Fungsi lensa
kristalin
Serabut-serabut
lensa memiliki sitoplasma bergranula halus dengan sedikit vesikel terebar di
daerah ektoplasma sel dan satu-satu mitokondria di dekat sutura, namun pada
umumnya terdapat sangat sedikit organel dan inklusi. Unsur utama dari sitosol
serabut-serabut lensa adalah protein yang disebut kristalin, dan sebuah
sitoskelet yang terutama terdiri atas aktin dan banyak filamen intermediat
vimentin.
Kandungan
protein serabut lensa adalah 60% paling tinggi di antara sel-sel tubuh, dan ini
yang menyebabkan indeks refraksi tinggi dari lensa. Kristalin adalah protein
lensa paling banyak dan khas; mereka berasal dari dua famili yang tidak saling
berhubungan, kristalin-alfa dan beta, yang bersama-sama merupakan 90% dari
protein lensa total. Kristalin terkait pada protein yang mempunyai fungsi
berbeda di di bagian lain tubuh, namun dalam lensa terutama berfungsi untuk
meningkatkan indeks refraksinya. Menghadapi tugas mengisi sitoplasma serabut
lensa dengan protein, maka evolusi agaknya memilih gen yang menyandikan protein
yang stabil secara termodinamik, yang dapat bertahan seumur hidup.
Lensa
berfungsi sebagai medium dioptrik yang bekerjasama dengan kornea dalam memfokus
berkas cahaya dari obyek jauh tepat pada lapis fotoreseptor retina. Selain itu,
kekuatannya dapat diatur, sehingga mata dapat juga memfokus obyek-obyek dekat
(akomodasi). Lensa ini secara optik dapat aktif karena ia transparan. Sifat ini
disebabkan kenyataan bahwa fluktuasi indeks refraksi mikroskopik serat-serat
dalam sitoplasma itu minimal dan tiadanya matriks ekstrasel di antara
serat-serat itu. Selain itu, lensa biologik jauh lebih unggul dari yang dibuat
manusia karena aberasi sferik dan kromatiknya diminimkan oleh peningkatan
indeks refraksi secara berangsur dari tepian (1,38) ke pusat (1,50). Gradien
ini ada karena konsentrasi kristalin meningkat dari 15% di dalam serat korteks
menjadi 70% dalam serat di pusat.
Pustaka
Buku Ajar
Histologi






0 komentar:
Posting Komentar