Pengertian
Arbitrase
“Arbitrasi”
atau dalam istilah asing disebut arbitrage, yang dalam dunia ekonomi dan
keuangan adalah merupakan praktik untuk memperoleh keuntungan dari perbedaan
harga
yang terjadi di antara dua pasar keuangan. Arbitrasi ini adalah merupakan
suatu kombinasi penyesuaian transaksi atas dua pasar keuangan di mana
keuntungan yang diperoleh adalah berasal dari selisih antara harga pasar yang
satu dengan yang lainnya.
Dalam dunia
akademis, istilah “arbitrasi” ini diartikan sebagai suatu transaksi tanpa arus
kas negatif dalam keadaan yang bagaimanapun, dan terdapat arus kas positif atas
sekurangnya pada satu keadaan , atau dengan istilah sederhana disebut sebagai
“keuntungan tanpa risiko” (risk-free profit).
Seorang yang
melakukan arbitrasi disebut “arbitraser” atau dalam istilah asing disebut juga
arbitrageur. Istilah ini utamanya digunakan dalam perdagangan instrumen
keuangan seperti obligasi, saham, derivatif, komoditi dan mata uang.
Apabila harga
pasar tidak memungkinkan dilakukannya arbitrasi yang menguntungkan, maka harga
tersebut adalah merupakan ekuilibrium arbitrasi (lihat :harga keseimbangan)
atau juga dikenal dengan istilah arbitrage equilibrium atau pasar bebas
arbitrasi. Ekulibrium atau keseimbangan arbitrasi ini adalah merupakan
prakondisi dari teori keseimbangan umum atau general equilibrium.
Arbitrasi
statistik adalah merupakan suatu ketidak seimbangan atas nilai yang
diperkirakan . Suatu kasino menggunakan arbitrasi statistik ini pada hampir
semua permainan yang menawarkan kesempatan menang.
Etimologi
Arbitrasi
atau juga disebut “arbitrage” adalah berasal dari bahasa Perancis dan merujuk
pada suatu putusan yang dibuat oleh seorang arbiter dalam suatu peradilan
arbitrase atau arbitration tribunal. Pada Perancis modern, kata “arbitre” ini
biasanya bermakna sebagai wasit. Penggunaan kata “arbitrasi” sebagaimana yang
dimaksud dalam artikel ini, pertama kali diperkenalkan pada tahun 1704 oleh
“Mathieu de la Porte” dalam bukunya yang berjudul “La science des négocians et
teneurs de livres” sebagai suatu perhitungan atas perbedaan nilai tukar guna
mengenali suatu tempat yang paling menguntungkan untuk melakukan penerbitan dan
penyelesaian transaksi penukaran uang. (“[U]ne combinaison que l’on fait de
plusieurs Changes, pour connoître quelle Place est plus avantageuse pour tirer
et remettre”)
Kondisi
arbitrasi
Arbitrasi
adalah dimungkinkan apabila salah satu dari ketiga kondisi ini terjadi :
Aset yang sama tidak diperdagangkan dengan
harga yang sama pada setiap pasar.
Dua aset dengan arus kas yang identik tidak
diperdagangkan dengan harga yang sama.
Suatu aset dengan nilai kontrak berjangka
yang diketahui, dimana aset tersebut pada saat ini tidaklah diperdagangkan pada
harga kontrak berjangka dengan dikurangi potongan harga berdasarkan suku bunga
bebas risiko (atau terdapat biaya penyimpanan gudang atas aset tersebut yang
tidak dapat diabaikan).
Arbitrasi
bukanlah merupakan suatu tindakan sederhana dari pembelian produk disuatu pasar
dan menjualnya dipasar lain dengan harga yang lebih tinggi kelak. Transaksi
arbitrasi harus terjadi secara kesinambungan guna menghindari terungkapnya
risiko pasar ataupun risiko perubahan harga pada salah satu pasar sebelum kedua
transaksi selesai dilaksanakan. Dalam segi praktek, hal ini umumnya hanya
dimungkinkan untuk dilakukan terhadap sekuriti dan produk keuangan yang dapat
diperdagangkan secara elektronis.
Contoh
arbitrasi
Misalnya saja nilai tukar ( setelah
dipotong biaya penukaran) di London adalah 5 poundsterling = 10 USD = 1.000 yen
dan nilai tukar di Tokyo adalah 1000 yen = 6 poundsterling = 12 USD. Sehingga
dengan melakukan penukaran uang senilai ¥1000 akan memperoleh $12 di Tokyo dan
dengan menukarkan $12 tersebut di London akan memperoleh ¥1.200, sehingga akan
dilakukan arbitrasi untuk keuntungan sebesar ¥200 tersebut. Dalam kenyataannya
arbitrasi segitiga ini sedemikian sederhananya namun amat jarang terjadi dimana
arbitrasi atas kurs spot valuta asing pada kontrak serah adalah lebih umum
dilakukan.
Contoh arbitrasi yang melibatkan New York
Stock Exchange dan Chicago Mercantile Exchange. Dimana harga saham pada NYSE
dan kontrak serah yang menjadi korespondennya di CME adalah tidak seimbang,
salah satunya dapat membeli sedikit lebih murah dan menjual dengan harga lebih
mahal. Sebab perbedaan di antara harga tersebut kecil (dan tidak berlangsung
lama) maka hal ini dapat menguntungkan apabila dilakukan dengan komputer untuk
melakukan analisa harga di berbagai pasar dan secara otomatis melaksanakan
perdagangan sewaktu terdapat harga yang selisih jauhy daripada karga
keseimbangan. Aktivitas dari arbitraser lainnya dapat membuat hal ini menjadi
sangat berisiko. Siapa yang memiliki komputer tercepat dan memiliki ahli
matematika terpandai akan memperoleh keuntungan dari suatu selisih kecil
berkesinambungan yang bagi investor individu merupakan hal yang tidak
menguntungkan.
Para ekonom menggunakan terminologi
arbitrasi tenaga kerja global (global labor arbitrage) untuk menunjukkan
tendensi beralihnya proses manufaktur ke negara-negara dengan upah tenaga kerja
rendah serta memiliki minimum peringkat kestabilan politik dan pertumbuhan
ekonomi yang mendukung bagi industrialisasi. Saat ini nampaknya banyak yang
mengalihak manufaktur ke RRC, dan yang membutuhkan tenaga kerja berbahasa
Inggris mengalihkannya ke India dan Filipina.
Konvergensi
harga
Arbitrasi
menyebabkan konvergensi harga pada pasar yang berbeda. Sebagai hasil dari
arbitrasi, nilai tukar mata uang, harga komoditi, dan harga sekuriti pada pasar
yang berbeda cenderung bersatu pada harga yang sama, pada seluruh pasar yang
ada, pada setiap kategori. Kecepatan dari bersatunya harga-harga tersebut
diukur dari efisiensi pasar. Arbitrasi cenderung untuk mengurangi diskriminasi
harga dengan merangsang pasar orang untuk melakukan pembelian pada harga murah
dan menjualnya kembali saat harga tinggi, sepanjang pembeli tidak dilarang
untuk menjual kembali dan biaya transaksi pembelian, penyimpanan dan penjualan
kembali adalah relatif rendah terhadap perbedaan harga pada pasar yang
berbeda-beda.
Arbitrasi
menggerakkan mata uang yang berbeda-beda menuju suatu keseimbangan daya beli.
Misalnya harga suatu mobil dibeli di Amerika lebih murah daripada di Kanada .
Maka orang Kanada akan membeli mobil melintaswi perbatasan negara untuk
memanfaatkan kondisi arbitrasi . Pada saat yang sama, orang Amerika akan
membeli mobil Amerika dan mengirimkannya melewati perbatasan serta menjualnya
di Kanada. Orang Kanada harus membeli mata uang dollar Amerika untuk membeli
mobil tersebut, dan orang Amerika harus menjual dollar Kanada yang diterimanya
sebagai pembayaran mobil yang dieksportnya. Kesemua aksi tersebut akan
meningkatkan permintaan dollar Amerika dan suplai dollar Kanada, dan sebagai
hasilnya maka kurs dollar Amerika akan menguat dan akan membuat harga mobil
Amerika menjadi mahal, dan harga mobil Kanada menjadi murah hingga suatu saat
tidaklah lagi menguntungkan membeli mobil di Amerika dan menjualnya di Kanada.
Resiko
Transaksi
arbitrasi pada pasar sekuriti modern memiliki risiko yang rendah. Umumnya
adalah tidak mungkin untuk menutup 2 atau 3 transaksi pada saat yang bersamaan,
oleh karenanya ada kemungkinan bahwa sewaktu satu transaksi ditutup maka akan
terjadi kenaikan harga di pasar secara cepat yang membuat tidak mungkin
dilakukannya transaksi lain dengan harga menguntungkan. Terdapat juga risiko
pada mitra pengimbang dimana pihak mitra pengimbang gagal melaksanakan
kesepakatan, bahaya ini sangat serius sebab suatu kuantitas yang amat besar
harus diperdagangkan guna memperoleh keuntungan atas perbedaan harga yang amat
kecil tersebut. Resiko ini akan membesar apabila terdapat daya ungkit atau uang
yang digunakan adalah merupakan uang pinjaman.
Resiko
lainnya terjadi apabila barang yang dibeli dan dijual tidak sama dan arbitrasi
dilakukan berdasarkan asumsi bahwa harga barang tersebut adalah saling
berhubungan atau terprediksi.
Persaingan di
pasar juga dapat menciptakan risiko sepanjang trasnaksi arbitrasi. Misalnya,
apabila ada orang yang bermaksud untuk mengambil keuntungan dari perbedaan
harga saham IBM yang diperdagangkan di NYSE dan yang diperdagangkan di London
Stock Exchange, maka mereka dapat saja melakukan pembelian dalam jumlah yang
amat besar atas saham IBM di pasar NYSE lalu ternyata bahwa mereka tidak dapat
menjualnya di pasar LSE. Hal ini menjadikan si arbitraser pada posisi risiko
tanpa lindung nilai.
Pada era
tahun 1980an, risiko arbitrasi menjadi umum. Dalam spekulasi bentuk ini, yang
seorang memperdagangkan sekuriti yang secara nyata harganya di bawah ataupun di
atas nilai sebenarnya, dimana sewaktu dilihatnya bahwa valuasi yang salah
tersebut akan terkoreksi oleh suatu peristiwa.
_Jenis
arbitrasi_
Arbitrasi
merger
Arbitrasi
merger juga disebut sebagai arbitrasi risiko, yang umumnya dilakukan dengan
membeli saham dari perusahaan yang menjadi target akuisisi disammping membeli
dengan cara short selling saham perusahaan yang akan mengambil alih.
Biasanya
harga pasar dari perusahaan yang menjadi target akuisisi lebih rendah daripada
harga yang ditawarkan oleh perusahaan yang akan mengakuisisi. Rentang harga
antara kedua harga ini tergantung pada unsur “kemungkinan” dan penentuan saat
yang tepat atas selesainya pelaksanaan akuisisi demikian pula dengan suku bunga
yang berlaku.
Pertaruhan
dalam arbitrasi merger yaitu bahwa rentang harga akan menjadi nol, apabila dan
manakala proses akuisisi selesai. Resiko yang dihadapi yaitu apabila
kesepakatan tersebut gagal dan rentang harga menjadi sangat lebar.
Arbitrasi
obligasi daerah
“Arbitrasi
obligasi daerah” ini juga disebut “arbitrasi nilai relatif obligasi daerah” ,
“arbitrasi municipal ataupun disingkat dengan istilah muni arb, yang merupakan
strategi pengelola investasi global yang menggunakan satu atau dua tehnik.
Umumnya
seorang manajer akan mencari kesempatan atas nilai relatif dengan cara
melakukan “short” (penjualan) dan “long” (pembelian) obligasi daerah dengan
jangka waktu netral. Nilai relatif yang diperdagangkan mungkin terjadi antara
penerbit yang berbeda, obligasi yang berbeda yang diterbitkan oleh lembaga yang
sama, ataupun struktur permodalan yang diperdagangkan dengan menggunakan
referensi atas aset yang sama.
Arbitrasi
obligasi konversi
Suatu
obligasi konversi adalah merupakan obligasi dimana investor dapat
mengembalikannya kepada perusahaan penerbit dengan ditukarkan dengan sejumlah
tertentu saham perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Obligasi
konversi ini ibaratnya suatu obligasi swasta dengan opsi beli saham yang
melekat padanya.
Harga dari
obligasi konversi ini sangat sensitif terhadap 3 faktur utama yaitu :
suku bunga. Sewaktu suku bunga bergerak
naik maka harga obligasi konversi akan bergerak turun, tetapi bagian opsi beli
dari obligasi konversi akan menjadi naik dan harga secara keseluruhan cenderung
menurun.
harga saham. Sewaktu harga saham yang dapat
dikonversi dari obligasi tersebut bergerak naik maka harga obligasi akan
cenderung naik.
obligasi selisih kredit . Apabila kelayakan
kredit dari sipenerbit menurun ( misalnya peringkat kreditnya diturunkan) dan
rentang selisih kredit melebar, harga obligasi cenderung bergerak turun tetapi
dalam banyak kasus, bagian opsi beli dari obligasi konversi akan bergerak naik.
Depository
receipts
Depository
receipt adalah sekuriti yang ditawarkan sebagai pengikut saham pada pasar
asing, misalnya suatu perusahaan Jepang ingin memperoleh uang maka ia dapat
menerbitkan depository receipt pada the New York Stock Exchange, oleh karena
terbatasnya jumlah modal yang beredar pada bursa lokal . Sekuriti ini dikenal
dengan nama ADRs (American Depositary Receipt) atau GDRs (Global Depositary
Receipt) tergantung dimana mereka diterbitkan. Di sini terdapat selisih antara
nilai yang tertera dan nilai yang sesungguhnya, dan ADR yang diperdagangkan
pada nilai di bawah nilai sesungguhnya maka seseorang yang membeli ADR dapat
mengharapkan keuntungan apabila nilai tersebut mengalami perubahan menjadi
nilai yang sesungguhnya. Namun ada risiko atas turunnya nilai saham sehingga
dengan melakukan “short” maka atas risiko tersebut dapat dilakukan lindung
nilai.
Arbitrasi
peraturan
Arbitrasi
peraturan atau juga disebut dengan istilah “regulatory arbitrage” adalah suatu
arbitrasi dimana suatu lembaga mengambil keuntungan atas selisih antara suatu
risiko nyata atau risiko ekonomis dengan posisi aturan yang ada. Misalnya,
suatu bank yang beroperasi berdasarkan aturan Basel I dimana bank harus
memiliki modal ditahan sebesar 8% guna mengatasi risiko kredit, namun risiko
gagal bayar yang sesungguhnya adalah amat rendah maka adalah menguntungkan
apabila atas hutang tersebut dilakukan sekuritisasi sehingga pinjaman berisiko
rendah tersebut dikeluarkan dari portofolio bank. Di sisi lain, apabila risiko
ternyata lebih besar daripada risiko yang diatur oleh peraturan yang ada maka
akan menguntungkan apabila utang tersebut ditahan dalam portofolio bank.
In economics,
regulatory arbitrage (sometimes, tax arbitrage) may be used to refer to
situations when a company can choose a nominal place of business with a
regulatory, legal or tax regime with lower costs. For example, an insurance
company may choose to locate in Bermuda due to preferential tax rates and
policies for insurance companies. This can occur particularly where the
business transaction has no obvious physical location: in the case of many
financial products, it may be unclear “where” the transaction occurs.
Arbitrasi
peraturan
Arbitrasi
peraturan atau juga disebut dengan istilah “regulatory arbitrage” adalah suatu
arbitrasi dimana suatu lembaga mengambil keuntungan atas selisih antara suatu
risiko nyata atau risiko ekonomis dengan posisi aturan yang ada. Misalnya,
suatu bank yang beroperasi berdasarkan aturan Basel I dimana bank harus
memiliki modal ditahan sebesar 8% guna mengatasi risiko kredit, namun risiko
gagal bayar yang sesungguhnya adalah amat rendah maka adalah menguntungkan
apabila atas hutang tersebut dilakukan sekuritisasi sehingga pinjaman berisiko
rendah tersebut dikeluarkan dari portofolio bank. Di sisi lain, apabila risiko
ternyata lebih besar daripada risiko yang diatur oleh peraturan yang ada maka
akan menguntungkan apabila utang tersebut ditahan dalam portofolio bank.
In economics,
regulatory arbitrage (sometimes, tax arbitrage) may be used to refer to
situations when a company can choose a nominal place of business with a
regulatory, legal or tax regime with lower costs. For example, an insurance
company may choose to locate in Bermuda due to preferential tax rates and
policies for insurance companies. This can occur particularly where the
business transaction has no obvious physical location: in the case of many
financial products, it may be unclear “where” the transaction occurs.






0 komentar:
Posting Komentar