Walaupun
mayoritas penduduk Indonesia makan nasi sebagai makanan pokok, di wilayah
Indonesia Bagian Timur, sagu sejak lama dipergunakan sebagai makanan pokok oleh
sebagian penduduknya, terutama di Maluku dan Irian Jaya. Sagu adalah butiran
atau tepung yang diperoleh dari teras batang pohon sagu atau rumbia. Sagu
dikenal dengan banyak nama, seperti Kirai di Jawa Barat, bulung, kresula, bulu,
rembulung, atau resula di Jawa Tengah; lapia atau napia di Ambon; tumba di Gorontalo;
Pogalu atau tabaro di Toraja; dan rambiam atau rabi di Kepulauan Aru.
Bubuk sagu
dihasilkan dengan cara mengekstraksi pati dari umbi atau empulur batang yang
dapat diolah menjadi berbagai makanan.Sagu sendiri dijual sebagai tepung curah
maupun yang dipadatkan dan dikemas dengan daun pisang. Selain itu, saat ini
sagu juga diolah menjadi mi dan mutiara.
Tepung sagu
memiliki ciri fisik yang mirip dengan tepung tapioka. Dalam resep masakan,
tepung sagu yang relatif sulit diperoleh sering diganti dengan tepung tapioka,
meskipun keduanya sebenarnya berbeda.Perbedaannya hanyalah pada bahan
pembuatnya jika tepung sagu terbuat dari pati pohon sagu, tepung tapioka atau
kanji terbuat dari pati umbi ketela pohon.
tepung sagu
kaya dengan karbohidrat (pati) namun sangat miskin gizi lainnya. Seratus gram
sagu kering setara dengan 355 kalori. Di dalamnya rata-rata terkandung 94 gram
karbohidrat, 0,2 gram protein, 0,5 gram serat, 10 mg kalsium, 1,2 mg besi, dan
lemak, karoten, tiamin, dan asam askorbat dalam jumlah kecil.
Walaupun
gizi yang dikandung tidak tinggi, sagu juga mempunyai beberapa manfaat yang
baik bagi tubuh. Diantaranya adalah tidak cepat meningkatkan kadar glukosa
dalam darah sehingga cukup aman dikonsumsi oleh penderita diabetes melitus.
Serat pangan pada sagu memiliki zat yang bisa berfungsi sebagai pre-biotik,
menjaga mikroflora usus, meningkatkan kekebalan tubuh, mengurangi resiko
terjadinya kanker usus, mengurangi resiko terjadinya kanker paru-paru,
mengurangi kegemukan, mempermudah buang air besar.
Sagu juga
sering dikonsumsi bagi yang sedang diet karena dapat memberikan efek
mengenyangkan, tetapi tidak menyebabkan gemuk. Untuk mengimbangi kandungan
gizinya yang tidak terlalu tinggi, ada baiknya olahan sagu ditambah bahan-bahan
kaya protein dan sayur mayur. Seperti Papeda atau bubur sagu, Sagu Pancake,
Nasi Sagu, Puding Sagu, Kue Kering Sagu Keju, Ketupat Sayur, dan Bubur Kacang
Hijau Sagu.






0 komentar:
Posting Komentar