Rabu, 28 Maret 2012

Enzim glutation peroksidase




Enzim glutation peroksidase

Enzim glutation peroksidase berperan penting dalam melindungi sel, melalui reaksi seperti di atas maupun melalui peroksida organik yang terbentuk dalam oksidasi kolesterol dan asam lemak. Aktivitas enzim glutation peroksidase mampu mereduksi 70% peroksida organik dan lebih dari 90% H2O2. Enzim glutation peroksidase yang ditemukan dalam sitoplasma tersebut merupakan tetramer, dan mengandung selenosistein pada sisi aktifnya. Enzim ini bersifat nukleofilik, yang sangat mudah terionisasi dan mengakibatkan terlepasnya proton.


Aktivitas enzim glutation peroksidase juga ditemukan dalam mitokondria, plasma, dan saluran pencernaan. Dalam sitoplasma, enzim glutation peroksidase bekerja pada membran fosfolipid yang teroksidasi sehingga dikenal juga sebagai hydroperoxide glutathione peroxidase. Enzim glutation peroksidase juga dapat langsung mereduksi hidroperoksida kolesterol, ester kolesterol, lipoprotein, dan fosfolipid yang teroksidasi dalam membran sel. Aktivitas enzim tersebut dapat juga diinduksi oleh keadaan hiperoksia (Asikin, 2001).

Enzim glutation peroksidase bersama glutation reduktase (suatu flavoprotein) dan NADPH (yang diperoleh dari aktivitas glukosa-6 fosfat dehidrogenase pada HMP-shunt) merupakan bagian dari siklus redoks glutation yang berperan untuk mempertahankan kadar glutation. Kelainan pada siklus tersebut bermanifestasi pada penyakit anemia hemolitik.

Pada penderita nekrosis hati dan penyakit degeneratif, aktivitas glutation peroksidase rendah karena terjadi defisiensi selenium. Sementara pada penderita alergi, aktivitas glutation peroksidase sel darah merah meningkat 2 kali dibandingkan dengan kontrol, yaitu 16 U/g Hb. Aktivitas enzim ini juga dapat diinduksi oleh antioksidan sekunder isoflavon. Berikut laporan dari beberapa peneliti tentang potensi antioksidan isoflavon yang berasal dari tanaman terhadap aktivitas glutation peroksidase.

Rohrdanz, et al. (2002) melaporkan bahwa aktivitas glutation peroksidase meningkat ketika sel hepatoma H4IIE dipapar dengan 300 mmol/l daidzein, demikian juga aktivitas katalasenya. Suplementasi isoflavon dengan kadar genistein tinggi, yaitu sebanyak 598 mg/kg pakan tikus selama 4 minggu pada tikus yang dilatih berlari ternyata meningkatkan aktivitas glutation peroksidase dari 0,403 mmol/det/mg menjadi 0,412 mmol/det/mg protein RBC tikus (Chen, et al., 2002). Isoflavon kedelai merupakan senyawa flavonoid. Potensinya sebagai antioksidan diduga serupa dengan antioksidan quersetin, yaitu sebagai scavenger radikal bebas (Kameoka, et al., 1999).

Aktivitas glutation peroksidase plasma juga meningkat path 4 wanita dan 1 laki-laki yang mengonsumsi jus buah apel dan kismis yang mengandung quersetin selama 1 minggu (Young, et al., 1999). Quersetin adalah suatu senyawa flavonoid dalam sayuran atau buah-buahan yang memiliki potensi antioksidan. Potensi tersebut ditunjukkan oleh posisi gugus hidroksil yang dapat langsung menangkap radikal bebas. Flavonoid melindungi sel dari serangan senyawa oksigen reaktif seperti oksigen singlet, superoksida, radikal peroksil, radikal hidroksil, dam peroksinitrit.

Glutation peroksidase intraseluler berpotensi mengubah, molekul hidrogen peroksida dengan cara mengoksidasi glutation bentuk tereduksi (GSH) menjadi bentuk teroksidasi (GSSG). Glutation bentuk tereduksi mencegah lipid membran dan unsurunsur sel lainnya dari kerusakan oksidasi, dengan cara merusak molekul hidrogen peroksida dan lipid hidroperoksida. Delmas Beauvieaux, et al. (1996) melaporkan bahwa enzim glutation peroksidase mendekomposisikan H2O2 lebih kuat dibandingkan dengan enzim katalase. Agar enzim bisa bekerja, selalu diperlukan adanya substrat, misalnya glutation, yang merupakan substrat enzim glutation peroksidase.

Pustaka
Antioksidan Alami Dan Radikal Oleh Dr. Hery Winarsi, M.S.


  • Ramalan Hari Ini
  • 0 komentar:

    Posting Komentar

    Share

    Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More