Makalah Biologi mengenai sistem ekskresi pada tubuh manusia
Jantung Hingga Penyakit Kelamin Sembuh dengan Urin
Secara tradisional, air seni digunakan untuk mengatasi
berbagai gangguan kesehatan sejak ribuan tahun lalu oleh masyarakat India.Di
Jawa, bahkan ada kebiasaan mengencingi anak-anak yang tengah sakit
panas.Menurut Gunawan Santoso, urinopati yang tinggal di Tanah Kusir, Jakarta
Selatan, dulu di Semarang, Jawa Tengah, kaum ibu meneteskan urin pada anaknya
yang mengalami sakit mata. Hal demikian pun pernah dilakukan Gunawan.
Menjijikkan, tapi banyak manfaat.Terapi air seni sebenarnya
sudah dilakukan oleh masyarakat India sejak 5000 tahun lalu. Dokumen yang paling tua yang merupakan sumber informasi pertama dan sempurna mengenai aspek-aspek pengobatan dengan air seni dapat ditemukan dalam kitab Damar Tantra.Menurut Coen Van der Kroon, urinopati terkenal dari Belanda, dalam bukunya Terapi Urin, pengobatan dengan air seni terdapat di kitab Damar Tantra dalam bab yang berjudul Shiwambu Kalpavidhi. Arti judul itu adalah mempraktikkan cara minum urin untuk meremajakan jaringan tubuh kembali. Dokumen itu dipercaya ditulis oleh Dewa Shiwa.Menurut Dr. Iwan Budiarso, orang normal dan sehat mengeluarkan 750-1.500 cc air seni setiap hari. Pada umumnya air seni orang normal dan sehat tampak jernih dan bening seperti layaknya air atau sedikit kekuningan.Sementara itu, orang yang sedang menderita sakit hepatitis, lever, air seninya berwarna kuning seperti kunyit. Air seni orang yang sedang menderita sakit demam berwarna kuning kemerahan, sedangkan yang menderita gangguan ginjal atau infeksi saluran kemih akan tampak keruh, kental, dan kemerahan.
sudah dilakukan oleh masyarakat India sejak 5000 tahun lalu. Dokumen yang paling tua yang merupakan sumber informasi pertama dan sempurna mengenai aspek-aspek pengobatan dengan air seni dapat ditemukan dalam kitab Damar Tantra.Menurut Coen Van der Kroon, urinopati terkenal dari Belanda, dalam bukunya Terapi Urin, pengobatan dengan air seni terdapat di kitab Damar Tantra dalam bab yang berjudul Shiwambu Kalpavidhi. Arti judul itu adalah mempraktikkan cara minum urin untuk meremajakan jaringan tubuh kembali. Dokumen itu dipercaya ditulis oleh Dewa Shiwa.Menurut Dr. Iwan Budiarso, orang normal dan sehat mengeluarkan 750-1.500 cc air seni setiap hari. Pada umumnya air seni orang normal dan sehat tampak jernih dan bening seperti layaknya air atau sedikit kekuningan.Sementara itu, orang yang sedang menderita sakit hepatitis, lever, air seninya berwarna kuning seperti kunyit. Air seni orang yang sedang menderita sakit demam berwarna kuning kemerahan, sedangkan yang menderita gangguan ginjal atau infeksi saluran kemih akan tampak keruh, kental, dan kemerahan.
Air seni orang sehat rasanya bisa tawar atau sedikit asin
dan asam. Menurut Dr. Iwan, jika warna urin lebih kuning, rasanya akan lebih
asin dan asam. Jika warnanya kuning pekat atau kemerahan, rasanya bukan saja
asin, asam, bahkan bisa pahit seperti brotowali.
Variasi rasa dan warna tergantung dari makanan yang kita
makan, jumlah air yang diminum, dan suhu udara. “Pada umumnya air kencing orang
vegetarian rasanya tawar. Kalau banyak makan daging, urin terasa asin dan asam,
bahkan bisa pahit,” tuturnya.
Data informasi mengenai urin
Data dan informasi tentang manfaat terapi urin telah banyak
diterbitkan dalam bentuk laporan ilmiah maupun buku teks.Hasil penelitian dan
pengalaman para peneliti pun telah diungkapkan dalam berbagai konferensi,
seperti First and Second All India Conferences on Therapy Urine tahun 1993 dan
1997 di India, maupun pada First and Second World Conferences on Therapy Urine
1996 di India dan di Jerman 1999.
Hasilnya, para peneliti sepakat terapi air seni sangat
bermanfaat untuk menyembuhkan berbagai penyakit, antara lain asma, batu empedu,
hepatitis, hipertensi, kanker prostat, infeksi saluran cerna, infeksi saluran
kemih, infeksi saluran napas, kanker, kencing batu, kencing manis, narkoba,
jantung koroner, penyakit kelamin, rematik, sirosis, wasir. Kata Dr. Iwan,
sekarang sudah ada 20 macam obat paten yang berasal dari ekstrak air seni yang
dijual dengan resep dokter.
Air seni yang dianjurkan Dr. Iwan untuk diminum adalah air
seni di pagi hari setelah bangun tidur. “Kualitas urin sama, hanya kuantitas
nutrien yang dikandungnya berbeda. Urin sepanjang malam sampai yang paling pagi
adalah urin yang mempunyai kadar nutrien paling tinggi dibandingkan dengan urin
setelah makan pagi,” kata patolog senior ini.
Alasan tersebut disebabkan pada waktu tidur sebagian besar
nutrien yang berasal dari otak dan sistem hormonal belum terpakai untuk
bekerja. Sebaliknya, setelah bangun tidur, karena sudah terjadi aktivitas,
sebagian nutriennya telah dipakai untuk menghasilkan energi.
Air seni yang diambil adalah aliran bagian tengah. Air ujung
yang keluar pertama dibuang dulu, baru aliran bagian tengab ditampung semua.
Aliran akhir sebelum berhenti kencing juga dibuang. Setelah ditampung, aliran
tengah segera diminum (tidak boleh lebih dari lima menit). Lewat dari lima
menit akan terjadi proses oksidasi, sehingga urin akan berubah rasa dan bau.
Jika biasanya urin hdra Priantonoanya bisa dimanfaatkan
sebagai obat bagi para penderita sakit mata, kini cairan tubuh ini bisa
mengobati masalah jerawat. Kok bisa? Secara umum, kata urin hanya terkait
dengan “hasil” biologis manusia yan berkaitan dengan toilet.
Tahukah Anda, bahwa cairan tubuh yang satu ini digunakan
oleh beberapa orang untuk mengobati masalah jerawat mereka.
Kita semua tahu apa urin, dari mana datangnya dan peran apa
yang dimainkannya dalam fungsi tubuh yang sehat. Namun, ada kegunaan lain dari
cairan tubuh ini, yaitu dapat mengobati jerawat.
Meskipun tidak semua orang mengakuinya, namun beberapa telah
mencoba bentuk pengobatan jerawat ini di beberapa waktu dalam kehidupan mereka.
Jadi, bagaimana mungkin urin membantu mencegah jerawat dan jerawat?
Praktek menggunakan urin untuk kosmetik ataupun kulit
memiliki nama: urotherapy,
serta beberapa variasi yang berbeda. Sementara cairan ini
umumnya dikenal sebagai produk limbah oleh banyak orang.
Urin bukan merupakan produk limbah, karena kenyataan bahwa
benar-benar bebas dari racun. Kondisinya steril karena adanya air sekitar 95
sampai 98 persen dari urin.
Bagian lain dari cairan tubuh dianggap oleh para ahli medis
sebagai senyawa biokimia kecil memiliki yang sifatnya membuatnya ideal untuk
pengobatan masalah kulit tertentu seperti jerawat. Demikian berita yang
dilansir Care Fair.
Praktek urotherapy sebenarnya telah digunakan selama ribuan
tahun di beberapa negara di seluruh dunia. Anda bahkan dapat menemukan beberapa
produk perawatan kulit dan kosmetik mengandung beberapa bentuk urin -terutama
versi sintetis-. Bahan ini dikenal sebagai “urea” dan terutama digunakan dalam
krim wajah.
ANDA mungkin sudah pernah mendengar mengenai terapi urine.
Tetapi, jika diminta untuk minum urine (air seni) sendiri, mungkin Anda akan
berpikir dua kali terlebih dahulu. Terapi urine ini bukanlah hal yang baru.
Terapi ini sudah dilakukan selama ribuan tahun.
Di India, terapi urine ini telah digunakan sejak lima ribu
tahun lalu. Mantan Perdana Menteri India, Morarji Desai, bahkan membeberkan
kalau minum urine merupakan rahasia sehat dan umur panjangnya.
Zat-zat kimia dan nutrisi yang terkandung dalam air seni
akan bertindak sebagai vaksin, antibakteri, antivirus, dan antikanker alami.
Selain itu, juga berfungsi sebagai penyeimbang hormon dan penyembuh alergi.
Mungkin Anda juga ragu, bagaimana mungkin substansi sisa
dari tubuh yang mungkin saja beracun bisa menjadi obat. Faktanya, penelitian
telah menemukan kalau urine bukanlah produk sisa yang beracun. Sebanyak 95
persen kandungan urine adalah air, 2,5 persen terdiri dari urea dan 2,5 persen
sisanya merupakan campuran dari mineral, garam, hormon dan enzim-enzim.
Zat-zat beracun dari dalam tubuh telah dikeluarkan melalui
hati dan usus halus, serta melalui kulit. Fungsi utama ginjal adalah menjaga
agar komposisi darah tetap seimbang. Saat terlalu banyak air, ginjal akan
membuangnya. Tetapi, tidak berarti air tersebut merupakan produk sisa yang
beracun.
Urine merupakan hasil dari filtrasi darah dan bukannya
filtrasi sampah. Secara medis, urine dinyatakan sebagai plasma ultrafilter.
Urine berasal dari pemurnian darah itu sendiri, yang dilakukan oleh ginjal.
Ginjal tidak berfungsi untuk mengekskresi, tetapi meregulasi semua elemen dan
konsentrasinya dalam darah.
Nutrisi-nutrisi yang terdapat di dalam darah bergerak
melalui hati. Di sini, racun-racun akan diekskresikan dalam bentuk sampah
padat. Selanjutnya, darah yang telah bersih dimurnikan kembali melalui proses
penyaringan di ginjal. Di sini, semua kelebihan air, garam, vitamin-vitamin,
mineral, enzim-enzim, antibodi, usea, uric acid, serta elemen-elemen lainnya
yang tidak digunakan tubuh pada saat itu akan dikumpulkan dalam bentuk cairan
yang telah dimurnikan dan disterilkan.
Cairan ini adalah urine. Elemen-elemen ini tidak disaring
karena beracun, tetapi karena tubuh belum memerlukannya pada saat itu. Urine
merupakan sumber nutrisi yang bisa menyembuhkan. Urine Anda, merupakan sumber
makanan yang mengandung elemen-elemen yang khusus untuk tubuh Anda sendiri.
Tubuh, secara konstan akan memproduksi berbagai jenis antibodi, hormon,
enzim-enzim, serta zat kimia alami lainnya untuk meregulasi dan mengontrol
fungsi tubuh dan mengatur ketidakseimbangan yang mungkin saja tidak Anda
sadari.
Studi-studi klinis telah membuktikan bahwa ribuan zat kimia
dan nutrisi tubuh yang terdapat di dalam urine mencerminkan fungsi tubuh setiap
orang. Saat digunakan kembali, zat-zat kimia dan nutrisi ini akan bertindak
sebagai vaksin, antibakteri, antivirus, dan antikanker alami. Selain itu juga
berfungsi sebagai penyeimbang hormon dan penyembuh alergi.
Kandungan yang terdapat di dalam urine tidak bisa digandakan
serta tidak bisa diperoleh dari sumber lain. Seperti dua orang yang secara
alami tidak pernah diciptakan sama persis, tidak ada dua sampel urine yang
mengandung komponen yang benar-benar sama.
Hanya urea yang bisa menjadi racun jika jumlahnya terlalu
banyak di darah. Tetapi, hal ini tidak akan terjadi hanya karena Anda minum
urine. Urine yang Anda minum, tidak akan langsung kembali ke aliran darah di
dalam tubuh. Dalam jumlah kecil, urine akan kembali ke dalam tubuh. Urine ini
akan memurnikan, membersihkan kelebihan mucus, serta mempunyai fungsi spesifik
bermanfaat lainnya.
Selain itu, urine juga mempunyai efek menyembuhkan dan
menguatkan jika dioleskan ke kulit. Mungkin Anda sudah sering membaca urea
sebagai salah satu kandungan di label produk perawatan kulit yang Anda gunakan.
Dr. Evagelos Danopouolos dari Yunani melaporkan bahwa urea
yang terkandung di dalam urine mengandung properti antikanker. Urea bisa
merusak kemampuan sel-sel kanker untuk berkumpul bersama dan juga bisa membunuh
sel-sel kanker dengan cara merusak beberapa aktivitas metabolisme sel kanker.
Karena itu, terapi urine telah digunakan untuk mengatasi kanker kulit, serviks,
paru-paru, mata, payudara, dan kanker hati.
Selain itu, terapi urine ini juga dipercaya bisa
menyembuhkan multiple sclerosis, colitis, lupus, rematik arthritis, hepatitis,
gangguan pankreas, psoriasis, eczema, diabetes, herpes, mononucleosis, adrenal
failure, alergi serta berbagai penyakit lain. Mengingat begitu banyaknya
manfaat urine bagi kesehatan, ada baiknya mulai menghilangkan rasa jijik atau
rasa tidak nyaman Anda untuk minum air seni. Telah banyak studi yang
menunjukkan bukti-bukti bahwa urine baik bagi kesehatan.
Penyakit Gagal Ginjal
Penyakit Gagal Ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi
organ ginjal
mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja
sama sekali dalam hal
penyaringan pembuangan elektrolit tubuh, menjaga
keseimbangan cairan dan zat kimia
tubuh seperti sodium dan kalium didalam darah atau produksi
urine.
Penyakit gagal ginjal ini dapat menyerang siapa saja yang
menderita penyakit serius atau terluka dimana hal itu berdampak langsung pada
ginjal itu sendiri. Penyakit gagal ginjal lebih sering dialamai mereka yang
berusia dewasa, terlebih pada kaum lanjut usia.
A. Penyebab Gagal Ginjal
Terjadinya gagal ginjal disebabkan oleh beberapa penyakit
serius yang didedrita oleh
tubuh yang mana secara perlahan-lahan berdampak pada
kerusakan organ ginjal. Adapun
beberapa penyakit yang sering kali berdampak kerusakan
ginjal diantaranya :
•
Penyakit tekanan darah tinggi (Hypertension)
•
Penyakit Diabetes Mellitus (Diabetes Mellitus)
•
Adanya sumbatan pada saluran kemih (batu, tumor,
penyempitan/striktur)
•
Kelainan autoimun, misalnya lupus eritematosus sistemik
•
Menderita penyakit kanker (cancer)
•
Kelainan ginjal, dimana terjadi perkembangan banyak kista
pada organ ginjal itu
sendiri (polycystic kidney disease)
•
Rusaknya sel penyaring pada ginjal baik akibat peradangan
oleh infeksi atau
dampak dari penyakit darah tinggi. Istilah kedokterannya
disebut sebagai
glomerulonephritis.
Adapun penyakit lainnya yang juga dapat menyebabkan
kegagalan fungsi ginjal apabila
tidak cepat ditangani antara lain adalah ; Kehilangan carian
banyak yang mendadak
( muntaber, perdarahan, luka bakar), serta penyakit lainnya
seperti penyakit Paru (TBC),
Sifilis, Malaria, Hepatitis, Preeklampsia, Obat-obatan dan
Amiloidosis.
Penyakit gagal ginjal berkembang secara perlahan kearah yang
semakin buruk dimana
ginjal sama sekali tidak lagi mampu bekerja sebagaimana
funngsinya. Dalam dunia
kedokteran dikenal 2 macam jenis serangan gagal ginjal, akut
dan kronik.
B. Tanda dan Gejala Penyakit Gagal Ginjal
Adapun tanda dan gejala terjadinya gagal ginjal yang dialami
penderita secara akut antara
lain : Bengkak mata, kaki, nyeri pinggang hebat (kolik),
kencing sakit, demam, kencing
sedikit, kencing merah /darah, sering kencing. Kelainan
Urin: Protein, Darah / Eritrosit,
Sel Darah Putih / Lekosit, Bakteri.
Sedangkan tanda dan gejala yang mungkin timbul oleh adanya
gagal ginjal kronik antara
lain : Lemas, tidak ada tenaga, nafsu makan, mual, muntah,
bengkak, kencing berkurang, gatal, sesak napas, pucat/anemi. Kelainan urin:
Protein, Eritrosit, Lekosit. Kelainan hasil pemeriksaan Lab. lain: Creatinine
darah naik, Hb turun, Urin: protein selalu positif.
C. Penentuan Diagnosa Gagal Ginjal
Seorang Dokter setelah menanyakan riwayat kesehatan
penderita dan tanda serta gejala
yang timbul, untuk menentukan adanya/terjadinya kegagalan
fungsi ginjal maka Beliau
akan melakukan pemeriksaan fisik yang difokuskan pada
kemungkinan pembesaran
organ ginjal atau pembengkakan sekitar ginjal. Apabila
dicurigai terjadinya kerusakan
fungsi ginjal, maka penderita akan dikonsultasikan kepada
seorang ahli ginjal
(Nephrologist).
Selanjutnya dilakukan pemeriksaan laboratorium baik darah
ataupun urine guna melihat
kadar elektrolit sodium dan potassium/kalium. Pada
kasus-kasus tertentu tim medis
mungkin melakukan pemasangan selang kateter kedalam kantong
urine (bladder) untuk
mengeluarkan urine. Bila diperlukan, Tim medis akan
menyarankan pemeriksaan
pengambilan gambar struktur ginjal dengan metode Ultrasound,
Computed tomography
(CT) scans atau dengan cara Magnetic Resonance Imaging (MRI)
scans. Bahkan ada
kemungkinan dilakukannya tindakan biopsy, yaitu pengambilan
contoh (sample) jaringan
ginjal.
D. Pengobatan dan Penanganan Gagal Ginjal
Penanganan serta pengobatan gagal ginjal tergantung dari
penyebab terjadinya kegagalan
fungsi ginjal itu sendiri. Pada intinya, Tujuan pengobatan
adalah untuk mengendalikan
gejala, meminimalkan komplikasi dan memperlambat
perkembangan penyakit. Sebagai
contoh, Pasien mungkin perlu melakukan diet penurunan intake
sodium, kalium, protein
dan cairan. Bila diketahui penyebabnya adalah dampak
penyakit lain, maka dokter akan
memberikan obat-obatan atau therapy misalnya pemberian obat
untuk pengobatan
hipertensi, anemia atau mungkin kolesterol yang tinggi.
Seseorang yang mengalami kegagalan fungsi ginjal sangat
perlu dimonitor pemasukan
(intake) dan pengeluaran (output) cairan, sehingga tindakan
dan pengobatan yang
diberikan dapat dilakukan secara baik. Dalam beberapa kasus
serius, Pasien akan
disarankan atau diberikan tindakan pencucian darah
{Haemodialisa (dialysis)}.
Kemungkinan lainnya adalah dengan tindakan pencangkokan
ginjal atau transplantasi
ginjal.
E. Tindakan Pencegahan Terserang Penyakit Ginjal
Kita yang dalam kondisi "merasa sehat" setidaknya
diharapkan dapat melakukan
pemeriksaan kedokter/kontrol/laboratorium. Sedangkan bagi
mereka yang dinyatakan
mengalami gangguan Ginjal, baik ringan atau sedang
diharapkan berhati-hati dalam
mengkonsumsi oabat-obatan seperti obat rematik, antibiotika
tertentu dan apabila
terinfeksi segera diobati, Hindari kekurangan cairan
(muntaber), Kontrol secara periodik.
Semoga artikel ini berguna bagi Anda yang membutuhkan,
Terima kasih. Penyakit Darah Rendah (Hipotensi) Penyakit darah rendah atau
Hipotensi (Hypotension) adalah suatu keadaan
dimana tekanan darah seseorang turun dibawah angka normal,
yaitu mencapai nilai
rendah 90/60 mmHg.
)
bahwa nilai normal tekanan darah seseorang dengan ukuran
tinggi badan, berat badan,
tingkat aktifitas normal dan kesehatan secara umum adalah
120/80 mmHG.
Namun demikian, beberapa orang mungkin memiliki nilai
tekanan darah (tensi) berkisar
110/90 mmHg atau bahkan 100/80 mmHg akan tetapi mereka
tidak/belum atau jarang
menampakkan beberapa keluhan berarti, sehingga hal itu
dirasakan biasa saja dalam
aktivitas kesehariannya. Apabila kondisi itu terus
berlanjut, didukung dengan beberapa
faktor yang memungkinkan memicu menurunnya tekanan darah
yang signifikan seperti
keringat dan berkemih banyak namun kurang minum, kurang
tidur atau kurang istirahat
(lelah dengan aktivitas berlebihan) serta haid dengan
perdarahan berlebihan (abnormal)
maka tekanan darah akan mencapai ambang rendah (hipotensi)
90/60 mmHg.
Tanda dan Gejala Tekanan Darah Rendah
Seseorang yang mengalami tekanan darah rendah umumnya akan
mengeluhkan keadaan
sering pusing, sering menguap, penglihatan terkadang
dirasakan kurang jelas (kunang-
kunang) terutama sehabis duduk lama lalu berjalan, keringat
dingin, merasa cepat lelah
tak bertenaga, bahkan mengalami pingsan yang berulang.
Pada pemeriksaan secara umum detak/denyut nadi teraba lemah,
penderita tampak pucat,
hal ini disebabkan suplai darah yang tidak maksimum
keseluruh jaringan tubuh.
Penyebab Penyakit Darah Rendah
Ada beberapa faktor yang menyebabkan mengapa terjadinya
penurunan tensi darah, hal
ini dapat dikategorikan sebagai berikut:
- Kurangnya pemompaan darah dari jantung. Semakin banyak
darah yang dipompa dari
jantung setiap menitnya (cardiac output, curah jantung),
semakin tinggi tekanan darah.
Seseorang yang memiliki kelainan/penyakit jantung yang
mengakibatkan irama jantung
abnormal, kerusakan atau kelainan fungsi otot jantung,
penyakit katup jantung maka
berdampak pada berkurangnya pemompaan darah (curah jantung)
keseluruh organ tubuh.
- Volume (jumlah) darah berkurang. Hal ini dapat disebabkan
oleh perdarahan yang hebat (luka sobek,haid berlebihan/abnormal), diare yang
tak cepat teratasi, keringat berlebihan, buang air kecil atau berkemih
berlebihan.
- Kapasitas pembuluh darah. Pelebaran pembuluh darah
(dilatasi) menyebabkan
menurunnya tekanan darah, hal ini biasanya sebagai dampak
dari syok septik, pemaparan
oleh panas, diare, obat-obat vasodilator (nitrat, penghambat
kalsium, penghambat ACE).
Penanganan dan Pengobatan Darah Rendah
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk memperbaiki
kondisi tekanan darah renda
(hipotensi), diantaranya :
- Minum air putih dalam jumlah yang cukup banyak antara 8
hingga 10 gelas per hari, sesekali minum kopi agar memacu peningkatan degup
jantung sehingga tekanan darah akan meningkat
- Mengkonsumsi makanan yang cukup mengandung kadar garam
- Berolah raga teratur seperti berjalan pagi selama 30
menit, minimal 3x seminggu dapat
membantu mengurangi timbulnya gejala
- Pada wanita dianjurkan untuk mengenakan stocking yang
elastis
- Pemberian obat-obatan (meningkatkan darah) hanya dilakukan
apabila gejala hipotensi
yang dirasakan benar-benar mengganggu aktivitas keseharian.
Hidup dengan satu ginjal
Hidup Tetap Normal
Dengan Satu Ginjal
Ketika seseorang divonis menderita gagal ginjal, maka ia
harus menjalani terapi cuci darah (hemodialisis) seumur hidupnya dengan
kompensasi biaya yang sangat mahal. Sebenarnya ada cara lain yang bisa
dilakukan untuk mengganti fungsi organ ginjal, yakni dengan transplantasi
ginjal. Sayangnya jumlah orang yang bersedia mendonasikan ginjalnya masih
minim. Padahal dengan donor ginjal, pasien bisa terbebas dari terapi cuci darah
dan pendonor akan tetap hidup normal meski dengan satu ginjal.
Menurut dr.David Manuputty, SpB, SpU (K), dari Tim
Transplantasi Ginjal Rumah Sakit PGI Cikini, dari 70.000 jumlah pasien gagal
ginjal di Indonesia, baru 500 pasien yang melakukan transplantasi ginjal.
Sedikitnya jumlah pendonor dan belum memasyarakatnya donor ginjal menjadi
penyebab rendahnya angka tersebut.
"Sejak tahun 1977 hingga 2006 ini baru ada 500 pasien
yang melakukan cangkok ginjal, angka ini kecil sekali. Padahal masyarakat tidak
perlu takut menjadi donor karena setiap orang bisa tetap hidup normal meski
hanya dengan satu ginjal. Anggota TNI pun bisa tetap beraktivitas seperti biasa
setelah mendonorkan ginjalnya," katanya di acara seminar Teknologi
Transplantasi Ginjal di Jakarta (9/3).
Hidup dengan satu ginjal bagi masyarakat awam mungkin
mengerikan. Padahal menurut David dari dua organ ginjal yang dimiliki,
masing-masing tidak bekerja penuh. "Kita lahir dengan dua ginjal, tapi keduanya
hanya bekerja setengah-setengah, jadi tidak ada yang berbeda ketika satu ginjal
diambil," ujar dokter yang telah melakukan operasi cangkok ginjal sebanyak
400 kali ini.
Selain itu menurut David sisi ginjal yang akan diambil oleh
dokter dari pendonor adalah ginjal yang paling jelek. "Misalnya jika ada
kelainan dari saluran ureter ke salah satu ginjal, itu yang akan diambil. Pada
intinya kami tidak mau menyebabkan si pendonor jadi sakit setelah ginjalnya
diambil," ujarnya.
Anggota keluarga
Sebenarnya setiap orang bisa mendonasikan ginjalnya, namun
menurut David dari 500 kasus transplantasi, sebanyak 233 pendonor merupakan
kerabat dekat pasien dan 6 kasus donor dari istri kepada suaminya.
Dijelaskan oleh dr.Indrawati Sukadis, Koordinator Tim
Transplantasi Ginjal Rumah Sakit PGI Cikini, tingkat keberhasilannya memang
lebih tinggi jika cangkok donor berasal dari keluarga pasien.
"Keberhasilannya sampai 90 persen. Pada umumnya jika ginjal berasal dari
related donor (keluarga), ginjal akan bekerja baik di tubuh
pasien,"paparnya.
Salah satu pasien cangkok ginjal yang berhasil adalah Evi
Yulianti (37) seorang mantan pramugari Garuda. Ia mendapatkan donor ginjal dari
adiknya Lidya (35) tahun 2002 lalu.
"Dokter memvonis fungsi ginjal saya tinggal enam
persen, padahal ketika itu saya baru memiliki bayi berusia enam bulan.
Untunglah adik saya dengan sukarela mendonorkan ginjalnya," tuturnya.
Menurut Evi, sampai kini kesehatan ia maupun adiknya baik-baik saja tanpa
keluhan. Bahkan Lidya langsung hamil beberapa bulan setelah mendonorkan
ginjalnya.
Beruntung Evi mendapatkan penggantian biaya operasi yang
mencapai ratusan juta rupiah itu. Diakui oleh Indrawati, selain ketiadaan
donor, mahalnya biaya operasi menjadi kendala rendahnya angka pasien yang
melakukan cangkok ginjal. Selain biaya operasi, pasien masih harus mengeluarkan
biaya obat Rp 13 juta perbulan selama dua tahun pertama pasca operasi.
Menurut David, meski sudah melakukan operasi cangkok ginjal
pasien masih harus meminum obat dan melakukan pemeriksaan ke rumah sakit setiap
bulan. "Ginjal yang berasal dari pendonor adalah benda asing, sehingga
tubuh membuat pertahanan. Karenanya harus dikontrol rutin dan perlu diberi obat
agar penolakan-penolakan tubuh bisa dikurangi," paparnya.
Kesulitan biaya pula yang membuat Iin Sukarya (47) pasien
gagal ginjal sejak tahun 1987 memilih melakukan cuci darah ketimbang operasi
cangkok ginjal kendati seluruh keluarganya bersedia mendonorkan ginjalnya.
"Saya tidak punya biaya untuk operasi, padahal seluruh
kakak dan adik saya sudah bersedia. Sekarang saya melakukan cuci darah dua kali
seminggu di RSCM tanpa biaya karena saya pakai kartu Askes," kata pria
yang sehari-hari bekerja sebagai guru sekolah dasar itu.
Jika pasien bukan peserta Asuransi Kesehatan untuk
Masyarakat Miskin (Askeskin), maka biaya yang harus dikeluarkan untuk tiap kali
cuci darah mencapai Rp 600.000. Padahal mereka harus menjalani cuci darah 2-3
tiga kali setiap minggu dan itu berlangsung seumur hidup untuk menghilangkan
racun dari darah.
A. ORGAN-ORGAN PENYUSUN SISTEM EKSKRESI
1. Kulit
Kulit adalah organ pelindung yang menutupi seluruh permukaan
tubuh. Kulit merupakan lapisan sangat tipis dan tebalnya hanya beberapa
milimeter. Organ ini terdiri atas tiga lapisan, yaitu:
a. Kulit Ari (Epidermis)
Kulit ari tersusun atas tiga lapisan, yaitu lapisan tanduk
(stratum korneum), lapisan granula (stratum granulosum), dan stratum
germinativum. Lapisan tanduk (stratum korneum) berada pada bagian yang paling
luar. Lapisan tanduk merupakan jaringan mati dan terdiri atas berlapis-lapis
sel pipih. Lapisan ini sering mengelupas dan digantikan oleh jaringan di
bawahnya. Lapisan ini berfungsi untuk melindungi sel-sel di dalamnya dan
mencegah masuknya kuman penyakit.
Lapisan granula (stratum granulosum) terletak di bawah
lapisan tanduk. Lapisan ini terdiri atas sel bergranula yang lama-kelamaan akan
mati dan kemudian terdorong ke atas menjadi bagian lapisan tanduk. Pada lapisan
ini terdapat pigmen melanin yang memberikan warna pada kulit dan melindungi
kulit dari sengatan sinar matahari. Warna pigmen kulit bermacam-macam sehingga
ada orang yang berkulit hitam, sawo matang, atau kuning langsat. Bila lapisan
ini tidak mengandung pigmen kulit, orang tersebut dikenal sebagai orang albino.
Stratum germinativum tersusun atas dua lapisan sel. Lapisan
atas (stratum spinosum) mengandung sel-sel baru. Sel-sel ini akan terdorong ke
atas menjadi bagian lapisan granula di bawahnya terbentuk sel-sel baru yang
dibuat oleh sel-sel yang terus-menerus membelah (stratum basal).
b. Kulit Jangat (Dermis)
Kulit jangat terletak di bawah lapisan kulit ari. Di dalam
kulit jangat terdapat pembuluh darah, kelenjar keringat (glandula sudorifera),
kelenjar minyak (glandula sebassea), dan kantung rambut. Selain itu, terdapat
juga ujung-ujung saraf indera yang terdiri atas ujung saraf peraba dingin
(korpuskula krausse), peraba tekanan (korpuskula paccini), peraba panas
(korpuskula ruffinin), peraba sentuhan (korpuskula meissner), dan peraba nyeri.
Kelenjar minyak menghasilkan minyak yang disebut sebum yang
berguna untuk meminyaki rambut agar tidak kering. Di bagian bawah kantung
rambut terdapat pembuluh kapiler darah yang mengangkut sari makanan ke akar
rambut sehingga rambut terus tumbuh. Di dekat akar rambut terdapat otot rambut.
Pada waktu kita merasa takut atau geli, otot rambut berkontraksi sehingga
rambut menjadi tegak.
Kelenjar keringat berbentuk pipa terpilin, memanjang dari
epidermis hingga masuk ke bagian dermis. Pangkal kelenjarnya menggulung,
dikelilingi oleh kapiler darah dan serabut saraf simpatik. Dari kepiler darah
inilah kelenjar keringat menyerap cairan jaringan yang terdiri atas air,
larutan garam, dan urea. Cairan jaringan tersebut dikeluarkan sebagai keringat
melalui saluran kelenjar keringat dan akhirnya dikeluarkan melalui pori-pori
kulit. Pengeluaran keringat dipengaruhi oleh cuaca (panas atau dingin),
aktivitas, makanan, atau minuman.
c. Jaringan Bawah Kulit (Subkutan)
Pada jaringan bawah kulit, terdapat jaringan lemak (adiposa).
Jaringan lemak berfungsi untuk menumpuk lemak sebagai cadangan makanan dan
menjaga suhu tubuh agar tetap hangat.
Disamping berfungsi sebagai alat ekskresi, kulit juga
berfungsi sebagai pelindung tubuh, mencegah masuknya kuman penyakit, mengatur
suhu tubuh, dan menjaga pengeluaran air agar tidak berlebihan.
struktur kulit manusia
2. Paru-paru
Selain sebagai alat pernapasan paru-paru juga berungsi
sebagai alat pengeluaran. Zat yang dikeluarkan oleh paru-paru adalah karbon
dioksida (CO2) dan uap air (H2O) yang dihasilkan dari proses pernapasan. Jadi,
tugas paru-paru adalah meneluarkan karbon dioksida dan uap air yang tidak
digunakan lagi oleh tubuh. Jika tidak dikeluarkan, zat-zat tersebut akan
menjadi racun.
3. Ginjal
Ginjal berbentuk seperti biji kacang merah. Panjangnya
sekitar 10 cm, beratnya kurang lebih 170 gram, dan terletak di dalam rongga
perut. Ginjal berjumlah 2 buah dan berwarna merah keunguan. Ginjal bagian kiri
letaknya lebih tinggi daripada ginjal bagian kanan.
Ginjal merupakan alat pengeluaran sisa metabolisme dalam
bentuk air seni (urin). Urin mengandung air, urea, dan garam mineral. Ginjal
tersusun atas kulit ginjal (korteks), sumsum ginjal (medula), dan rongga ginjal
(pelvis).
Pada kulit ginjal terdapat nefron yang berfungsi sebagai alat
penyaring darah. Korteks mengandung lebih kurang satu juta nefron. Setiap
nefron tersusun atas badan malphighi dan saluran panjang (tubulus) yang
berkelok-kelok. Badan malpighi tersusun atas glomerulus dan kapsul Bowman.
Glomerulus merupakan untaian pebuluh darah kapiler tempat darah disaring.
Glomerulus dikelilingi oleh kapsul Bowman.
Tubulus ginjal terdiri atas tubulus kontortus proksimal,
lengkung henle, tubulus kontortus distal, dan tubulus kolektivus. Lengkung
henle adalah bagian tubulus yang melengkung pada daerah medula dan berhubungan
dengan tubulus proksimal dan tubulus distal. Bagian lengkung henle ada dua,
yaitu lengkung henle yang melengkung ke atas (ascenden) dan lengkung henle yang
melengkung ke bawah (descenden). Tubulus-tubulus ini mengalirkan urin ke rongga
ginjal. Kemudian urin dialirkan melalui saluran ginjal (ureter) dan ditampung
dalam kantong kemih.
Irisan melintang ginjal
struktur nefron
Telah dikemukakan di atas bahwa cara kerja ginjal sebagai
alat ekskresi adalah dengan menyaring darah sehingga zat-zat sisa yang terdapat
di dalam darah dapat dikeluarkan dalam bentuk air seni (urin). Prnyaringan
darah hingga terbentuk urin meliputi tahap penyaringan (filtrasi), penyerapan
kembali (reabsorpsi), dan pengumpulan (augmentasi).
a. Penyaringan (Filtrasi)
Darah yang banyak mengandung zat sisa metabolisme masuk ke
dalam ginjal melalui pembuluh arteri ginjal (arteri renalis). Cairan tubuh
keluar dari pembuluh arteri dan masuk ke dalam badan malpighi. Membran
glomerulus dan kapsul Bowman bersifat permeabel terhadap air dan zat terlarut
berukuran kecil sehingga dapat menyaring molekul-molekul besar. Hasil saringan
(filtrat) dari glomerulus dan kapsul Bowman disebut filtrat glomerulus atau
urin primer. Dalam urin primer masih terdapat air, glukosa, asam amino, dan
garam mineral.
b. Penyerapan Kembali (Reabsorpsi)
Reabsorpsi terjadi di tubulus kontortus proksimal. Hampir
semua gula, vitamin, asam amino, ion, dan air diserap kembali. Zat-zat yang
masih berguna tadi dimasukkan kembali ke dalam pembuluh darah yang terdapat di
sekitar tubulus. Hasil reabsorpsi berupa filtrat tubulus atau urin sekunder.
Urin sekunder mengandung air, garam, urea, dan pigmen empedu yang memberi warna
dan bau pada urin.
c. Augmentasi
Di tubulus kontortus distal, beberapa zat sisa seperti asam
urat, ion hidrogen, amonia, kreatin, dan beberapa obat ditambahkan ke dalam
urin sekunder sehingga tubuh terbebas dari zat-zat berbahaya. Urin sekunder
yang telah ditambahkan dengan berbagai zat tersebut disebut urin. Kemudian, urin
disalurkan melalui tubulus kolektivus ke rongga ginjal. Dari rongga ginjal,
urin menuju ke kantung kemih melalui saluran ginjal (ureter).
d. Proses Pengeluaran Urin
Jika kandung kemih penuh dengan urin, dinding kantong kemih
akan tertekan. Kemudian dinging otot kantong kemih meregang sehingga timbul
rasa ingin buang ir kecil. Selanjutnya, urin keluar melalui saluran kencing
(uretra). Pengeluaran air melalui urin ada hubungannya dengan pengeluaran air
melalui keringat pada kulit. Pada waktu dara dingin, badan kita tidak
berkeringat. Pengeluaran air dari dalam tubuh banyak dikeluarkan melalui urin
sehingga kita sering buang air kecil. Sebaliknya, pada waktu udara panas, badan
kita banyak mengeluarkan keringat dan jarang buang air kecil.
Urin yang dikeluarkan oleh ginjal sebagian besar teidiri
atas (95%) air dan zat yang terlarut, yaitu urea, asam urat, dan amonia. yang
merupakan sisa-sisa perombakan protein: bermacam-macam garam terutama garam
dapur (NaCl), zat warna empedu yang menyebabkan warna kuning pada urin, dan
zat-zat yang berlebihan di dalam darah seperti vitamin B, C, obat-obatan, dan
hormon.
Urin tidak mengandung protein dan glukosa. Jika urin
mengandung protein, berarti terjadi gangguan atau kerusakan ginjal pada
glomerulus. Jika urin mengandung gula, berarti tubulus ginjal tidak menyerap
kembali gula dengan sempurna. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya kerusakan
pada tubulus ginjal, tetapi dapat pula disebabkan oleh tingginya kadar gula di
dalam darah sehingga tubulus ginjal tidak dapat menyerap kembali semua gula
yang ada pada filtrat glomerulus. Kadar gula darah yang tinggi disebabkan oleh
terhambatnya proses pengubahan gula menjadi glikogen, akibatnya produksi hormon
insulin terhambat. Kelainan ini dikenal sebagai penyakit kencing manis
(diabetes mellitus).
Dilihat dari segi banyaknya zat yang terkandung di urin,
dapat disimpulkan bahwa ginjal merupakan organ yang sangat penting bagi tubuh.
Ginjal berfungsi untuk menyaring darah, mengeluarkan sisa metabolisme, membuang
zat-zat yang berbahaya bagi tubuh, dan mengatur keseimbangan air dan garam di
dalam darah.
Proses Pembentukan Urin
4. Hati
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh dan terletak di
dalam rongga perut sebelah kanan di bawah diafragma. Pada orang dewasa normal
beratnya kurang lebih 2 kg dan berwarna merah. Hati mengeluarkan empedu yang
berupa cairan kehijauan, rasanya pahit, pHnya netral, dan mengandung
kolesterol, garam-garam mineral, garam empedu, dan zat warna empedu yang
disebut bilirubin dan biliverdin. Garam-garam empedu berfungsi dalam proses
pencernaan makanan. Zat warna empedu yang berwarna hijau kebiruan berasal dari
perombakan hemoglobin sel darah merah di dalam hati. Zat warna empedu diubah
oleh bakteri usus menjadi urobilin yang berwarna kuning coklat yang memberikan
warna feses dan urin. Sisa-sisa pencernaan protein yang berupa urea dibentuk
juga di dalam hati. Urea kemudian dibawa oleh darah dan selanjutnya masuk ke
dalam ginjal. Akhirnya, dari ginjal dikeluarkan bersama-sama dengan urin.
Selain sebagai alat ekskresi, hati juga mempunyai fungsi
lain yang sangat penting bagi tubuh, yaitu:
• Sebagai
tempat penyimpanan gula dalam bentuk glikogen.
• Sebagai
tempat pembentukan dan pembongkaran protein. Hati membentuk protein akbumin,
protrombin, fibrinogen, dan urea.
• Sebagai
tempat membongkar sel darah merah (eritrosit) yang telah tua atau rusak.
Hemoglobin dalam eritrosit dibongkar menjadi zat besi, globin, dan hemin. Hemin
diurai menjadi bilirubin dan biliverdin.
• Pembentukan dan pengeluaran cairan empedu.
• Menetralkan
obat dan racun.
• Tempat
untuk membuat vitamin A dari provitamin A.
B. KELAINAN DAN PENYAKIT PADA SISTEM EKSKRESI
1. Anuria
Anuria adalah kegagalan ginjal menghasilkan urin. Anuria
bisa disebabkan oleh kurangnya tekanan untuk melakukan filtrasi atau radang
glomerulus, sehingga plasma darah tidak bisa masuk ke dalam glomerulus.
Kurangnya tekanan hidrostatis bisa disebabkan oleh penyempitan (konstriksi)
arteriol efferen oleh hormon epinefrin atau oleh pendarahan sehingga darah
tidak dialirkan ke ginjal.
2. Glikosuria
Glikosuria adalah ditemukannya glukosa pada urin. Hal ini
menunjukkan bahwa telah terjadi kerusakan pada badan malphigi.
3. Albuminaria
Albuminaria adalah ditemukannya protein albumin dalam urin.
Keberadaan albumin yang berlebihan dalam urin menunjukkan adanya kenaikan
permeabilitas membran glomerulus. Albuminaria disebabkan karena luka pada
membran glomerulus sebagai akibat penyakit, kenaikan tekanan darah, dan iritasi
sel-sel ginjal oleh zat-zat, misalnya racun, bakteri, eter, atau logam berat.
4. Hematuria
Keberadaan sel-sel darah merah di dalam urin disebut
hematuria. Penyebab hematuria adalah radang organ-organ sistem urin karena
penyakit atau iritasi oleh batu ginjal. Jika darah ditemukan di dalam urin,
kondisi ini menunjukkan adanya bagian saluran urin yang mengalami pendarahan.
5. Bilirubinaria
Konsentrasi bilirubin dalam urin di atas normal disebut
bilirubinaria. Bilirubinaria menunjukkan adanya penguraian hemoglobin dalam
darah merah yang berlebihan atau adanya ketidakfungsian hati atau kerusakan
empedu.
6. Batu Ginjal
Batu ginjal merupakan benda keras yang sering ditemukan di
dalam saluran ginjal, pelvis ginjal, mauoun saluran urin. Batu ini umumnya
berdiameter 2-3 mm dengan permukaan kasar atau halus. Kadang-kadang bisa
ditemukan batu ginjal bercabang yang besar. Penyusun utama batu ginjal adalah
kristal-kristal asam urat, kalsium oksalat, dan kalsium fosfat ditambah dengan
kristal-kristal garam, magnesium fosfat, asam urat atau sistin, dan
mukoprotein. Terbentuknya batu ginjal bisa disebabkan oleh konsentrasi garam-garam
mineral yang berlebihan, penurunan jumlah air, kebasaan, dan akeasamaan urin
yang abnormal, atau aktivitas kelenjar paratiroid yang berlebihan. Keberadaan
batu ginjal bisa menyumbat ureter, menimbulkan tukak, dan meningkatkan
kemngkinan infeksi bakteri.
7. Nefritis Glomerulus
Nefritis glomerulus merupakan radang ginjal yang melibatkan
glomerulus. Salah satu penyebab paling umum adalah reaksi alergi terhadap racun
yang dilepaskan oleh bakteri Streptococcus yang telah menginfeksi bagian tubuh
lain, khususnya tenggorokan. Glomerulonefritis memungkinkan sel-sel darah merah
dan protein memasuki filtrat sehingga urin mengandung banyak eritrosit dan
protein. Glomerulonefritis yang parah bisa menyebaban gagal ginjal.
8. Pielonefritis
Pielonefritis merupakan radang pelvis ginjal, medula, dan
korteks oleh infeksi bakteri. Infeksi ini biasanya berawal dari pelvis ginjal
kemudian melebar ke dalam ginjal. Piolonefritis bisa menyebabkan kerusakan
nefron dan korpuskulum renalis.
9. Kistitis
Kistitis adalah radang kantung kemih yang melibatkan lapisan
mukosa dan submukosa. kistitis bisa disebabkan oleh infeksi bakteri, zat-zat
kimia, atau luka mekanis.
10. Nefrosis
Nefrosis merupakan kondisi bocornya membran glomerulus.
Kebocoran ini memungkinkan sejumlah besar protein berpindah dari darah menuju
urin sehingga air dan natrium menumpuk dalam tubuh menghasilkan pembengkakan
(oedem), khususnya di sekitar lutut, kaki, abdomen, dan mata. Nefrosis lebih
umum terjadi pada anak-anak, namun bisa terjadi pada semua usia. Meskipun tidak
selalu menyembuhkan, hormon steroid sintetis tertentu, seperti cortison dan
prednison, yang mirip hormon yang disekresi kelenjar adrenal, dapat menekan
terjadinya nefrosis.
11. Polisistik
Polisistik bisa disebabkan oleh kerusakan saluran ginjal
yang merusak nefron dan mengkasilkan kista mirip dilatasi sepanjang saluran.
Kelainan ginjal ini umumnya dirurunkan. Dalam jaringan ginjal muncul kista,
lubang kecil, dan gelembung-gelembung berisi cairan. Kista ini perlahan-lahan
bertambah besar hingga menekan keluar jaringan normal. Gagal ginjal sebagai
akibat penyakit pilisistik biasanya terjadi pada usia 40 tahun ke atas.
Perkembangan polisistik dapat diperlambat dengan diet, obat, dan pemasukan
cairan.
12. Gagal Ginjal
Gagal ginjal dihasilkan dari kondisi yang mengganggu fungsi
ginjal, yatu nefritis ginjal parah, trauma ginjal, atau tidak adanya jaringan
ginjal karena tumor. Kondisi tersebut menyebabkan kerusakan pada semua nefron
sehingga tidak berfungsi. Gagal ginjal yang parah menyebabkan penumpukan urea dalam
darah. Gagal ginjal total bisa menyebabkan kematian dalam waktu 1-2 minggu.
0 komentar:
Posting Komentar