Konsep employee relations
Pegawai (pekerja) di dalam sebuah organisasi merupakan
aset yang sangat penting, dan dalam kegiatan Wallas dikenal dengan hubungan
internal (employee relations), yaitu publik yang terdiri dari para pekerja
(pegawai) yang menjadi bagian nama dari unit usaha, organisasi, atau instansi
itu sendiri.Dalam kaitan ini maka pejabat pranata humas adalah salah satu dari
aset tersebut yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan kegiatan kehumasan,
dalam hal ini di LIPI.
Menurut Frank Jalkins hubungan publik internal tersebut
sama pentingnya dengan hubungan masyarakat eksternal, karena kedua bentuk humas
tersebut diumpamakan sebagai dua sisi mata uang yang mempunyai arti sama dan
saling terkait satu sama lain.
Efektivitas humas internal akan memerlukan suatu
kombinasi:
1) Sistem manajemen yang sifatnya terbuka (open
management);
2) Kesadaran pihak manajemen terhadap nilai dan
pentingnya memelihara komunikasi timbal balik dengan para pegawainya.
Kemampuan manajer humas, yang memiliki keterampilan
manajerial (managerial skill) serta berpengalaman atau mendapat dukungan
kualitas sumber daya manusia, pengetahuan (knowledge) media dan teknis
komunikasi. Hal-hal Baru yang belum dimiliki bertujuan membantu orang yang
mempelajarinya, dan untuk membetulkan serta mengembangkan pengetatahuan dan
kecakapan yang sudah ada. Perencanaan bertujuan menyamakan pengertian dan
pemahaman tenting suatu permasalahan.
Definisi ilmu pengetahuan menurut Soerjono Soekamto
adalah pengetahuan yang tersusun secara sistematik, menggunakan pemikiran dan
pengetahuan yang selalu dapat diperiksa dan ditelaah dengan kritis oleh setiap
orang yang ingin mengetahuinya (Soekamto, 1989). Definisi ilmu pengetahuan
dipandang 2 sudut, yaitu:
1) Sudut pandangan populer adalah ilmu pengetahuan
merupakan suatu pendekatan sistematik yang dijelaskan dengan bahasa teknik.
2) Sudut pandang profesional adalah ilmu pengetahuan
merupakan penggunaan observasi setepat-tepatnya secara sistematik dan logis
sebagai usaha untuk mendukung atau menolak penjelasan yang mungkin dari
fenomena alam (Aliff, 2004).
Berbicara mengenai profesionalisme, maka kita akan
dihadapkan pada perencanaan kegiatan dan program yang matang. Bila perencanaan
program telah disusun suatu organisasi baik yang komersial ataupun
nonkomersial, kemudian membentuk susunan personalia dan pembagian tugasnya.
Langkah berikutnya adalah menugaskan pelaksana dan staf organisasi termasuk
pejabat, praktisi humas untuk aktif bekerja sama inewujudkan tujuan humas dalam
mengelola hubungan organisasi dan publik di lingkungan organisasinya. Fungsi
menggerakkan (actuating) sering disebut juga leading (memimpin),directing
(mengarahkan), atau motivating (memotivasi). Apabila fungsi perencanaan dan
pengorganisasian banyak menyangkut aspek-aspek abstrak daripada proses
manajemen, maka kegiatan menggerakkan itu langsung menyangkut dorongan
(motivasi) dan partisipasi organisasi orang-orang dalam pimpinan yang terarah.
Penggerakkan humas bukanlah sekadar menggiatkan kemampuan dan keahlian
mekanisme kerja humas dalam tahapan proses, seperti pengumpulan data,
perencanaan, komunikasi, dan evaluasi, ataupun hanya meliputi kegiatan
komunikasi (communicating) humas itu sendiri. Lebih daripada itu, yakni
menggerakkan secara manajerial, guna mencapai pendapat umum dan saling
pengertian antara organisasi dan publik. Oleh karena itu, tujuan dan sasaran
organisasi serta lingkup kegiatan humas penting dipahami dalam rangka fungsi
menggerakkan proses manajemen suatu organisasi secara nienyeluruh. Secara
keseluruhan kegiatan tersebut sangat membutuhkan sumber daya manusia yang andal
sehingga tujuan kegiatan dapat tercapai sesuai dengan harapan. Berkaitan dengan
itu diperlukan media yang dapat menambah pengetahuan dan wawasan sumber daya
manusia tersehut. Pranata humas sebagai jabatan fungsional tentu ke depannya
diharapkan sebagai suatu profesi yang dapat meningkatkan profesionalismenya.
Humas pemerintah, cenderung menghendaki adanya perubahan
dalam proses kegiatan kehumasan. Tentunya karena menyangkut profesionalisme akan
sangat tergantung pada sarana yang ada (sumber daya manusia, fasilitas, dan
dana). Mudah-mudahan apa yang diharapkan dapat tercapai ke depan.
Jalur fungsional pranata humas harus dilengkapi dengan
kegiatan yang bersifat meningkatkan kemampuan sumber daya manusianya dalam
bentuk pelatihan-pelatihan sebagai tambahan pengetahuan, keahlian/ keterampilan
yang akan mengubah sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas
jabatannya. Kompetensi akan membedakan pengetahuan kerja (job knowledge)
semata-semata dengan perilaku seorang anggota di dalam organisasi, khususnya
pejabat pranata humas.
Empat tahap komunikasi yang efektif bagi kegaitan
kehumasan, mempunyai kekuatan tersendiri dari riset humas (fact finding) sampai
pada evaluasi kegiatan.
Contoh kegiatan kehumasan adalah bagaimana
penyelenggaraan sebuah pameran dengan mekanisme dan prosedur yang telah
ditentukan, karena harus melakukan koordinasi dengan unit-unit kerja yang ada
di LIPI (koordinasi hierarkis) secara vertikal maupun horizontal.
Masalah media relations, yaitu bagaimana membangun
jaringan kerja dengan media, karena bagi suatu organisasi atau lembaga sangat
penting menggunakan media massa untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat,
dan ini adalah cara terbaik untuk membangun citra positif dari suatu lembaga
atau organisasi.
Kegiatan kehumasan yang harus dilakukan oleh pejabat
pranata humas itu sendiri tidak bisa dipisahkan dari kegiatan-kegiatan
manajerial atau struktural karena jabatan pranata humas mempunyai tugas utama
membantu manajemen dalam rangka membangun citra positif instansinya, dalam hal
ini LIPI. Adalah sangat tidak benar apabila kita menjadi tidak disiplin setelah
menjadi pejabat fungsional pranata humas, karena pranata humas adalah jabatan
fungsional yang sangat penting dalam pelaksanaan tugas kehumasan.
Profesionalisme seorang pejabat pranata humas dalam pelaksanaan tugasnya tidak
lepas dari kemampuan para pejabat pranata humas itu sendiri. sehingga siapa pun
yang menjadi pejabat pranata humas harus selalu meningkatkan kemampuannya
dengan membaca dan mengikuti pelatihan-pelatihan kehumasan yang ada.
Referensi
Komunika Majalah Ilmiah Komuikasi






0 komentar:
Posting Komentar