PENGERTIAN
MOLEKUL
Molekul
adalah sekelompok atom (paling sedikit dua) yang saling berikatan dengan sangat
kuat (kovalen) dalam susunan tertentu dan bermuatan netral serta cukup stabil.
Menurut definisi ini, molekul berbeda dengan ion poliatomik. Dalam kimia
organik dan biokimia, istilah molekul digunakan secara kurang kaku, sehingga
molekul organik dan biomolekul bermuatan pun dianggap termasuk molekul.
Dalam teori
kinetika gas, istilah molekul sering digunakan untuk merujuk pada partikel gas
apapun tanpa bergantung pada komposisinya. Menurut definisi ini, atom-atom gas
mulia dianggap sebagai molekul walaupun gas-gas tersebut terdiri dari atom
tunggal yang tak berikatan.
Sebuah
molekul dapat terdiri atom-atom yang berunsur sama (misalnya oksigen O2), ataupun
terdiri dari unsur-unsur berbeda (misalnya air H2O). Atom-atom dan kompleks
yang berhubungan secara non-kovalen (misalnya terikat oleh ikatan hidrogen dan
ikatan ion) secara umum tidak dianggap sebagai satu molekul tunggal.
Bentuk
Molekul
Dalam bentuk
molekul dikenal adanya teori ikatan valensi. Teori ini menyatakan bahwa ikatan
antar atom terjadi dengan cara saling bertindihan dari orbital-orbital atom.
Elektron dalam orbital yang tumpang tindih harus mempunyai bilangan kuantum
spin yang berlawanan.
Pertindihan
antara dua sub kulit s tidak kuat, oleh karena distribusi muatan yang berbentuk
bola, oleh sebab itu pada umumnya ikatan s – s relatif lemah.
Sub kulit
“p” dapat bertindih dengan sub kulit “s” atau sub kulit “p” lainnya, ikatannya
relatif lebih kuat, hal ini dikarenakan sub kulit “p” terkonsentrasi pada arah
tertentu.
Contoh:
a. Molekul
HF: – konfigurasi atom H : 1s1
-
konfigurasi atom F: 1s2 2s2 2Px2 2py2 2pz1
Tumpang
tindih terjadi antara sub kulit 1s dari atom H dengan orbital 2pz dari aton, F.
Pertindihan demikian disebut pertindihan sp.
b. Molekul
H2O: – konfigurasi atom H : 1s1
-
konfigurasi atom O: 1s2 2s2 2Px2 2py1 2pz1
Dalam atom O
terdapat 2 elektron dalam keadaan yang tidak berpasangan (orbital 2py dan 2pz),
masing-masing orbital ini akan bertindihan dengan orbital 1s dari 2 atom H.
Kedudukan orbital-orbital p saling tegak lurus, diharapkan sudut ikatannya
sebesar 90o, tetapi karena adanya pengaruh pasangan elektron 2px, maka kedua
ikatan tersebut akan tertolak dan membentuk sebesar 104.5o.
c. Molekul
CH4 – konfigurasi atom H: 1s1
-
konfigurasi atom C: 1s2 2s2 2Px1 2py1 2pz0
Untuk
mengikat 4 atom H menjadi CH4, maka 1 elektron dari orbital 2s akan
dipromosikan ke orbital 2pz, sehingga konfigurasi elektron atom C menjadi: 1s1
2s1 2px1 2py1 2pz1 . Orbital 2s mempunyai bentuk yang berbeda dengan ketiga
orbital 2p, akan tetapi ternyata kedudukan keempat ikatan C-H dalam CH4 adalah
sama. Hal ini terjadi karena pada saat orbital 2s, 2px, 2py dan 2pz menerima 4
elektron dari 4 atom H, keempat orbital ini berubah bentuknya sedemikian
sehingga mempunyai kedudukan yang sama. Peristiwa ini disebut “hibridisasi”.
Karena perubahan yang terjadi adalah 1 orbital 2s dan 3 orbital 2p, maka
disebut hibridisasi sp3. Bentuk molekul dari ikatan hibrida sp3 adalah
tetrahedron.
0 komentar:
Posting Komentar