Pelajaran sejarah
Bung Karno dalam cerita bergambar
Kisah hidup sang proklamator, Ir. Sukarno, telah
diterbitkan dalam bentuk cerita bergambar berwarna. Terdapat sembilan judul
buku yang memuat kelahiran, naik turunnya perjalanan hidup Sukarno, hingga
kematiannya. Ilustrasi karya Sutardjo menyemarakkan naskah yang ditulis Sari
Pusparini Soleh asal Bogor. Buku yang diterbitkan Penerbit Remaja Rosdakarya
tersebut diluncurkan pada 6 Juni 2005 lalu bersamaan dengan peluncuran kumpulan
tulisan Bung Karno Dibawah Bendera Revolusi dan Bung Karno Sang Arsitek oleh
Yayasan Bung Karno di Jakarta. Penerbitan buku tersebut untuk memperingati
kelahiran Sukarno yang ke-104.
Menurut Sari Pusparini Soleh, buku tersebut juga
bercerita tentang sisi humanisme Sukarno. “Misalnya Sukarno tidak
suka.memenjarakan burung,” ujarnya. Ajaran Bung Karno baru dimunculkan dalam
tiga buku terakhir, yang menceritakan tentang perpecahan Bung Karno dengan Bung
Hatta serta akhir masa pemerintahan Orde Lama yang sarat dengan intrik dan
muatan politik. “Saya lahir di masa Orde Baru dan menempuh pendidikan di masa
itu. Dari pelajaran di sekolah, saya kenal Sukarno itu proklamator, tidak lebih
jauh dari itu. Pelajaran sejarah Orba sering mendiskreditkan Sukarno,” ujar
Sari menjelaskan.
Sari mengaku sempat kesulitan mencari literatur yang
imbang mengenai Sukarno. Buku-buku tentang Sukarno di masa Orba lebih banyak
yang menentang Sukarno. Ia baru menemukan pengetahuan yang lebih ketika membaca
buku Cindy Adams, Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia. Buku tersebut
mengurai tentang pendidikan, per-juangan, serta ide-ide Sukarno mengenai
manusia, persaha-batan, agama, dan cinta. “Saya memang mendapatkan banyak
literatur tentang Sukarno. Tetapi dalam penulisan buku ini, saya lebih banyak
mengacu pada karya Cindy Adams yang lebih banyak mengungkap misi humanis
Sukarno. Dalam penulisan buku ini, saya tidak mau memihak. Saya mau berdiri
sendiri dan saya tidak ingin anak yang membacanya menjadi mengkultuskan Sukarno
atau sebaliknya. Saya berusaha di tengahtengah” ujar Sari Pusparini.
Dari sembilan seri yang berhasil ditulis, Sari mengaku
agak kesulitan ketika menulis tiga seri terakhir yang menceritakan perpecahan
antara Sukarno dan Mohammad Hatta hingga masa-masa tumbangnya Sukarno.
Membahasakan ajaran politik Bung Karno dan Bung Hatta
secara sederhana yang dipahami anak-anak di atas 12 tahun dirasa tidak begitu
mudah bagi Sari, dan itu suatu tantangan baginya. Dalam hal pemasaran, Sari
mengaku cukup sulit bersaing dengan buku-buku anak yang saat ini merebak,
terutama komik. la hanya berharap orangtua akan melirik buku ini untuk
anak-anak mereka. Penerbit tidak berani berspekulasi dengan mencetak buku ini
sekaligus dalam jumlah besar. Rosdakarya mencetak 5.000-10.000 eksemplar untuk
setiap seri dengan jumlah halaman masing-masing sekitar 72 lembar.
Direktur PT Remaja Rosdakarya Zamzani mengaku pihaknya
tertarik untuk menerbitkan biografi tokoh perjuangan nasional dalam bentuk
cergam demi idealisme. “Kalau sekadar ingin mencari untung, terbitkan saja buku
pelajaran. Satu kali cetak oplahnya bisa mencapai 50.000 hingga 100.000, dan
itu pasti untung. Tapi kita ingin menyisihkan sebagian dana untuk sesuatu yang
lebih idealis,” ujar Zamzani.
Pustaka
Kisah istimewa Bung Karno - Susana Rita Oleh Hero
Triatmono,Penerbit Buku Kompas
0 komentar:
Posting Komentar