SISTIM PERTANDINGAN
Pada penyelenggaraan suatu event
olahraga persiapan yang matang merupakan suatu kebutuhan yang mutlak.
Selanjutnya dalam teknis pelaksanaan faktor-faktor lain yang mendukung
keberhasilan sangat banyak salah satunya adalah sistim pertandingan.
Tujuannya adalah untuk mengatur sebaik mungkin teknik-teknik
mempertandingkan dengan cara yang benar dan adil agar setiap peserta
memperoleh rasa puas dalam mengikuti pertandingan, walaupun dia /
regunya tidak memperoleh kemenangan.
Dalam menerapkan sistim pertandingan beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah :
Jumlah peserta pertandingan ( putra / putri )
Waktu yang tersedia untuk pertandingan ( putra / putri )
Jenis cabang olahraga yang dipertandingkan ( putra / putri )
Alat-alat / perlengkapan yang tersedia
Lapangan / gedung untuk pertandingan yang tersedia
Tenaga-tenaga teknis / pelaksana yang ada
Biaya yang disediakan
Semuanya saling mendukung, kurang salah satu atau lebih akan mempengaruhi yang lain.
Pada garis besarnya sistim pertandingan dapat dibagi menjadi 3 kelompok :
a. Sistim gugur / luruh
b. Sistim kompetisi
c. Sistim kombinasi (sistim gugur dan kompetisi)
SISTIM GUGUR
Adalah
pelaksanaan pertandingan yang paling singkat dan pada prinsipnya tiap
peserta yang kalah bertanding tidak berhak melanjutkan pertndingan atau
masuk kotak. Hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan sistim gugur ini
sangat banyak. Disini hanya disajikan sedikit dari penyelenggaraan
dengan sistim gugur. Dalam pelaksanaanya sistim ini dapat berkembang.
Adapun cara penyajian sistim gugur dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
a. Penyajian langsung
Penyajian
ini hanya dapat dilaksanakan apabila jumlah peserta secara kebetulan
merupakan bilangan 2 berpangkat atau selanjutnya disebut bilangan pokok
yaitu : 21, 22, 23, 24,…. 2X = 2, 4, 8, 16, 32 …dst
b. Ronde pendahuluan
Apabila
jumlah peserta yang terdaftar bukan merupakan bilangan pokok maka
penyajian dengan ronde pendahuluan dibenarkan kalau jumlah peserta
tersebut lebih dekat dengan bilangan pokok di bawahnya, jadi menuju
bilangan pokok dibawahnya. Misal jumlah peserta 10 regu maka bilangan
pokok terdekat adalah 8, dengan demikian akan diadakan babak penyisihan
terlebih dahulu untuk menuju bilangan pokok 8 dengan mempertandingkan 2
pasang, selanjutnya sebagai akibatnya 2 regu akan tersisih. Dan
penyajian / penempatan babak pendahuluan juga harus adil. Misal jumlah
regu 10 maka penempatannya dikelompok atas 1 dan di kelompok bawah 1 dan
seterusnya.
c. Penyajian menggunakan Bye
Jika peserta
pertandingan bukan merupakan bilangan pokok, disamping penyajian dengan
menggunakan ronde pendahuluan, penyajiannya menggunakan sistim Bye
bilamana jumlah peserta lebih dekat pada bilangan pokok diatasnya. Misal
jumlah regu ada 13 karena angka 13 lebih dekat ke angka 16 daripada
bilangan pokok 8. Jumlah Bye ada 3 (16-13) dan penempatannya /
penyajiannya juga harus adil yaitu diatas, ditengah, dan dibawah.
SISTIM KOMPETISI
Yaitu sistim kompetisi yang pada dasarnya memberikan kesempatan pada tiap peserta dalam satu group untuk saling berhadapan .
Dalam pengetrapannya sistim kompetisi dibagi menjadi 2 ialah :
1. Setengah kompetisi
Yaitu bila setiap peserta saling berhadapan sekali satu sama lain dalam seluruh pertandingan.
Beberapa rumus untuk setengah kompetisi sebagai berikut :
Jumlah ronde n – 1 (regu genap), dan n (regu ganjil)
Jumlah main tiap regu n – 1
Jumlah bertanding satu ronde = n (regu genap), dan n – 1 (regu ganjil)
2 2
Jumlah pertandingan semua ½ n (n-1)
Adapun
salah satu teknik penyajian untuk ½ kompetisi menurut Leavitt Hartley
(1958, 108-114) adalah metode Bargraph. Penyajian dengan metode Bargraph
atau teknik petak dipandang paling teliti dan sistimatis dibanding
dengan yang lain.
Dalam penyajian metode ini dibedakan 2 cara yaitu cara ganjil dan genap.
Regu ganjil
Jumlah regu 7 peserta, sedang jumlah pertandingan ½ n (n-1) = ½ .7 (7-1) = 21 kali.
Regu A B C D E F G Ma Me Ka Se SG Pe
A X 1 2 3 4 5 6
B X 3 4 5 6 7
C X 5 6 7 1
D X 7 1 2
E X 2 3
F X 4
G X
Dari bagan diatas yang perlu diperhatikan adalah :
A – G nama / kode regu peserta
Ma = main, Me=menang, Ka=kalah, Se=seri, SG=selisih gol, Pe=peringkat
Angka-angka
pada bagan tersebut menunjukkan babak atau ronde yaitu siapa yang
bertanding. Misal angka 1 merupakan petunjuk ronde pertama dan atas
dasar itu yang bertanding : A vs B, D vs F, C vs G demikian seterusnya
angka 2 sebagai ronde ke dua.
Cara pengisian angka-angka dimulai
dari angka terkecil 1 dibawah B diteruskan kesebelah kanan 2,3 dan
seterusnya sampai petak akhir disini terisi angka 6, karena jumlah
peserta 7 makapenempatan angka 7 berbelok ke bawah. Petak-petak yang
masih kosong dibawah angka 7 diisi mulai angka kecil 1, 2, 3 dan
seterusnya sehingga petak terisi penuh. Selanjutnya petak-petak yang
masih kosong diisi dengan cara seperti pada bagan, kalau ke bawah angka
membesar sedang kalau kesamping kiri angka mengecil.
Regu genap
Jumlah regu 8 peserta, sedang jumlah pertandingan ½ n (n-1) = ½ .8 (8-1) = 28 kali.
Regu A B C D E F G H Ma Me Ka Se SG Pe
A X 1 2 3 4 5 6 7
B X 3 4 5 6 7 2
C X 5 6 7 1 4
D X 7 1 2 6
E X 2 3 1
F X 4 3
G X 5
H X
Dari
bagan diatas yang perlu diperhatikan adalah pengisian petak-petak
dibawah angka terakhir sebelah kanan dan disini angka 7 ; sebab bila
petak-petak dibawah 7 ini telah terisi angka-angka menurut cara regu
genap maka pengisian petak-petak lain yang masih kosong sama dengan
pengisian regu ganjil, juga pengisian permulaan petak atas.
Pengisian petak-petak sebelah kanan dibawah angka 7 :
Pertama mengisi petak atas mulai dari angka 1, 2, 3 dan seterusnya ke sebelah kanan sampai petak akhir 7
Kedua
pengisian petak-petak dibawah dibawah 7 dimulai dengan angka genap
terkecil yaitu 2 kemudian meningkat dengan penambahan 2, disini 4 dan 6
tidak lebih lagi
Ketiga petak-petak dibawah angka 6 diisi dengan
angka ganjil terkecil yaitu 1 kemudian meningkat dengan penambahan 2
yaitu 3 kemudian 5 dan seterusnya
Keempat melanjutkan mengisi
petak-petak tengah yang masih kosong dengan cara sama seperti mengisi
regu ganjil yaitu kebawah membesar lalu kesamping kiri mengecil
☺
Pada ronde kedua yang bertanding tinggal mencari angka-angka dua pada
petak-petak bagan : A vs C, B vs H, D vs G , dan E vs F; ronde ke 5 yang
bertanding adalah : A vs F, B vs E, C vs D , dan G vs H demikian
seterusnya.
2. Kompetisi penuh
Yaitu bila setiap peserta saling berhadapan dua kali dengan lawan yang sama dalam seluruh pertandingan.
Cara
seperti ini jarang dilakukan karena dalam pelaksanaannya memerlukan
waktu yang panjang dan biaya yang banyak. Namun ada juga yang
menggunakan cara ini untuk tujuan mengadakan promosi degradasi.
Pelaksanaannya sama dengan ½ kompetisi, kemudian tinggal diulang, baik
untuk regu ganjil maupun genap.
Jumlah pertandingan seluruhnya menggunakan rumus n (n-1), misal perserta 7 maka jumlah pertandingan 7. (7-1) = 42 kali.
Regu A B C D E F G Ma Me Ka Se SG Pe
A X 1 2 3 4 5 6
B 8 X 3 4 5 6 7
C 9 10 X 5 6 7 1
D 10 11 12 X 7 1 2
E 11 12 13 14 X 2 3
F 12 13 14 8 9 X 4
G 13 14 8 9 10 11 X
Dari bagan tersebut yang perlu diperhatikan adalah pengisian petak-petak seluruhnya, baik petak yang bawah, selanjutnya :
Pengisian petak atas sama dengan pengisian ½ kompetisi cara yang ganjil
Pengisian petak bawah caranya sama hanya kode angka dimulai dengan angka 8 dan maksimal 14
Pelaksanaan
pertandingan dapat dimulai dari kelompok petak atas semua mulai dengan
ronde I dan seterusnya sebagai kompetisi putaran pertama
Putaran
kedua adalah pelaksanaan ronde-ronde pada petak-petak dibawah. Jadi
apabila putaran kedua telah dilaksanakan semua berarti telah berakhir
seluruh acara kompetisi, tinggal melanjutkan misalnya promosi degradasi.
Sebagai
contoh regu-regu mana yang bertanding pada ronde I dan ronde IV jawab :
A vs B, C vs G, dan D vs F; A vs E, B vs D, dan F vs G ( putaran I )
Regu-regu
mana yang bertanding pada ronde II dan ronde V untuk putaran kedua,
jawab : melihat angka-angka 9 dan angka-angka 12 pada petak-petak bawah
maka dapat disusun sebagai berikut ; A vs B, E vs F, dan D vs G; sedang
ronde V, C vs D, B vs E, dan A vs F demikian seterusnya.
KOMBINASI SISTIM GUGUR DAN SISTIM KOMPETISI
Banyak
keuntungan yang diperoleh dari sistim ini, bagi pihak penyelenggara
dengan jatah waktu yang tersedia mampu melaksanakan sedang dari segi
peserta akan memperoleh rasa kepuasan mengikuti pertandingan karena
bukan sistim gugur semata yang diterapkan.
Sudah barang tentu
dalam pelaksanaannya peserta dibagi menjadi dua kelompok (pool) dulu,
pelaksanaan pertandingan dengan sistim ½ kompetisi selanjutnya diambil
ranking tertentu (biasanya juara dan runner up) kemudian dari urutan
masing-masing kelompok dipertandingkan silang dengan sistim gugur untuk
memperoleh urutan juara.
Alasan pokok dari perpaduan sistim ini adalah :
Pertama,
bila dilaksanakan dengan kompetisi saja akan memakan waktu yang lama
maka sering peserta-peserta dibagi dalam group-group menurut
kebutuhannya
Kedua, kalau hanya dilaksanakan dengan sistim gugur
umumnya bagi peserta merasa tidak puas, apalagi bila peserta berdatangan
dari luar daerah dimana sekali bertanding kalah masuk kotak. Kekalahan
ini sering bukan karena faktor teknik atau prestasi sebenarnya tapi
faktor non teknik : lelah perjalanan, baru penyesuaian makanan / cuaca
maka diharapkan perhatian yang sungguh-sungguh dari pihak penyelenggara
dalam pelaksanaan pertandingan.
PENENTUAN PEMENANG
1. Penentuan pemenang sistim gugur
Penentuan
pemenang dalam sistim ini adalah bila terjadi seri atau draw pada akhir
pertandingan berarti waktu telah habis. Memang dalam beberapa cabang
permainan satu sama lain tidak sama pengetrapannya namun pada dasarnya
tidak jauh berbeda antara lain diperpanjang waktu bermain , dan atau
dalam waktu perpanjangan itu diberlakukan suddent death. Apabila langkah
terakhir sudah tidak dapat lagi untuk menentukan urutan juara baru
dilakukan undian.
2. Penentuan pemenang ½ kompetisi dalam
pertandingan ½ kompetisi tidak jarang terjadi dua atau lebih peserta
memiliki biji atau nilai sama. Disini akan dibahas beberapa cabang
olahraga yang dipertandingkan dengan sistim setengah kompetisi.






0 komentar:
Posting Komentar