Jumat, 20 April 2012

Analisis Makro Ekonomi




Analisis Makro Ekonomi

Bicara mengenai investasikan keuangan sebenarnya tidak bisa terlepas dari membicarakan ekonomi makro. Sebab musuh utama investasi keuangan adalah ekonomi makro. Bagaimana nalarnya? Jawablah pertanyaan berikut: Jika suku bunga bank—katakanlah tabungan—sangat tinggi, misalnya mencapai 30% (atau 75% seperti ketika terjadi krismon), apakah Anda
bersedia membeli saham atau obligasi? Untuk menjawab pertanyaan ini tidak perlu sekolah sampai perguruan tinggi. Lulusan SMP pun pasti akan menjawab tidak bersedia. Mengapa? Lho, kalau di bank uang kita bisa memberikan penghasilan dengan jumlah yang pasti, dan tanpa harus menanggung risiko—misalnya dijamin oleh pemerintah—mengapa harus begitu tolol mempertaruhkan uang kita dengan berinvestasi membeli saham atau obligasi yang peng-hasilannya tidak pasti? Sebaliknya, jika suku bunga bank begitu rendahnya, apakah Anda masih bersedia menabung?

Bagi Anda yang memang mengutamakan keamanan, barangkali akan tetap bersedia. Tapi dengan konsekuensi kehilangan kesempatan mendapatkan penghasilan yang lebih tinggi.

Jelaslah, pertimbangan pertama dalam melakukan investasi adalah tinggi rendahnya suku bunga bank. Persoalannya, bagaimana memperkirakan suku bunga tersebut? Tinggi rendahnya suku bunga bank ditentukan oleh tingkat inflasi. Jika inflasi tinggi maka suku bunga bank akan tinggi, sebaliknya jika inflasi rendah suku bunga bank juga akan rendah.

Bagaimana ini bisa terjadi? Jika tingkat inflasi naik dari 8% menjadi 10%, maka suku bunga bank harus dinaikkan juga. Sebab, ketika inflasi masih 8%, bank memberi suku bunga tabungan atau deposito 9%. Mengapa harus 9%? Ini untuk mempertahankan agar masyarakat masih bersedia menyimpan uangnya di bank. Selanjutnya, setelah inflasi naik menjadi 10%, maka suku bunga bank menjadi berada di bawah angka inflasi. Ini akan menyebabkan penabung menarik uangnya dari bank. Untuk mencegahnya, bank harus menaikkan suku bunganya, misalnya menjadi 11%. Masalahnya, bagaimana mengetahui tinggi rendahnya inflasi ini? Inilah yang dimaksud analisis ekonomi makro dalam investasi keuangan.

Secara lengkap yang dinamakan analisis ekonomi makro ini tidak hanya menghitung dan meramalkan tingkat inflasi, melainkan seluruh indikator ekonomi makro yang terdiri:
1. Pertumbuhan ekonomi (untuk Indonesia diukur dengan pertumbuhan PDB/Produk Domestik Bruto),
2. Perkembangan moneter. Yang utama biasanya dihitung dengan penawaran uang beredar dan tingkat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS,
3. Perkembangan neraca pembayaran luar negeri,
4. Perkembangan tingkat pengangguran, dan
5. Perkembangan inflasi.


  • Ramalan Hari Ini
  • 0 komentar:

    Posting Komentar

    Share

    Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More