Jean Marie Dongou Jebolan Akademi Barcelona Penerus
Samuel Eto’o
Usianya belum genap 17 tahun. Namun, Jean Marie Dongou
sudah menyentak perhatian para pemandu bakat yang berburu pemain muda di
akademi Barcelona. Pemain kelahiran 20 April 1995 ini diprediksi akan menjadi
penerus Samuel Eto’o.
Petualangan Dongou di akademi Barcelona dimulai hampir
tiga tahun lalu. Ketika itu, pada
usia 14 tahun, sang bocah kecil harus
meninggalkan orang tua dan empat saudaranya di Kamerun untuk bergabung di
tempat para bintang dunia dilahirkan.
Kesempatan Dongou berkembang di Barcelona tak lepas dari
bantuan Samuel Eto’o. Ya, mantan penyerang Barcelona ini membuka kerjasama
antara yayasan yang didirikannya, Eto’o Foundation, dengan Barcelona, untuk
menetaskan talenta-talenta muda dari benua Afrika di Catalan.
Sepuhan akademi Barcelona sudah tidak perlu disangkal
lagi. Dari sini, lahir sosok seperti Josep Guardiola yang sudah masuk tim
senior di usia muda pada awal era 1990-an. Ada pula Xavi Hernandez dan Carles
Puyol yang hadir di tim utama Barcelona sejak akhir 1990-an.
Yang paling spektakuler tentu sosok Lionel Messi yang
mulai bermain untuk skuad Barcelona sejak usia 17 tahun. Sementara, yang
terkini, tentu kita bisa melihat Isaac Cuenca, anak ajaib berusia 20 tahun yang
posisinya di lini depan Barcelona semakin terjamin dari hari ke hari.
Dongou pun menempuh jalur yang mirip dengan para jebolan
akademi La Masia. Awal musim ini, ia bahkan masih bermain untuk tim Juvenil A
Barcelona.
Kesempatan untuk menembus jenjang yang lebih matang lahir
di Copa Catalunya tahun lalu. Di partai final menghadapi Espanyol, Barcelona
memang kalah 3-0 dari Espanyol.
Namun, Dongou mulai menunjukkan taringnya. Meski cuma
tampil sebagai pemain pengganti dalam waktu 19 menit tersisa, banyak yang
memuji penampilan kelahiran Douala, Kamerun.
Setelah setengah musim di tim Juvenil A, akhirnya ada
peluang istimewa. Dongou dipanggil untuk memperkuat Barcelona B sejak awal
Januari lalu. Debutnya dimulai saat menghadapi SC Huesca pada tanggal 28
Januari 2012.
Setelah beberapa kali turun sebagai pemain cadangan dan
tidak mencetak gol, kesempatan datang akhir pekan lalu. Barcelona B menghadapi
Alcoyano.
Setelah tertahan 1-1 hingga menit 80, Eusebio Sacristán,
pelatih Barcelona B, memasukkan Dongou untuk mengganti Rodri. Belum semenit
masuk, Dongou mencetak gol kemenangan. Gol yang jelas menghibur orang tuanya
yang kebetulan hadir di Mini Estadi, kandang Barcelona B.
Gol ini tidak hanya membuat Barcelona B bertahan di papan
tengah Segunda Division. Tetapi juga, membawa kepercayaan tersendiri bagi
pemain berwajah polos ini.
Ya, Dongou dikenal begitu pemalu dan polos. Saking
polosnya Dongou, ia bagaikan tak tahu di mana tempat bersembunyi kala seluruh
penonton di Mini Estadi memberi tepuk tangan untuk gol kemenangan yang
dibuatnya.
Sifat pemalu Dongou inilah yang membuat kita takjub pada
akademi Barcelona pada khususnya, dan akademi sepakbola di Spanyol pada
umumnya.
Seperti slogan Barcelona bahwa klub ini lebih dari
sekadar sebuah klub, bukan hanya masalah skill atau kerjasama tim yang diasah
di akademi: melainkan juga sikap di dalam dan di luar lapangan; kesopanan
seorang pesepakbola yang tengah tumbuh dan digadang-gadang sebagai calon
pengganti salah satu pemain terbaik Kamerun, Samuel Eto’o.
0 komentar:
Posting Komentar