Selasa, 27 Maret 2012

Pelajaran Sejarah Bung Karno dalam cerita bergambar



Pelajaran sejarah

Bung Karno dalam cerita bergambar


Kisah hidup sang proklamator, Ir. Sukarno, telah diterbitkan dalam bentuk cerita bergambar berwarna. Terdapat sembilan judul buku yang memuat kelahiran, naik turunnya perjalanan hidup Sukarno, hingga kematiannya. Ilustrasi karya Sutardjo menyemarakkan naskah yang ditulis Sari Pusparini Soleh asal Bogor. Buku yang diterbitkan Penerbit Remaja Rosdakarya tersebut diluncurkan pada 6 Juni 2005 lalu bersamaan dengan peluncuran kumpulan tulisan Bung Karno Dibawah Bendera Revolusi dan Bung Karno Sang Arsitek oleh Yayasan Bung Karno di Jakarta. Penerbitan buku tersebut untuk memperingati kelahiran Sukarno yang ke-104.


Menurut Sari Pusparini Soleh, buku tersebut juga bercerita tentang sisi humanisme Sukarno. “Misalnya Sukarno tidak suka.memenjarakan burung,” ujarnya. Ajaran Bung Karno baru dimunculkan dalam tiga buku terakhir, yang menceritakan tentang perpecahan Bung Karno dengan Bung Hatta serta akhir masa pemerintahan Orde Lama yang sarat dengan intrik dan muatan politik. “Saya lahir di masa Orde Baru dan menempuh pendidikan di masa itu. Dari pelajaran di sekolah, saya kenal Sukarno itu proklamator, tidak lebih jauh dari itu. Pelajaran sejarah Orba sering mendiskreditkan Sukarno,” ujar Sari menjelaskan.

Sari mengaku sempat kesulitan mencari literatur yang imbang mengenai Sukarno. Buku-buku tentang Sukarno di masa Orba lebih banyak yang menentang Sukarno. Ia baru menemukan pengetahuan yang lebih ketika membaca buku Cindy Adams, Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia. Buku tersebut mengurai tentang pendidikan, per-juangan, serta ide-ide Sukarno mengenai manusia, persaha-batan, agama, dan cinta. “Saya memang mendapatkan banyak literatur tentang Sukarno. Tetapi dalam penulisan buku ini, saya lebih banyak mengacu pada karya Cindy Adams yang lebih banyak mengungkap misi humanis Sukarno. Dalam penulisan buku ini, saya tidak mau memihak. Saya mau berdiri sendiri dan saya tidak ingin anak yang membacanya menjadi mengkultuskan Sukarno atau sebaliknya. Saya berusaha di tengahtengah” ujar Sari Pusparini.

Dari sembilan seri yang berhasil ditulis, Sari mengaku agak kesulitan ketika menulis tiga seri terakhir yang menceritakan perpecahan antara Sukarno dan Mohammad Hatta hingga masa-masa tumbangnya Sukarno.

Membahasakan ajaran politik Bung Karno dan Bung Hatta secara sederhana yang dipahami anak-anak di atas 12 tahun dirasa tidak begitu mudah bagi Sari, dan itu suatu tantangan baginya. Dalam hal pemasaran, Sari mengaku cukup sulit bersaing dengan buku-buku anak yang saat ini merebak, terutama komik. la hanya berharap orangtua akan melirik buku ini untuk anak-anak mereka. Penerbit tidak berani berspekulasi dengan mencetak buku ini sekaligus dalam jumlah besar. Rosdakarya mencetak 5.000-10.000 eksemplar untuk setiap seri dengan jumlah halaman masing-masing sekitar 72 lembar.

Direktur PT Remaja Rosdakarya Zamzani mengaku pihaknya tertarik untuk menerbitkan biografi tokoh perjuangan nasional dalam bentuk cergam demi idealisme. “Kalau sekadar ingin mencari untung, terbitkan saja buku pelajaran. Satu kali cetak oplahnya bisa mencapai 50.000 hingga 100.000, dan itu pasti untung. Tapi kita ingin menyisihkan sebagian dana untuk sesuatu yang lebih idealis,” ujar Zamzani.

Pustaka
Kisah istimewa Bung Karno - Susana Rita Oleh Hero Triatmono,Penerbit Buku Kompas


  • Ramalan Hari Ini
  • 0 komentar:

    Posting Komentar

    Share

    Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More