Prestasi
Belajar
Pengertian
prestasi belajar adalah hasil yang dicapai, dilakukan, (WJS. Purwaaminto,
1998). Secara halfia prestasi belajar dapat didefinisikan sebagai suatu hasil
yang telah dicapai oleh seseorang secara maksimal dari apa yang ia perbuat pada
suatu tertentu. Seorang yang belajar lazimnya tentu akan berusaha sekuat tenaga
untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal. Hasil yang optimal dalam belajar
itu disebut dengan prestasi belajar. Prestasi yang dicapai seseorang tidak sama
antara yang satu dengan yang lainnya. Hal itu tergantung dari banyak hal
diantaranya :
a. Pada
pihak siswa
- Taraf
Kemampuan
Kemampuan
yang meliputi kecerdasan dan bakat sangat berpengaruh bagi tercapainya tujuan
pembelajaran. Siswa yang memiliki kecerdasan dan bakat akan dengan mudah
memahami konsep pelajaran yang dipelajari. Demikian pula sebaliknya, siswa yang
tidak memiliki kecerdasan dan bakat akan dengan sulit memahami konsep yang
dipelajari.
- Motivasi
Belajar
Motivasi
belajar dapat timbul secara disadari maupun tidak disadari oleh peserta didik.
Motivasi itupun dapat timbul dan tidak hilang dalam waktu yang sekejab. Untuk
itu bila telah terdapat motivasi pada diri peserta didik, perlu kiranya guru
terus menerus untuk memupuk motivasi itu agar tidak hilang. Menurut Djamarah
(2002:114) motivasi adalah sesuatu pendorong yang mengubah energi dalam diri
seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu.
- Non
Intelektual
Faktor
berhubungan dengan psikis yang khusus berpengaruh terhadap semangat belajar dan
membuat sikap positif terhadap pelajaran.
- Keadaan
Sosial Ekonomi
Keadaan
ekonomi keluarga berpengaruh terhadap tersedianya sarana dan prasarana belajar.
Selain itu, keadaan ekonomi keluarga yang tidak rendah, memaksa peserta didik
itu untuk ikut bekerja, sehingga mengurangi kesempatan belajar bagi dirinya.
b. PihakGuru
Dalam proses
pengajaran pihak guru adalah pihak yang sangat berperan terhadap hasil proses
belajar mengajar. Dan selanjutnya yang mempengaruhi proses belajar mengajar
adalah :
1. Kejelasan
dalam menerangkan materi pelajaran
2. Bentuk
pemberian tugas merangsang atau tidak
3. Variasi
motivasi awal
4. Teknik
motivasi awal
c. Sekolah
Sebagai Sistem Sosial
1. Status
sosial ekonomi siswa yang rendah
2. Sikap
negatif dari kelompok sosial tertentu yang terbentuk
3. Pandangan
kurang simpati kelompok siswa kepada guru
4. Pengaruh
negatif individu siswa yang mempengaruhi kondisi kelas
5. Tidak ada
kerja sama antara siswa dan guru
d. Sekolah
Sebagai Institusi
1. Disiplin
sekolah dalam proses belajar mengajar
2.
Kelancaran proses mengajar
3. Sarana
dan prasarana proses mengajar
e.
Situasional
1. Keadaan
politik, ekonomi yang labil menyebabkan kecemasan
2. Situasi
tempat belajar
3. Keadaan
musim dan iklim
Dari sekian
faktor, penulis ingin mengulas faktor yang menyangkut sikap disiplin sebagai
bahan kajian. Disiplin meupakan salah satu sikap yang harus ada dalam diri
setiap peserta didik. Kedisiplinan pada setiap peserta didik dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran menjadi tolak ukur tingkat keberhasilan pembelajaran yang
dilakukan. Makin tinggi tingkat kedisiplinan yang dimiliki, maka makin besar
kemungkinan keberhasilan yang akan tercapai.
Reisman dan
Paine (1987:239-241) mengemukakan setrategi umum mendisiplinkan peserta didik,
sebagai berikut :
a. Konsep
diri ( self concept ) : Srategi ini menekankan diri bahwa konsep-konsep diri
peserta didik merupakan faktor penting dari setiap perilaku. Untuk menumbuhkan
konsep diri, seorang guru disarankan untuk berlaku empatik , menerima , hangat
dan terbuka, sehingga peserta didik dapat mengesplorasikan pikiran dan peranya
dalam memecahkan masalah.
b.
Keterampilan berkomunikasi ( communication skill ).Guru harus memiliki
keterampilan berkimikasi yang baik dan efektif agar mampu menerima perasaan dan
mendorong timbulnya kepatuhan peserta didik.
c.
Konsekuensi-konsekuensi logi dan alami (natural and logical consequences ) :
Perilaku salah yang dilakukan oleh peserta didik dapat terjadi, karena peserta
didik mengembangkan kepercayaan yang salah pada dirinya. Tugas guru adalah
mengarahkan dan membimbing menuju jalan besar.
d.
Klarifikasi nilai (values clarification ) : Strategi ini dipergunakan untuk
membatu peserta didik dalam menjawab pertanyaan sendiri tentang nilai-nilai
dari sesuatu yang telah ia lakukan dan membentuk sistem nilainya sendiri.
e. Analis
traksasional ( traksactional analisys ) : disarankan agar guru bersikap dewasa,
apalagai dalam menghadapi siswa yang bermasalah.
f. Terapi
realitas ( reality therapy ) : guru kelas bersakap positif dan bertanggung
jawab terhadap keseluruhan kegiatan disekolah.
g. Disiplin
yang terintragis ( assertive discipline ) : guru haarus mampu mengendalikan dan
mmmempertahankan peraturan dan tata tertib sekolah.
h.
Modifikasi perilaku (behavior modificaation ) : guru harus meenciptakan iklim
pembelajaran yang kondusif, yang dapat memodifikasi perilaku peserta didik.
i. Tatanan
bagi disiplin (dare to discipline) : guru harus cekatan, terorganisasi dan
tegas dalam mengendalikan disiplin peserta didik.
0 komentar:
Posting Komentar