Menanggapi
Pembacaan Pantun
Dalam
pelajaran ini, Anda diharapkan dapat mendeklamasikan/membacakan puisi lama
(berbalas pantun) di depan temanteman dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang
sesuai; menanggapi pembacaan pantun tentang lafal, intonasi, dan ekspresi yang
tepat; dan dapat menerapkan isi pantun dalam kehidupan sehari-hari.
Pantun
merupakan salah satu jenis puisi lama. Pantun pada mulanya merupakan senandung
puisi rakyat Melayu yang didendangkan. Pantun diciptakan dalam bentuk lisan
untuk menyampaikan pikiran dan perasaan terhadap seseorang ataupun suatu
peristiwa yang bertujuan untuk menyindir, berjenaka, memberi nasihat, atau
bersuka ria. Tidak ada yang mengetahui, siapa yang mengarang pantun. Pantun
sudah menjadi milik bersama, yang tersebar dari mulut ke mulut sampai sekarang.
Seperti
halnya puisi, pantun juga dibaca disertai dengan irama. Hal ini bertujuan agar
isi pantun enak didengar dan memberi kesan mendalam bagi yang mendengarnya.
Anda juga mungkin pernah membaca pantun, bahkan juga menulis pantun. Di Kelas
X, Anda sudah mempelajari jenis puisi lama berupa pantun. Coba Anda ingat-ingat
kembali. Pada saat membacakan pantun, lafal, intonasi, dan ekspresinya harus
tepat. Hal ini dimaksudkan agar pantun yang disampaikan dapat dinikmati, direnungkan
maknanya, dan isinya dapat diterima atau ditangkap dengan baik oleh pendengar.
0 komentar:
Posting Komentar