Pendidikan
Usia Dini
DETEKSI DINI
TERHADAP ANAK-ANAK BERBAKAT
Undang-undang
Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan antara lain bahwa “warga negara yang
memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus”
(Pasal 5, ayat 4). Di samping itu juga dikatakan bahwa “setiap peserta didik
pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai
dengan bakat, minat dan kemampuannya” (pasal 12, ayat 1b). Hal ini pasti
merupakan berita yan gmenggembirakan bagi warga negara yang memiliki bakat
khusus dan tingkat kecerdasan yang istimewa untuk mendapat pelayanan pendidikan
sebaik-baiknya.
Banyak
referensi menyebutkan bahwa di dunia ini sekitar 10 – 15% anak berbakat dalam
pengertian memiliki kecerdasan atau kelebihan yang luar biasa jika dibandingkan
dengan anak-anak seusianya. Kelebihan-kelebihan mereka bisa nampak dalam salah
satu atau lebih tanda-tanda berikut:
* Kemampuan
inteligensi umum yang sangat tinggi, biasanya ditunjukkan dengan perolehan tes
inteligensi yang sangat tinggi, misal IQ diatas 120.
* Bakat
istimewa dalam bidang tertentu, misalnya bidang bahasa, matematika, seni, dan
lain-lain. Hal ini biasanya ditunjukkan dengan prestasi istimewa dalam
bidang-bidang tersebut.
* Kreativitas
yang tinggi dalam berpikir, yaitu kemampuan untuk menemukan ide-ide baru.
* Kemampuan
memimpin yang menonjol, yaitu kemampuan untuk mengarahkan dan mempengaruhi
orang lain untuk bertindak sesuai dengan harapan kelompok.
*
Prestasi-prestasi istimewa dalam bidang seni atau bidang lain, misalnya seni
musik, drama, tari, lukis, dan lain-lain.
Pada zaman
modern ini orang tua semakin sadar bahwa pendidikan merupakan salah satu
kebutuhan pokok yang tidak bisa ditawar-tawar. Oleh sebab itu tidak
mengherankan pula bahwa semakin banyak orang tua yang merasa perlu cepat-cepat
memasukkan anaknya ke sekolah sejak usia dini. Mereka sangat berharap agar
anak-anak mereka “cepat menjadi pandai.” Sementara itu banyak orang tua yang
menjadi panik dan was-was jika melihat adanya gejala-gejala atau
perilaku-perilaku anaknya yang berbeda dari anak seusianya. Misalnya saja ada
anak berumur tiga tahun sudah dapat membaca lancar seperti layaknya anak usia
tujuh tahun; atau ada anak yang baru berumur lima tahun tetapi cara berpikirnya
seperti orang dewasa, dan lain-lain. Dapat terjadi bahwa gejala-gejala dan
“perilaku aneh” dari anak itu merupakan tanda bahwa anak memiliki kemampuan
istimewa. Maka dari itu kiranya perlu para guru dan orang tua bisa mendeteksi
sejak dini tanda-tanda adanya kemampuan istimewa pada anak agar anak-anak yang
memiliki bakat dan kemampuan isitimewa seperti itu dapat diberi pelayanan
pendidikan yang memadai.
Informasi
Harga Program
Tanda-tanda
Umum Anak Berbakat
Sejak usia
dini sudah dapat dilihat adanya kemungkinan anak memiliki bakat yang istimewa.
Sebagai contoh ada anak yang baru berumur dua tahun tetapi lebih suka memilih
alat-alat mainan untuk anak berumur 6-7 tahun; atau anak usia tiga tahun tetapi
sudah mampu membaca buku-buku yang diperuntukkan bagi anak usia 7-8 tahun.
Mereka akan sangat senang jika mendapat pelayanan seperti yang mereka harapkan.
Anak yang
memiliki bakat istimewa sering kali memiliki tahap perkembangan yang tidak
serentak. Ia dapat hidup dalam berbagai usia perkembangan, misalnya: anak
berusia tiga tahun, kalau sedang bermain seperti anak seusianya, tetapi kalau
membaca seperti anak berusia 10 tahun, kalau mengerjakan matematika seperti
anak usia 12 tahun, dan kalau berbicara seperti anak berusia lima tahun. Yang
perlu dipahami adalah bahwa anak berbakat umumnya tidak hanya belajar lebih
cepat, tetapi juga sering menggunakan cara yang berbeda dari teman-teman
seusianya. Hal ini tidak jarang membuat guru di sekolah mengalamai kesulitan,
bahkan sering merasa terganggu dengan anak-anak seperti itu. Di samping itu
anak berbakat istimewa biasanya memiliki kemampuan menerima informasi dalam
jumlah yang besar sekaligus. Jika ia hanya mendapat sedikit informasi maka ia
akan cepat menjadi “kehausan” akan informasi.
Di
kelas-kelas Taman Kanak-Kanak atau Sekolah Dasar anak-anak berbakat sering
tidak menunjukkan prestasi yang menonjol. Sebaliknya justru menunjukkan
perilaku yang kurang menyenangkan, misalnya: tulsiannya tidak teratur, mudah
bosan dengan cara guru mengajar, terlalu cepat menyelesaikan tugas tetapi
kurang teliti, dan sebagainya. Yang menjadi minat dan perhatiannya
kadang-kadang justru hal-hal yan gtidak diajarkan di kelas. Tulisan anak
berbakat sering kurang teratur karena ada perbedaan perkembangan antara
perkembangan kognitif (pemahaman, pikiran) dan perkembangan motorik, dalam hal
ini gerakan tangan dan jari untuk menulis. Perkembangan pikirannya jauh ebih
cepat daripada perkembangan motoriknya. Demikian juga seringkali ada perbedaan
antara perkembangan kognitif dan perkembangan bahasanya, sehingga dia menjadi
berbicara agak gagap karena pikirannya lebih cepat daripada alat-alat bicara di
mulutnya.
Informasi
Harga Program
Pelayanan
bagi Anak Berbakat
Mengingat
bahwa anak berbakat memiliki kemampuan dan minat yang amat berbeda dari
anak-anak sebayanya, maka agak sulit jika anak berbakat dimasukkan pada sekolah
tradisional, bercampur dengan anak-anak lainnya. Di kelas-kelas seperti itu
akan terjadi dua kerugian, yaitu: (1) anak berbakat akan frustrasi karena tidak
mendapat pelayanan yang dibutuhkan, dan (2) guru dan teman-teman kelasnya akan
bisa sangat terganggu oleh perilaku anak berbakat tadi.
Beberapa
kemungkinan pelayanan anak berbakat dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
1)
Menyelenggarakan program akselerasi khusus untuk anak-anak berbakat. Program
akselerasi dapat dilakukan dengan cara “lompat kelas”, artinya anak dari Taman
Kanak-Kanak misalnya tidak harus melalui kelas I Sekolah Dasar, tetapi misalnya
langsung ke kelas II, atau bahkan ke kelas III Sekolah Dasar. Demikian juga
dari kelas III Sekolah Dasar bisa saja langsung ke kelas V jika memang anaknya
sudah matang untuk menempuhnya. Jadi program akselerasi dapat dilakukan untuk:
(1) seluruh mata pelajaran, atau disebut akselerasi kelas, ataupun (2)
akselerasi untuk beberapa mata pelajaran saja. Dalam program akselerasi untuk
seluruh mata pelajaran berarti anak tidak perlu menempuh kelas secara
berturutan, tetapi dapat melompati kelas tertentu, misalnya anak kelas I Sekolah
Dasar langsung naik ke kelas III. Dapat juga program akselerasi hanya
diberlakukan untuk mata pelajaran yang luar biasa saja. Misalnya saja anak
kelas I Sekolah Dasar yang berbakat istimewa dalam bidang matematika, maka ia
diperkenankan menempuh pelajaran matematika di kelas III, tetapi pelajaran lain
tetap di kelas I. Demikian juga kalau ada anak kelas II Sekolah Dasar yang
sangat maju dalam bidang bahasa Inggris, ia boleh mengikuti pelajaran bahasa
Inggris di kelas V atau VI.
2)
Home-schooling (pendidikan non formal di luar sekolah). Jika sekolah keberatan
dengan pelayanan anak berbakat menggunakan model akselerasi kelas atau
akselerasi mata pelajaran, maka cara lain yang dapat ditempuh adalah memberikan
pendidikan tambahan di rumah/di luar sekolah, yang sering disebut
home-schooling. Dalam home-schooling orang tua atau tenaga ahli yang ditunjuk
bisa membuat program khusus yang sesuai dengan bakat istimewa anak yang
bersangkutan. Pada suatu ketika jika anak sudah siap kembali ke sekolah, maka
ia bisa saja dikembalikan ke sekolah pada kelas tertentu yang cocok dengan
tingkat perkembangannya.
3)
Menyelenggarakan kelas-kelas tradisional dengan pendekatan individual. Dalam
model ini biasanya jumlah anak per kelas harus sangat terbatas sehingga
perhatian guru terhadap perbedaan individual masih bisa cukup memadai, misalnya
maksimum 20 anak. Masing-masing anak didorong untuk belajar menurut ritmenya
masing-masing. Anak yang sudah sangat maju diberi tugas dan materi yang lebih
banyak dan lebih mendalam daripada anak lainnya; sebaliknya anak yang agak
lamban diberi materi dan tugas yang sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Demikian pula guru harus siap dengan berbagai bahan yang mungkin akan dipilih
oleh anak untuk dipelajari. Guru dalam hal ini menjadi sangat sibuk dengan
memberikan perhatian individual kepada anak yang berbeda-beda tingkat
perkembangan dan ritme belajarnya.
4) Membangun
kelas khusus untuk anak berbakat. Dalam hal ini anak-anak yang memiliki
bakat/kemampuan yang kurang lebih sama dikumpulkan dan diberi pendidikan khusus
yang berbeda dari kelas-kelas tradisional bagi anak-anak seusianya. Kelas
seperti ini pun harus merupakan kelas kecil di mana pendekatan individual lebih
diutamakan daripada pendekatan klasikal. Kelas khusus anak berbakat harus
memiliki kurikulum khusus yang dirancang tersendiri sesuai dengan kebutuhan
anak-anak berbakat. Sistem evaluasi dan pembelajarannyapun harus dibuat yang
sesuai dengan kebutuhan mereka.
Informasi
Harga Program
Pergaulan
Anak Berbakat
Anak
berbakat seringkali lebih suka bergaul dengan anak-anak yang lebih tua dari
segi usia, khususnya mereka yang memiliki keunggulan dalam bidang yang
diminati. Misalnya saja ada anak kelas II Sekolah Dasar yang sangat suka
bermain catur dengan orang-orang dewasa, karena jika ia bermain dengan teman
sebayanya rasanya kurang berimbang. Dalam hal ini para orang tua dan guru harus
memakluminya dan membiarkannya sejauh itu tidak merugikan perkembangan yang
lain.
Di dalam
keluarga pun oran gtua hendaknya mencarikan teman yang cocok bagi anak-anak
berbakat sehingga ia tidak merasa kesepian dalam hidupnya. Jika ia tidak
mendapat teman yang cocok, maka tidak jarang orang tua dan keluarga, menjadi
teman pergaulan mereka. Umumnya anak berbakat lebih suka bertanya jawab hal-hal
yang mendalam daripada hal-hal yang kecil dan remeh. Kesanggupan orang tua dan
keluarga untuk bergaul dengan anak berbakat akan sangat membantu perkembangan
dirinya.






0 komentar:
Posting Komentar