Cara pengambilan sample pemeriksaan laboratorium
Pada tahap ini perhatikan ulang apa yang harus dikerjakan,
lakukan pendekatan dengan pasien atau keluarganya sebagai etika dan sopan
santun, beritahukan apa yang akan dikerjakan. Selalu tanyakan identitas pasien
sebelum bekerja sehingga tidak tertukar pasien yang akan diambil bahan dengan
pasien lain. Karena kepanikan pasien akan mempersulit pengambilan darah karena
vena akan konstriksi. Darah dapat
diambil dari vena, arteri atau kapiler.
Syarat mutlak lokasi pengambilan darah adalah tidak ada kelainan kulit di
daerah tersebut, tidak pucat dan tidak sianosis. Lokasi pengambilan darah vena
: umumnya di daerah fossa cubiti yaitu vena cubiti atau di daerah dekat
pergelangan tangan. Selain itu salah satu yang harus diperhatikan adalah vena
yang dipilih tidak di daerah infus yang terpasang / sepihak harus kontra
lateral.
Darah arteri dilakukan di daerah lipat paha (arteri
femoralis) atau daerah pergelangan tangan (arteri radialis). Untuk kapiler
umumnya diambil pada ujung jari tangan yaitu telunjuk, jari tengah atau jari
manis dan anak daun telinga. Khusus pada bayi dapat diambil pada ibu jari kaki
atau sisi lateral tumit kaki.
a) Cara pengambilan darah kapiler :
dilakukan tindakan aseptic dengan alkohol
70 %, biarkan kering
lakukan tusukan dengan arah memotong
garis sidik jari
tetesan pertama dibuang dengan
menggunakan kapas kering
selanjutnya dapat diambil dengan
menggunakan tabung kapiler.
b) Cara pengambilan darah vena :
Lakukan pembendungan dengan torniket
Dilakukan tindakan aseptic dengan alkohol
70 % dengan arah putaran melebar menjauhi titik tengah, biarkan kering
Ambil spuit dengan arah mulut jarum dan
skala menghadap ke atas
Arah tusukan jarum membentuk sudut
sekitar 10-30° terhadap permukaan kulit.
Bila sudah terkena venanya, isap pelan-pelan
darah supaya tidak terjadi hemolisis - cabut jarum, dengan sebelumnya melepas
dan menekan daerah tusukan.
Jarum dilepas kemudian alirkan darah ke
dalam penampung melalui dinding penampung perlahan-lahan sehingga tidak
hemolisis.
Bila penampung menggunakan
antikoagulan segera campur darah dengan mengocok tabung seperti angka 8.
Untuk pemeriksaan hematologi biasanya digunakan antikoagulan
Na2EDTA / K2EDTA, sedang untuk hemostasis digunakan Na sitrat 0.109 M. Jangan
melakukan pembendungan terlalu lama karena akan terjadi perubahan komposisi
plasma karena terjadi hemokonsentrasi, selain itu pada darah kapiler jangan
menekan-nekan ujung jari karena akan terbawa cairan jaringan.
c) Cara pengambilan darah arteri :
Siapkan semprit yang telah dibasahi antikoagulan heparin
steril
tanda-tanda pembuluh darah arteri /nadi adalah terabanya
denyutan yang tidak ditemukan pada vena
bila telah ditemukan arteri, lakukan tindakan asepsis dengan
alkohol 70 % dengan 2 jari telunjuk dan jari tengah lakukan fiksasi arteri tersebut
kemudian lakukan tusukan / pungsi tegak lurus ( karena
letaknya dalam ) sampai terkena arteri tersebut. Bila arteri telah tercapai
akan tampak darah yang akan mengalir sendiri oleh tekanan darah ke dalam
semprit yang telah mengandung heparin. Cabut semprit dan segera ditutup dengan
gabus sehingga tidak terkena udara.
Goyangkan semprit sehingga darah tercampur
rata dan tidak membeku. Tekan bekas pungsi dengan baik sampai tidak tampak
darah mengalir. Hal ini tidak sama dengan vena karena dengan vena lebih mudah
membeku daripada arteri.
Segera kirim ke laboratorium ( sito )
Perbedaan darah arteri dan vena :
1) Lokasi tusukan lebih dalam
2) Teraba denyutan yang tidak ada pada vena
3) Warna darah lebih merah terang dibandingkan vena
4) Darah akan mengalir sendiri ke dalam semprit.
0 komentar:
Posting Komentar