Penyebab
penyakit ini belum diketahui. Para peneliti percaya bahwa faktor turunan dan
lingkungan sangat berperan atas kejadian penyakit ini. Penyakit ini lebih
sering terjadi pada wanita dibandingkan lelaki dan jarang terjadi pada
anak-anak.
Gejala
Klinis
Gejala
klinis penyakit ini bervariasi dari satu penderita ke penderita lainnya, mulai
dari penebalan kulit seluruh tubuh sampai yang menyerang saluran cerna, yang
biasanya fatal.
Pada kulit:
• Pada satu
penderita hanya penebalan kulit di jari dan muka. Kelainan kulit biasanya
simetris dan bila menyerang kulit jari disebut sclerodactily, yang mungkin
mengenai kulit bagian ujung lengan.
• Mengenai
kulit seluruh badan, kulit menjadi kencang dan tampak lebih gelap
(hiperpigmentasi).
• Kulit muka
seperti berbentuk topeng.
• Timbul
teleangictasi pada jari-jari, kulit dada, bibir, dan lidah.
Juga timbul
penumpukan calcium di bawah kulit (calcinosis circumscripta).
Pada sistem
otot rangka:
Terjadi
pergeseran sendi terutama sendi lutut, selaput sendi mengalami peradangan
(tendinitis) bursa sendi mengalami pengendapan selaput fibrin pada permukaan
sendi:
• Persendian
flexi pada jari-jari, telapak tangan, dan siku mengalami kontraktur. Karena
terjadi fibrosis membrana sinovia dan jaringan lunak sekitar sendi.
• Bisa
terjadi borok di ujung jari atau sekitar persendian jari.
Saluran
cerna:
Terjadi
gangguan oesopagus dimana gerakan otot lambat hingga timbul gangguan penyerapan
dan mungkin terjadi gerakan arus batik (reflux):
• Timbul
gangguan dalam menelan makanan.
• Terjadi
arus balik asam lambung sampai mungkin terjadi borok lambung dan usus halus.
• Timbul
kantong-kantong besar pada dinding usus halus karena terjadi penciutan otot
dinding usus setempat.
• Cirhosis
hati yang berasal dari gangguan cairan empedu (biliary chirhosis).
Sistem
jantung dan pernapasan:
Terjadi
fibrosis jaringan paru yang terlihat pada latihan fisik. Penderita mengalami
susah bernafas:
• Tekanan
pulmonal meningkat karena fibrosis saluran paru dan pembuluh darah paru.
• Timbul
sindroma CREST (gangguan irama jantung, kelainan gambaran EKG) sampai bisa
meninggal mendadak.
Sistem
ginjal
Terjadi
hiperplasia lapisan intima tubulus dan rongga antara lobus ginjal, hingga
terjadi hipertensi maligna. Bila tidak diatasi, keadaan makin buruk sampai
fatal dalam beberapa bulan.
Hasil
Laboratorium
Ditemukan
antibodi nonspesifik dan HLA Faktor rheumatoid, positif pada 33% penderita.
• Pada 90%
penderita scleroderma yang sistemik, ditemukan ANA (antibodi antinuclear) dan
antibodi SCL-70.
Prognosa
(ramalan perjalanan penyakit)
• Perjalanan
penyakit perlahan-lahan, hingga sulit meramalkan prognosa.
• Pada
scleroderma yang menyerang jantung dan paru, prognosa buruk.
Pengobatan
Corticosteroid
menolong pada penderita yang mengalami peradangan otot (myositis) dan
peradangan sinovia (sinovitis).
Pustaka
Penyakit
Tulang dan Persendian Oleh Dr. Faisal Yatim DTM&H, MPH
0 komentar:
Posting Komentar