lesi.
3. Grade C : Fungsi motorik intak tetapi dengan kekuatan
di bawah 3.
4. Grade D : Fungsi motorik intak dengan kekuatan motorik
di atas atau sama dengan 3.
5. Grade E : Fungsi motorik dan sensorik normal.
DIAGNOSIS
Apabila medula spinalis tiba-tiba mengalami kerusakan,
maka akan ada 3 kelainan yang muncul, yaitu:
1. Semua pergerakan volunter di bawah lesi hilang secara
mendadak dan bersifat permanen, sedangkan refleks fisiologis bisa menghilang
atau meningkat.
2. Sensasi sensorik di bawah lesi juga menghilang,
3. Terjadi gangguan fungsi otonom.
Cedera medula spinalis dapat menghasilkan satu atau lebih
tanda-tanda klinis di bawah ini:
1. Nyeri menjalar.
2. Kelumpuhan/hilangnya pergerakan.
3. Hilangnya sensasi rasa.
4. Hilangnya kemampuan peristaltik usus.
5. Spasme otot atau bangkitan refleks yang meningkat.
6. Perubahan fungsi seksual.
Pemeriksaan Fisik
Untuk semua pasien trauma, pemeriksaan awal dimulai
dengan penilaian kondisi jalan napas (airway), pernapasan (breathing) dan
peredaran darah (circulation). Selain itu, adanya riwayat penyakit
kardiopulmonal harus diketahui melalui anamnesis, karena memengaruhi fungsi
paru.
Pemeriksaan Penunjang
- Foto Polos Vertebra. Merupakan langkah awal untuk
mendeteksi kelainan-kelainan yang melibatkan medula spinalis, kolumna
vertebralis dan jaringan di sekitarnya. Pada trauma servikal digunakan foto AP,
lateral, dan odontoid. Pada cedera torakal dan lumbal, digunakan foto AP dan
Lateral.
- CT-scan Vertebra. Pemeriksaan ini dapat memperlihatkan
jaringan lunak, struktur tulang, dan kanalis spinalis
dalam
potongan aksial. CT-Scan merupakan pilihan utama untuk
mendeteksi cedera fraktur pada tulang belakang.
- MRI Vertebra. MRI dapat memperlihatkan seluruh struktur
internal medula spinalis dalam sekali pemeriksaan.
PENATALAKSANAAN
Tiga fokus utama penanganan awal pasien cedera medula
spinalis yaitu:
1. mempertahankan usaha bernapas,
2. mencegah syok, dan 3. imobilisasi leher (neck collar
dan long spine board). Selain itu, fokus selanjutnya adalah mempertahankan
tekanan darah dan per
napasan, stabilisasi leher, mencegah komplikasi (retensi
urin atau alvi, komplikasi kardiovaskuler atau respiratorik, dan trombosis
vena-vena profunda).
Terapi utama:
1. Farmakoterapi. Metilprednisolon 30 mg/kg bolus selama
15 menit, lalu 45 menit setelah pemberian bolus pertama, lanjutkan dengan infus
5,4 mg/kg/jam selama 23 jam.
2. Imobilisasi. Traksi, untuk menstabilkan medula
spinalis.
3. Bedah. Untuk mengeluarkan fragmen tulang, benda asing,
reparasi hernia diskus atau fraktur vertebra yang mungkin menekan medula
spinalis; juga diperlukan untuk menstabilisasi vertebra untuk mencegah nyeri
kronis.
PROGNOSIS
Pasien dengan cedera medula spinalis komplet hanya
mempunyai harapan untuk sembuh kurang dari 5%. Jika kelumpuhan total telah
terjadi selama 72 jam, maka peluang untuk sembuh menjadi tidak ada. Jika
sebagian fungsi sensorik masih ada, maka pasien mempunyai kesempatan untuk
dapat berjalan kembali sebesar 50%. Secara umum, 90% penderita cedera medula
spinalis dapat sembuh dan mandiri.
Pustaka
Panduan Praktis Diagnosis dan tata Laksana Penyakit Saraf
Oleh dr. George Dewanto, SpS, dr. Wita J. Suwono, SpS, dr. Budi Riyanto, SpS,
& dr. Yuda Turana, SpS






0 komentar:
Posting Komentar