Bentuk dan Faktor Gempa Bumi
Pernahkah kamu merasakan adanya gempa bumi? Tentunya kamu
pernah merasakan, karena akhir-akhir ini di Indonesia sering sekali terjadi
gempa bumi. Apakah gempa bumi itu? Getaran bumi sebagai akibat dari pelepasan
energi yang besar dan secara mendadak disebut Oilum, Mungkin kamu tidak percaya
bahwa dalam satu hari terjadi gempa kurang lebih 8.000 kali dengan kekuatan
kurang dari 2 skala Richter.
Gempa dapat digolongkan menjadi beberapa macam, yaitu
berikut ini:
1. Berdasarkan Faktor Penyebabnya
Berdasarkan faktor penyebabnya, gempa bumi dapat
dibedakan sebagai berikut.
a. Gempa bumi yang diakibatkan oleh adanya pergeseran
lempeng tektonik disebut gempa bumi tektonik. Sebagian besar gempa bumi yang
terjadi adalah gempa bumi tektonik. Di dalam lapisan mantel banyak didapatkan
unsur-unsur radioaktif yang pada saat terjadi peluruhan akan menghasilkan suatu
energi. Jika energi sudah mengumpul maka akan mampu mendorong dan menggeser
lapisan kulit bumi. Lapisan kulit bumi ini dapat bergeser secara vertikal
maupun horizontal. Pada saat kulit bumi tersebut bergeser akan terjadi getaran
yang disebut dengan gempa bumi tektonik.
b. Gempa bumi yang diakibatkan oleh aktivitas vulkanis
disebut gempa bumi vulkanik. Gempa bumi vulkanik hanya dapat dirasakan oleh
penduduk yang berada di sekitar gunung yang aktif. Magma yang berasal dari
dapur magma bergerak ke atas dan jika kepundan tersumbat, maka gerakan dari
magma menjadi terhenti. Jika tenaga penggerak magma masih berlangsung maka akan
terjadi desakan ke kubah gunung sehingga terjadi gempa. Apabila desakan magma
kuat maka dapat terjadi letusan gunung api.
c. Gempa bumi yang disebabkan oleh tanah longsor, goa-goa
yang runtuh atau sejenisnya disebut gempa runtuhan atau terban. Gempa runtuhan
ini hanya berpengaruh pada wilayah yang sempit.
2. Berdasarkan Kedalaman Hiposentrum
Berdasarkan kedalaman hiposentrumnya, gempa dapat
dibedakan menjadi berikut ini.
a. Gempa bumi yang mempunyai kedalaman pusat gempa
(hiposentrum) kurang dari 50 km disebut gempa dangkal. Jika gempa dangkal ini
dibarengi dengan kekuatan yang besar maka dapat menyebabkan kerusakan yang
hebat. Sebagian besar gempa bumi (85%) termasuk dalam gempa bumi dangkal.
b. Gempa bumi yang mempunyai kedalaman hiposentrum antara
50 — 300 km disebut gempa bumi intermedier atau sedang. Gempa bumi tipe ini
hanya terjadi sebanyak 12% dari keseluruhan gempa tektonik. Gempa bumi yang
mempunyai kedalaman hiposentrum lebih dari 300 km disebut gempa bumi dalam.
Jenis gempa ini hanya meliputi 3% dari keseluruhan gempa tektonik yang termasuk
data kategori gempa dalam.
3. Berdasarkan Lokasi Terjadinya
Gempa bumi yang episentrumnya di daratan disebut gempa
bumi daratan, sedangkan gempa bumi yang episentrum di dasar laut disebut gempa
bumi lautan. Dengan kekuatan gempa yang sama, gempa bumi daratan lebih
membahayakan daripada gempa bumi lautan. Tsunami sering terjadi sebagai akibat
dari gempa bumi lautan.
4. Dampak Gempa Bumi
Dampak yang ditimbulkan oleh adanya gempa bumi sangat
tergantung dari kekuatan gempa. Untuk mengukur intensitas kekuatan gempa,
dibuat Skala yang dikaitkan dengan kerusakan yang ditimbulkannya. Skala yang
sering digunakan untuk mengukur kekuatan gempa antara lain skala Richter dan
Skala Marcalli.
Referensi
Geografi dan Sosiologi
0 komentar:
Posting Komentar