CONTOH
MAKALAH GLOBALISASI (FULL)
KATA
PENGANTAR
Puji syukur
saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Civic Education ini
dengan baik.
Makalah ini
diharapkan mampu membantu saya dalam memperdalam mata kuliah Civic Education
dalam kegiatan belajar. Selain itu, makalah ini diharapkan agar dapat menjadi
bacaan para pembaca agar menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab
karena materi ini disajikan mengarah pada terbentuknya arah globalisasi yang
berpengaruh terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara.
Oleh karena
itu,, makalah ini diharapkan agar bangsa Indonesia memiliki sikap yang kritis
terhadap situasi dan kondisi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
yang selalu berubah.
Akhir kata,
saya ucapkan terima kasih kepada para pembaca yang sudah berkenan membaca
makalah ini dengan tulus ikhlas. Semoga makalah ini bermanfaat, khususnya bagi
saya dan pembaca. Amin……..
Surabaya, Mei 2009
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Mata Kuliah
Civic Education memiliki sasaran pembelajaran berupa hal-hal yang menyangkut
tentang peranan masyarakat, bangsa dan negara di dalam suatu negara Indonesia.
Disini saya membahas tentang pengaruh globalisasi terhadap bangsa dan negara
Indonesia.
Globalisasi
tampaknya telah menjadi bagian dari kehidupan kita. Kita tidak dapat melepaskan
diri dari globalisasi. Ibaratnya, siap atau tidak siap, kita mesti berhadapan
dengan globalisasi. Namun demikian, arus globalisasi ternyata tidak selamanya
berdampak positif. Ada pula dampak negatifnya. Oleh karena itu, kita harus
mempunyai penyaring (filter) untuk menghadapinya agar kita tidak terlindas oleh
jaman. Justru sebaliknya, kita harus tetap menjadi manusia yang berjiwa
manusiawi. Untuk kesuksesan dan kesejahteraan umat manusia di seluruh dunia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Proses Globalisasi
1. Pengertian Globalisasi
Sebelum kita
mengkaji lebih jauh tentang globalisasi, seyogyanya kita harus memahami
terlebih dahulu pengertian globalisasi. Kamus Bahasa Inggris Longman Dictionary
of Contemporary English, mengartikan global dengan concerning the whole earth.
Maksudnya sesuatu yang berkaitan dengan dunia internasional atau seluruh alam
jagad raya. Sesuatu hal yang dimaksud disini dapat berupa masalah, kejadian,
kegiatan, atau bahkan sikap yang sangat berpengaruh dalam kehidupan yang lebih
luas.
Menurut John
Huckle, globalisasi adalah suatu proses dengan mana kejadian, keputusan, dan
kegiatan di salah satu bagian dunia menjadi suatu konsekuensi yang signifikan
bagi individu dan masyarakat di daerah yang jauh. Sementara itu, Albrow
mengemukakan bahwa globalisasi adalah keseluruhan proses di mana manusia di
bumi ini diinkorporasikan (dimasukkan) ke dalam masyarakat dunia tunggal,
masyarakat global. Karena proses ini bersifat majemuk, kita pun memandang
globalisasi di dalam kemajemukan.
Secara
ekonomi, globalisasi merupakan proses pengintegrasian ekonomi nasional
bangsa-bangsa ke dalam sebuah sistem ekonomi global.
Menurut
Prijono Tjjiptoherijanto, konsep globalisasi pada dasarnya mengacu pada
pengertian ketiadaan batas antar negara (stateless). Konsep ini merujuk pada
pengertian bahwa suatu negara (state) tidak dapat membendung “sesuatu” yang
terjadi di negara lain. Pengertian “sesuatu” tersebut dikaitkan dengan banyak
hal seperti pola perilaku, tatanan kehidupan, dan sistem perdagangan.
Dari beberapa
definisi tersebut dapat dikatakan bahwa “globalisasi” merupakan suatu proses
pengintegrasian manusia dengan segala macam aspek-aspeknya ke dalam satu
kesatuan masyarakat yang utuh dan yang lebih besar.
2. Proses Globalisasi
Globalisasi
sebagai suatu proses bukanlah suatu fenomena baru karena proses globalisasi
sebenarnya telah ada sejak berabad-abad lamanya.
Di akhir abad
ke-19 dan awal abad ke-20 arus globalisasi semakin berkembang pesat di berbagai
negara ketika mulai ditemukan teknologi komunikasi, informasi, dan
transportasi.
Loncatan
teknologi yang semakin canggih pada pertengahan abad ke-20 yaitu internet dan sekarang
ini telah menjamur telepon genggam (handphone) dengan segala fasilitasnya.
Bagi
Indonesia, proses globalisasi telah begitu terasa sekali sejak awal
dilaksanakan pembangunan. Dengan kembalinya tenaga ahli Indonesia yang
menjalankan studi di luar negeri dan datangnya tenaga ahli (konsultan) dari
negara asing, proses globalisasi yang berupa pemikiran atau sistem nilai
kehidupan mulai diadopsi dan dilaksanakan sesuai dengan kondisi di Indonesia.
Globalisasi
secara fisik ditandai dengan perkembangan kota-kota yang menjadi bagian dari
jaringan kota dunia. Hal ini dapat dilihat dari infrastruktur telekomunikasi,
jaringan transportasi, perusahaan-perusahaan berskala internasional serta
cabang-cabangnya.
B. Pengaruh Globalisasi terhadap Kehidupan
Berbangsa dan Bernegara
Bangsa
Indonesia merupakan bagian dari bangsa di dunia. Sebagai bangsa, kita tidak
hidup sendiri melainkan hidup dalam satu kesatuan masyarakat dunia (world
society). Kita semua merupakan makhluk yang ada di bumi. Karena itu, manusia secara
alam, sosial, ekonomi, politik, keamanan, dan budaya tidak dapat saling
terpisah melainkan saling ketergantungan dan mempengaruhi.
Era
globalisasi yang merupakan era tatanan kehidupan manusia secara global telah
melibatkan seluruh umat manusia. Secara khusus gelombang globalisasi itu
memasuki tiga arena penting di dalam kehidupan manusia, yaitu arena ekonomi,
arena politik, dan arena budaya.
Jika
masyarakat atau bangsa tersebut tidak siap menghadapi tantangan-tantangan
global yang bersifat multidimensi dan tidak dapat memanfaatkan peluang, maka
akan menjadi korban yang tenggelam di tengah-tengah arus globalisasi.
Dari sisi
politik, gelombang globalisasi yang sangat kuat yakni gelombang demokratisasi.
Sesudah perang dingin dan rontoknya komunisme, umat manusia menyadari bahwa
hanya prinsip-prinsip demokrasi yang dapat membawa manusia kepada taraf
kehidupan yang lebih baik. Angin demokratisasi telah merasuk ke dalam hati
rakyat di setiap negara. Mereka melakukan gerakan sosial dengan menggugat dan melawan
sistem pemerintahan diktator atau pemerintahan apapun yang tidak memihak
rakyat.
Kasus serupa
juga terjadi di Indonesia, yaitu dengan runtuhnya rezim pemerintahan Orde Lama
dan runtuhnya rezim pemerintahan Orde Baru. Di Indonesia sejak bergulirnya reformasi,
gelombang demokratisasi semakin marak dan tuntutan akan keterbukaan politik
semakin terlihat.
Dari sisi
budaya, era globalisasi ini membawa beraneka ragam budaya yang sangat
dimungkinkan mempengaruhi pola pikir, tingkah laku, dan sistem nilai masyarakat
suatu negara. Oleh karena itu, kita seharusnya waspada dan pandai menyiasati
pengaruh budaya silang sehingga bangsa kita dapat mengambil nilai budaya yang
positif yaitu mengambil nilai budaya yang bermanfaat bagi kehidupan dan
pembangunan bangsa serta tidak terjebak pada pengaruh-pengaruh budaya yang
negatif. Kita juga harus belajar melihat dunia dari perspektif yang berbeda
sesuai dengan kepentingan dan tujuan masing-masing tanpa melunturkan nilai
identitas budaya bangsa kita. Dengan memahami perbedaan dan persamaan
kebudayaan tadi akan menumbuhkan saling pengertian dan saling menghargai antar
kebudayaan yang ada.
C. Aspek-Aspek Positif dan Negatif dari
Globalisasi
Globalisasi
dalam berbagai aspek kehidupan akan membuat setiap bangsa menjadi bagian dari
sistem nilai dunia.
Globalisasi
ekonomi memungkinkan terjadinya sinergi positif antara beberapa kelompok
ekonomi dalam negeri dengan kelompok ekonomi luar negeri. Sinergi ekonomi
positif yang berciri multilateral ini perlu diarahkan untuk tidak mematikan
kelompok-kelompok ekonomi yang sejenis di negara-negara yang beraliansi ekonomi
secara multilateral tersebut.
Secara
politis, era globalisasi dapat menumbuhkan kesadaran berdemokrasi yaitu
kesadaran hak dan kewajibannya serta kesadaran tanggung jawab dalam bernegara.
Pada masa reformasi, demokrasi telah membawa perubahan-perubahan yang besar
diantaranya pelaksanaan pemilihan umum legislatif dengan sistem multipartai dan
pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung.
Aspek negatif
globalisasi dapat dicontohkan sebagai berikut : Berhadapan dengan kekuatan
global negara-negara dunia ketiga akan sulit mempertahankan pola produksinya
dan sulit meningkatkan taraf hidupnya. Pada umumnya negara-negara berkembang
akan terperangkap dengan hutang-hutangnya yang semakin lama semakin
menggelembung.
Dari sudut
pandang politik, arus globalisasi telah mengembuskan demokratisasi di banyak
negara. Apa yang terjadi di kebanyakan negara berkembang akan memunculkan sikap
dan tindakan anarkis yang dapat memakan banyak korban di antara sesama. Wawasan
kebangsaan semakin terpuruk sehingga dapat menimbulkan disintegrasi bangsa.
Terjadinya gejala disintegrasi ini karena penguasa atau elit politik dianggap
sudah tidak lagi memperhatikan nasib dan kepentingan rakyat. Sebaliknya,
penguasa hanya mementingkan kepentingan diri, keluarga, dan kelompoknya.
D. Menunjukkan Sikap Selektif Terhadap
Globalisasi
1. Latar Belakang dan Pengertian
Proses
globalisasi yang membawa dampak positif maupun dampak negatif telah menembus ke
segala penjuru dunia tanpa mengenal batas administrasi negara. Oleh karena itu,
tindakan preventif yang harus kita lakukan terhadap arus globalisasi yaitu
bersikap waspada dan selektif terhadap segala macam arus globalisasi tersebut.
Untuk itu kita harus memiliki ketahanan nasional yang kuat.
Sikap
selektif dapat diartikan sebagai sikap untuk memiliki dan menentukan alternatif
yang terbaik bagi kehidupan diri, lingkungan masyarakat, bangsa, dan negara
melalui proses yang berhati-hati, rasional, dan normatif terhadap segala macam
pengaruh dari luar sehingga apa yang telah menjadi pilihan dapat diterima oleh
semua pihak dengan penuh tanggung jawab.
2. Nilai Dasar Pancasila sebagai Filter Arus
Global
Kita
mempunyai nilai dasar yang dapat membentengi pengaruh buruk akibat arus
globalisasi. Nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila merupakan nilai-nilai
yang digali dari budaya luhur bangsa.
Nilai
Ketuhanan Yang Maha Esa memberikan pemahaman kepada bangsa Indonesia untuk
percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Nilai
kemanusiaan yang adil dan beradab memberikan pemahaman kepada bangsa Indonesia
untuk bersikap adil kepada sesama, menghormati harkat dan martabat manusia, dan
menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
Nilai
persatuan Indonesia memberikan pemahaman kepada bangsa Indonesia untuk
senantiasa menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan.
Nilai
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan memberikan pemahaman kepada bangsa Indonesia untuk
bersikap demokratis yang dilandasi dengan tanggung jawab.
Nilai
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia memberikan pemahaman dan
penyadaran kepada bangsa Indonesia atas hak dan kewajibannya yang sama dalam
menciptakan keadilan dan kemakmuran. Oleh karena itu, kita harus dapat
mengembangkan nilai dan sikap kekeluargaan dan kegotongroyongan dalam kehidupan
masyarakat.
E. Menentukan Posisi Terhadap Implikasi
Globalisasi
1. Hak Asasi Manusia
Hak asasi
manusia merupakan hak kodrat manusia yang bersifat universal, baik sebagai
individu, warga masyarakat, warga negara, maupun warga dunia. Skala pelanggaran
hak asasi manusia itu dapat terjadi secara lokal di kawasan tertentu, di negara
tertentu, dan bahkan di dunia.
Terhadap
isu-isu hak asasi manusia, posisi bangsa Indonesia, yakni berusaha mencegah
munculnya pelanggaran-pelanggaran hak asasi manusia, antara lain dengan cara
meningkatkan kesadaran warga negara untuk menghormati hak asasi manusia,
mewujudkan keadilan dan kesejahteraan masyarakat, dan mematuhi hukum yang
berlaku.
2. Migrasi
Selain hak
asasi manusia, migrasi pun merupakan masalah global. Apakah itu bentuknya
emigrasi, imigrasi, atau pengungsian. Bagi negara yang didatangi tentu akan
menimbulkan masalah yang bermacam-macam, seperti memikirkan masalah keamanan,
politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
3. Demokrasi
Demokrasi
dalam arti luas meliputi demokrasi politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
Demokrasi menjadi isu global karena nilai-nilai demokrasi yang semestinya
menghormati hak-hak rakyat dalam mengambil keputusan untuk kepentingannya
sendiri telah dirampas oleh penguasa.
Bangsa
Indonesia menjunjung tinggi nilai demokrasi yang berasaskan Pancasila, seperti
memberikan kebebasan berpendapat sesuai dengan aturan, memberikan kepercayaan
kepada rakyat untuk menggunakan hak-hak politiknya. Bangsa Indonesia senantiasa
waspada terhadap sistem demokrasi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai serta
kepribadian bangsa.
4. Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam
Lingkungan
hidup dan sumber daya alam yang tidak terjaga dapat menimbulkan masalah global.
Lingkungan hidup yang penuh polusi akan menimbulkan dampak pada menurunnya
derajat kesehatan masyarakat.
5. Perdamaian dan Keamanan
Perdamaian
dan keamanan menjadi dambaan setiap umat manusia. Namun demikian, kenyataannya
sampai saat ini perdamaian dan keamanan masih sangat mencekam.
Masalah
perdamaian dan keamanan telah menjadi masalah global yang tidak mungkin
diselesaikan oleh satu negara saja walaupun negara itu merupakan negara besar.
Salah satu cara yang dapat dilakukan ialah membangun kerja sama, baik secara
bilateral maupun secara multilateral.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Globalisasi
merupakan suatu gejala wajar yang pasti akan dialami oleh setiap bangsa di
dunia, baik pada masyarakat yang maju, masyarakat berkembang, masyarakat
transisi, maupun masyarakat yang masih rendah taraf hidupnya.
Dalam era
global, suatu masyarakat/negara tidak
mungkin dapat mengisolasi diri terhadap proses globalisasi. Jika suatu
masyarakat/negara mengisolasi diri dari globalisasi, mereka dapat dipastikan
akan terlindas oleh jaman serta terpuruk pada era keterbelakangan dan
kebodohan.
Dampak
positif dan negatif pada pengaruh globalisasi terhadap kehidupan berbangsa dan
bernegara pun ada. Salah satunya era globalisasi pada sistem politik. Bangsa
Indonesia telah menerapkan kehidupan berdemokrasi yang telah membawa perubahan-perubahan
yang besar, diantaranya pelaksanaan pemilu legislatif dengan sistem multipartai
dan pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung. Itu dampak
positifnya.
Sedang dampak
negatifnya ialah pada kebanyakan negara berkembang akan memunculkan sikap dan tindakan anarkis
yang dapat memakan banyak korban diantara sesama. Wawasan kebangsaan semakin
terpuruk sehingga dapat menimbulkan disintegrasi bangsa. Seperti munculnya
Gerakan Papua Merdeka dan Gerakan Aceh Merdeka.
DAFTAR
PUSTAKA
Ghazali,
Adeng. 2004. Civic Education. Bandung : Benang Merah Press.
Muhlisin dan
Sujiyanto. 2005. Praktik Belajar Kewarganegaraan. Jakarta : Ganeca Exact.
0 komentar:
Posting Komentar