Kamis, 22 Maret 2012

Contoh makalah Biologi



Makalah Biologi mengenai sistem ekskresi pada tubuh manusia

 
Jantung Hingga Penyakit Kelamin Sembuh dengan Urin
Secara tradisional, air seni digunakan untuk mengatasi berbagai gangguan kesehatan sejak ribuan tahun lalu oleh masyarakat India.Di Jawa, bahkan ada kebiasaan mengencingi anak-anak yang tengah sakit panas.Menurut Gunawan Santoso, urinopati yang tinggal di Tanah Kusir, Jakarta Selatan, dulu di Semarang, Jawa Tengah, kaum ibu meneteskan urin pada anaknya yang mengalami sakit mata. Hal demikian pun pernah dilakukan Gunawan. Menjijikkan, tapi banyak manfaat.Terapi air seni sebenarnya
sudah dilakukan oleh masyarakat India sejak 5000 tahun lalu. Dokumen yang paling tua yang merupakan sumber informasi pertama dan sempurna mengenai aspek-aspek pengobatan dengan air seni dapat ditemukan dalam kitab Damar Tantra.Menurut Coen Van der Kroon, urinopati terkenal dari Belanda, dalam bukunya Terapi Urin, pengobatan dengan air seni terdapat di kitab Damar Tantra dalam bab yang berjudul Shiwambu Kalpavidhi. Arti judul itu adalah mempraktikkan cara minum urin untuk meremajakan jaringan tubuh kembali. Dokumen itu dipercaya ditulis oleh Dewa Shiwa.Menurut Dr. Iwan Budiarso, orang normal dan sehat mengeluarkan 750-1.500 cc air seni setiap hari. Pada umumnya air seni orang normal dan sehat tampak jernih dan bening seperti layaknya air atau sedikit kekuningan.Sementara itu, orang yang sedang menderita sakit hepatitis, lever, air seninya berwarna kuning seperti kunyit. Air seni orang yang sedang menderita sakit demam berwarna kuning kemerahan, sedangkan yang menderita gangguan ginjal atau infeksi saluran kemih akan tampak keruh, kental, dan kemerahan.
Air seni orang sehat rasanya bisa tawar atau sedikit asin dan asam. Menurut Dr. Iwan, jika warna urin lebih kuning, rasanya akan lebih asin dan asam. Jika warnanya kuning pekat atau kemerahan, rasanya bukan saja asin, asam, bahkan bisa pahit seperti brotowali.
Variasi rasa dan warna tergantung dari makanan yang kita makan, jumlah air yang diminum, dan suhu udara. “Pada umumnya air kencing orang vegetarian rasanya tawar. Kalau banyak makan daging, urin terasa asin dan asam, bahkan bisa pahit,” tuturnya.


Data informasi mengenai urin
Data dan informasi tentang manfaat terapi urin telah banyak diterbitkan dalam bentuk laporan ilmiah maupun buku teks.Hasil penelitian dan pengalaman para peneliti pun telah diungkapkan dalam berbagai konferensi, seperti First and Second All India Conferences on Therapy Urine tahun 1993 dan 1997 di India, maupun pada First and Second World Conferences on Therapy Urine 1996 di India dan di Jerman 1999.
Hasilnya, para peneliti sepakat terapi air seni sangat bermanfaat untuk menyembuhkan berbagai penyakit, antara lain asma, batu empedu, hepatitis, hipertensi, kanker prostat, infeksi saluran cerna, infeksi saluran kemih, infeksi saluran napas, kanker, kencing batu, kencing manis, narkoba, jantung koroner, penyakit kelamin, rematik, sirosis, wasir. Kata Dr. Iwan, sekarang sudah ada 20 macam obat paten yang berasal dari ekstrak air seni yang dijual dengan resep dokter.
Air seni yang dianjurkan Dr. Iwan untuk diminum adalah air seni di pagi hari setelah bangun tidur. “Kualitas urin sama, hanya kuantitas nutrien yang dikandungnya berbeda. Urin sepanjang malam sampai yang paling pagi adalah urin yang mempunyai kadar nutrien paling tinggi dibandingkan dengan urin setelah makan pagi,” kata patolog senior ini.
Alasan tersebut disebabkan pada waktu tidur sebagian besar nutrien yang berasal dari otak dan sistem hormonal belum terpakai untuk bekerja. Sebaliknya, setelah bangun tidur, karena sudah terjadi aktivitas, sebagian nutriennya telah dipakai untuk menghasilkan energi.
Air seni yang diambil adalah aliran bagian tengah. Air ujung yang keluar pertama dibuang dulu, baru aliran bagian tengab ditampung semua. Aliran akhir sebelum berhenti kencing juga dibuang. Setelah ditampung, aliran tengah segera diminum (tidak boleh lebih dari lima menit). Lewat dari lima menit akan terjadi proses oksidasi, sehingga urin akan berubah rasa dan bau.
Jika biasanya urin hdra Priantonoanya bisa dimanfaatkan sebagai obat bagi para penderita sakit mata, kini cairan tubuh ini bisa mengobati masalah jerawat. Kok bisa? Secara umum, kata urin hanya terkait dengan “hasil” biologis manusia yan berkaitan dengan toilet.

Tahukah Anda, bahwa cairan tubuh yang satu ini digunakan oleh beberapa orang untuk mengobati masalah jerawat mereka.
Kita semua tahu apa urin, dari mana datangnya dan peran apa yang dimainkannya dalam fungsi tubuh yang sehat. Namun, ada kegunaan lain dari cairan tubuh ini, yaitu dapat mengobati jerawat.

Meskipun tidak semua orang mengakuinya, namun beberapa telah mencoba bentuk pengobatan jerawat ini di beberapa waktu dalam kehidupan mereka. Jadi, bagaimana mungkin urin membantu mencegah jerawat dan jerawat?


Praktek menggunakan urin untuk kosmetik ataupun kulit memiliki nama: urotherapy,
serta beberapa variasi yang berbeda. Sementara cairan ini umumnya dikenal sebagai produk limbah oleh banyak orang.
Urin bukan merupakan produk limbah, karena kenyataan bahwa benar-benar bebas dari racun. Kondisinya steril karena adanya air sekitar 95 sampai 98 persen dari urin.
Bagian lain dari cairan tubuh dianggap oleh para ahli medis sebagai senyawa biokimia kecil memiliki yang sifatnya membuatnya ideal untuk pengobatan masalah kulit tertentu seperti jerawat. Demikian berita yang dilansir Care Fair.
Praktek urotherapy sebenarnya telah digunakan selama ribuan tahun di beberapa negara di seluruh dunia. Anda bahkan dapat menemukan beberapa produk perawatan kulit dan kosmetik mengandung beberapa bentuk urin -terutama versi sintetis-. Bahan ini dikenal sebagai “urea” dan terutama digunakan dalam krim wajah.

ANDA mungkin sudah pernah mendengar mengenai terapi urine. Tetapi, jika diminta untuk minum urine (air seni) sendiri, mungkin Anda akan berpikir dua kali terlebih dahulu. Terapi urine ini bukanlah hal yang baru. Terapi ini sudah dilakukan selama ribuan tahun.

Di India, terapi urine ini telah digunakan sejak lima ribu tahun lalu. Mantan Perdana Menteri India, Morarji Desai, bahkan membeberkan kalau minum urine merupakan rahasia sehat dan umur panjangnya.

Zat-zat kimia dan nutrisi yang terkandung dalam air seni akan bertindak sebagai vaksin, antibakteri, antivirus, dan antikanker alami. Selain itu, juga berfungsi sebagai penyeimbang hormon dan penyembuh alergi.

Mungkin Anda juga ragu, bagaimana mungkin substansi sisa dari tubuh yang mungkin saja beracun bisa menjadi obat. Faktanya, penelitian telah menemukan kalau urine bukanlah produk sisa yang beracun. Sebanyak 95 persen kandungan urine adalah air, 2,5 persen terdiri dari urea dan 2,5 persen sisanya merupakan campuran dari mineral, garam, hormon dan enzim-enzim.

Zat-zat beracun dari dalam tubuh telah dikeluarkan melalui hati dan usus halus, serta melalui kulit. Fungsi utama ginjal adalah menjaga agar komposisi darah tetap seimbang. Saat terlalu banyak air, ginjal akan membuangnya. Tetapi, tidak berarti air tersebut merupakan produk sisa yang beracun.

Urine merupakan hasil dari filtrasi darah dan bukannya filtrasi sampah. Secara medis, urine dinyatakan sebagai plasma ultrafilter. Urine berasal dari pemurnian darah itu sendiri, yang dilakukan oleh ginjal. Ginjal tidak berfungsi untuk mengekskresi, tetapi meregulasi semua elemen dan konsentrasinya dalam darah.

Nutrisi-nutrisi yang terdapat di dalam darah bergerak melalui hati. Di sini, racun-racun akan diekskresikan dalam bentuk sampah padat. Selanjutnya, darah yang telah bersih dimurnikan kembali melalui proses penyaringan di ginjal. Di sini, semua kelebihan air, garam, vitamin-vitamin, mineral, enzim-enzim, antibodi, usea, uric acid, serta elemen-elemen lainnya yang tidak digunakan tubuh pada saat itu akan dikumpulkan dalam bentuk cairan yang telah dimurnikan dan disterilkan.

Cairan ini adalah urine. Elemen-elemen ini tidak disaring karena beracun, tetapi karena tubuh belum memerlukannya pada saat itu. Urine merupakan sumber nutrisi yang bisa menyembuhkan. Urine Anda, merupakan sumber makanan yang mengandung elemen-elemen yang khusus untuk tubuh Anda sendiri. Tubuh, secara konstan akan memproduksi berbagai jenis antibodi, hormon, enzim-enzim, serta zat kimia alami lainnya untuk meregulasi dan mengontrol fungsi tubuh dan mengatur ketidakseimbangan yang mungkin saja tidak Anda sadari.

Studi-studi klinis telah membuktikan bahwa ribuan zat kimia dan nutrisi tubuh yang terdapat di dalam urine mencerminkan fungsi tubuh setiap orang. Saat digunakan kembali, zat-zat kimia dan nutrisi ini akan bertindak sebagai vaksin, antibakteri, antivirus, dan antikanker alami. Selain itu juga berfungsi sebagai penyeimbang hormon dan penyembuh alergi.

Kandungan yang terdapat di dalam urine tidak bisa digandakan serta tidak bisa diperoleh dari sumber lain. Seperti dua orang yang secara alami tidak pernah diciptakan sama persis, tidak ada dua sampel urine yang mengandung komponen yang benar-benar sama.

Hanya urea yang bisa menjadi racun jika jumlahnya terlalu banyak di darah. Tetapi, hal ini tidak akan terjadi hanya karena Anda minum urine. Urine yang Anda minum, tidak akan langsung kembali ke aliran darah di dalam tubuh. Dalam jumlah kecil, urine akan kembali ke dalam tubuh. Urine ini akan memurnikan, membersihkan kelebihan mucus, serta mempunyai fungsi spesifik bermanfaat lainnya.

Selain itu, urine juga mempunyai efek menyembuhkan dan menguatkan jika dioleskan ke kulit. Mungkin Anda sudah sering membaca urea sebagai salah satu kandungan di label produk perawatan kulit yang Anda gunakan.

Dr. Evagelos Danopouolos dari Yunani melaporkan bahwa urea yang terkandung di dalam urine mengandung properti antikanker. Urea bisa merusak kemampuan sel-sel kanker untuk berkumpul bersama dan juga bisa membunuh sel-sel kanker dengan cara merusak beberapa aktivitas metabolisme sel kanker. Karena itu, terapi urine telah digunakan untuk mengatasi kanker kulit, serviks, paru-paru, mata, payudara, dan kanker hati.

Selain itu, terapi urine ini juga dipercaya bisa menyembuhkan multiple sclerosis, colitis, lupus, rematik arthritis, hepatitis, gangguan pankreas, psoriasis, eczema, diabetes, herpes, mononucleosis, adrenal failure, alergi serta berbagai penyakit lain. Mengingat begitu banyaknya manfaat urine bagi kesehatan, ada baiknya mulai menghilangkan rasa jijik atau rasa tidak nyaman Anda untuk minum air seni. Telah banyak studi yang menunjukkan bukti-bukti bahwa urine baik bagi kesehatan.



Penyakit Gagal Ginjal
Penyakit Gagal Ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal
mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali dalam hal
penyaringan pembuangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia
tubuh seperti sodium dan kalium didalam darah atau produksi urine.
Penyakit gagal ginjal ini dapat menyerang siapa saja yang menderita penyakit serius atau terluka dimana hal itu berdampak langsung pada ginjal itu sendiri. Penyakit gagal ginjal lebih sering dialamai mereka yang berusia dewasa, terlebih pada kaum lanjut usia.
A. Penyebab Gagal Ginjal
Terjadinya gagal ginjal disebabkan oleh beberapa penyakit serius yang didedrita oleh
tubuh yang mana secara perlahan-lahan berdampak pada kerusakan organ ginjal. Adapun
beberapa penyakit yang sering kali berdampak kerusakan ginjal diantaranya :
Penyakit tekanan darah tinggi (Hypertension)
Penyakit Diabetes Mellitus (Diabetes Mellitus)
Adanya sumbatan pada saluran kemih (batu, tumor, penyempitan/striktur)
Kelainan autoimun, misalnya lupus eritematosus sistemik
Menderita penyakit kanker (cancer)
Kelainan ginjal, dimana terjadi perkembangan banyak kista pada organ ginjal itu
sendiri (polycystic kidney disease)
Rusaknya sel penyaring pada ginjal baik akibat peradangan oleh infeksi atau
dampak dari penyakit darah tinggi. Istilah kedokterannya disebut sebagai
glomerulonephritis.
Adapun penyakit lainnya yang juga dapat menyebabkan kegagalan fungsi ginjal apabila
tidak cepat ditangani antara lain adalah ; Kehilangan carian banyak yang mendadak
( muntaber, perdarahan, luka bakar), serta penyakit lainnya seperti penyakit Paru (TBC),
Sifilis, Malaria, Hepatitis, Preeklampsia, Obat-obatan dan Amiloidosis.
Penyakit gagal ginjal berkembang secara perlahan kearah yang semakin buruk dimana
ginjal sama sekali tidak lagi mampu bekerja sebagaimana funngsinya. Dalam dunia
kedokteran dikenal 2 macam jenis serangan gagal ginjal, akut dan kronik.
B. Tanda dan Gejala Penyakit Gagal Ginjal
Adapun tanda dan gejala terjadinya gagal ginjal yang dialami penderita secara akut antara
lain : Bengkak mata, kaki, nyeri pinggang hebat (kolik), kencing sakit, demam, kencing
sedikit, kencing merah /darah, sering kencing. Kelainan Urin: Protein, Darah / Eritrosit,
Sel Darah Putih / Lekosit, Bakteri.
Sedangkan tanda dan gejala yang mungkin timbul oleh adanya gagal ginjal kronik antara
lain : Lemas, tidak ada tenaga, nafsu makan, mual, muntah, bengkak, kencing berkurang, gatal, sesak napas, pucat/anemi. Kelainan urin: Protein, Eritrosit, Lekosit. Kelainan hasil pemeriksaan Lab. lain: Creatinine darah naik, Hb turun, Urin: protein selalu positif.
C. Penentuan Diagnosa Gagal Ginjal
Seorang Dokter setelah menanyakan riwayat kesehatan penderita dan tanda serta gejala
yang timbul, untuk menentukan adanya/terjadinya kegagalan fungsi ginjal maka Beliau
akan melakukan pemeriksaan fisik yang difokuskan pada kemungkinan pembesaran
organ ginjal atau pembengkakan sekitar ginjal. Apabila dicurigai terjadinya kerusakan
fungsi ginjal, maka penderita akan dikonsultasikan kepada seorang ahli ginjal
(Nephrologist).
Selanjutnya dilakukan pemeriksaan laboratorium baik darah ataupun urine guna melihat
kadar elektrolit sodium dan potassium/kalium. Pada kasus-kasus tertentu tim medis
mungkin melakukan pemasangan selang kateter kedalam kantong urine (bladder) untuk
mengeluarkan urine. Bila diperlukan, Tim medis akan menyarankan pemeriksaan
pengambilan gambar struktur ginjal dengan metode Ultrasound, Computed tomography
(CT) scans atau dengan cara Magnetic Resonance Imaging (MRI) scans. Bahkan ada
kemungkinan dilakukannya tindakan biopsy, yaitu pengambilan contoh (sample) jaringan
ginjal.
D. Pengobatan dan Penanganan Gagal Ginjal
Penanganan serta pengobatan gagal ginjal tergantung dari penyebab terjadinya kegagalan
fungsi ginjal itu sendiri. Pada intinya, Tujuan pengobatan adalah untuk mengendalikan
gejala, meminimalkan komplikasi dan memperlambat perkembangan penyakit. Sebagai
contoh, Pasien mungkin perlu melakukan diet penurunan intake sodium, kalium, protein
dan cairan. Bila diketahui penyebabnya adalah dampak penyakit lain, maka dokter akan
memberikan obat-obatan atau therapy misalnya pemberian obat untuk pengobatan
hipertensi, anemia atau mungkin kolesterol yang tinggi.
Seseorang yang mengalami kegagalan fungsi ginjal sangat perlu dimonitor pemasukan
(intake) dan pengeluaran (output) cairan, sehingga tindakan dan pengobatan yang
diberikan dapat dilakukan secara baik. Dalam beberapa kasus serius, Pasien akan
disarankan atau diberikan tindakan pencucian darah {Haemodialisa (dialysis)}.
Kemungkinan lainnya adalah dengan tindakan pencangkokan ginjal atau transplantasi
ginjal.
E. Tindakan Pencegahan Terserang Penyakit Ginjal
Kita yang dalam kondisi "merasa sehat" setidaknya diharapkan dapat melakukan
pemeriksaan kedokter/kontrol/laboratorium. Sedangkan bagi mereka yang dinyatakan
mengalami gangguan Ginjal, baik ringan atau sedang diharapkan berhati-hati dalam
mengkonsumsi oabat-obatan seperti obat rematik, antibiotika tertentu dan apabila
terinfeksi segera diobati, Hindari kekurangan cairan (muntaber), Kontrol secara periodik.
Semoga artikel ini berguna bagi Anda yang membutuhkan, Terima kasih. Penyakit Darah Rendah (Hipotensi) Penyakit darah rendah atau Hipotensi (Hypotension) adalah suatu keadaan
dimana tekanan darah seseorang turun dibawah angka normal, yaitu mencapai nilai
rendah 90/60 mmHg.
)
bahwa nilai normal tekanan darah seseorang dengan ukuran tinggi badan, berat badan,
tingkat aktifitas normal dan kesehatan secara umum adalah 120/80 mmHG.
Namun demikian, beberapa orang mungkin memiliki nilai tekanan darah (tensi) berkisar
110/90 mmHg atau bahkan 100/80 mmHg akan tetapi mereka tidak/belum atau jarang
menampakkan beberapa keluhan berarti, sehingga hal itu dirasakan biasa saja dalam
aktivitas kesehariannya. Apabila kondisi itu terus berlanjut, didukung dengan beberapa
faktor yang memungkinkan memicu menurunnya tekanan darah yang signifikan seperti
keringat dan berkemih banyak namun kurang minum, kurang tidur atau kurang istirahat
(lelah dengan aktivitas berlebihan) serta haid dengan perdarahan berlebihan (abnormal)
maka tekanan darah akan mencapai ambang rendah (hipotensi) 90/60 mmHg.
Tanda dan Gejala Tekanan Darah Rendah
Seseorang yang mengalami tekanan darah rendah umumnya akan mengeluhkan keadaan
sering pusing, sering menguap, penglihatan terkadang dirasakan kurang jelas (kunang-
kunang) terutama sehabis duduk lama lalu berjalan, keringat dingin, merasa cepat lelah
tak bertenaga, bahkan mengalami pingsan yang berulang.
Pada pemeriksaan secara umum detak/denyut nadi teraba lemah, penderita tampak pucat,
hal ini disebabkan suplai darah yang tidak maksimum keseluruh jaringan tubuh.


Penyebab Penyakit Darah Rendah
Ada beberapa faktor yang menyebabkan mengapa terjadinya penurunan tensi darah, hal
ini dapat dikategorikan sebagai berikut:
- Kurangnya pemompaan darah dari jantung. Semakin banyak darah yang dipompa dari
jantung setiap menitnya (cardiac output, curah jantung), semakin tinggi tekanan darah.
Seseorang yang memiliki kelainan/penyakit jantung yang mengakibatkan irama jantung
abnormal, kerusakan atau kelainan fungsi otot jantung, penyakit katup jantung maka
berdampak pada berkurangnya pemompaan darah (curah jantung) keseluruh organ tubuh.
- Volume (jumlah) darah berkurang. Hal ini dapat disebabkan oleh perdarahan yang hebat (luka sobek,haid berlebihan/abnormal), diare yang tak cepat teratasi, keringat berlebihan, buang air kecil atau berkemih berlebihan.
- Kapasitas pembuluh darah. Pelebaran pembuluh darah (dilatasi) menyebabkan
menurunnya tekanan darah, hal ini biasanya sebagai dampak dari syok septik, pemaparan
oleh panas, diare, obat-obat vasodilator (nitrat, penghambat kalsium, penghambat ACE).
Penanganan dan Pengobatan Darah Rendah
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kondisi tekanan darah renda
(hipotensi), diantaranya :
- Minum air putih dalam jumlah yang cukup banyak antara 8 hingga 10 gelas per hari, sesekali minum kopi agar memacu peningkatan degup jantung sehingga tekanan darah akan meningkat
- Mengkonsumsi makanan yang cukup mengandung kadar garam
- Berolah raga teratur seperti berjalan pagi selama 30 menit, minimal 3x seminggu dapat
membantu mengurangi timbulnya gejala
- Pada wanita dianjurkan untuk mengenakan stocking yang elastis
- Pemberian obat-obatan (meningkatkan darah) hanya dilakukan apabila gejala hipotensi
yang dirasakan benar-benar mengganggu aktivitas keseharian.





Hidup dengan satu ginjal
 Hidup Tetap Normal Dengan Satu Ginjal

Ketika seseorang divonis menderita gagal ginjal, maka ia harus menjalani terapi cuci darah (hemodialisis) seumur hidupnya dengan kompensasi biaya yang sangat mahal. Sebenarnya ada cara lain yang bisa dilakukan untuk mengganti fungsi organ ginjal, yakni dengan transplantasi ginjal. Sayangnya jumlah orang yang bersedia mendonasikan ginjalnya masih minim. Padahal dengan donor ginjal, pasien bisa terbebas dari terapi cuci darah dan pendonor akan tetap hidup normal meski dengan satu ginjal.

Menurut dr.David Manuputty, SpB, SpU (K), dari Tim Transplantasi Ginjal Rumah Sakit PGI Cikini, dari 70.000 jumlah pasien gagal ginjal di Indonesia, baru 500 pasien yang melakukan transplantasi ginjal. Sedikitnya jumlah pendonor dan belum memasyarakatnya donor ginjal menjadi penyebab rendahnya angka tersebut.

"Sejak tahun 1977 hingga 2006 ini baru ada 500 pasien yang melakukan cangkok ginjal, angka ini kecil sekali. Padahal masyarakat tidak perlu takut menjadi donor karena setiap orang bisa tetap hidup normal meski hanya dengan satu ginjal. Anggota TNI pun bisa tetap beraktivitas seperti biasa setelah mendonorkan ginjalnya," katanya di acara seminar Teknologi Transplantasi Ginjal di Jakarta (9/3).

Hidup dengan satu ginjal bagi masyarakat awam mungkin mengerikan. Padahal menurut David dari dua organ ginjal yang dimiliki, masing-masing tidak bekerja penuh. "Kita lahir dengan dua ginjal, tapi keduanya hanya bekerja setengah-setengah, jadi tidak ada yang berbeda ketika satu ginjal diambil," ujar dokter yang telah melakukan operasi cangkok ginjal sebanyak 400 kali ini.

Selain itu menurut David sisi ginjal yang akan diambil oleh dokter dari pendonor adalah ginjal yang paling jelek. "Misalnya jika ada kelainan dari saluran ureter ke salah satu ginjal, itu yang akan diambil. Pada intinya kami tidak mau menyebabkan si pendonor jadi sakit setelah ginjalnya diambil," ujarnya.

Anggota keluarga

Sebenarnya setiap orang bisa mendonasikan ginjalnya, namun menurut David dari 500 kasus transplantasi, sebanyak 233 pendonor merupakan kerabat dekat pasien dan 6 kasus donor dari istri kepada suaminya.

Dijelaskan oleh dr.Indrawati Sukadis, Koordinator Tim Transplantasi Ginjal Rumah Sakit PGI Cikini, tingkat keberhasilannya memang lebih tinggi jika cangkok donor berasal dari keluarga pasien. "Keberhasilannya sampai 90 persen. Pada umumnya jika ginjal berasal dari related donor (keluarga), ginjal akan bekerja baik di tubuh pasien,"paparnya.

Salah satu pasien cangkok ginjal yang berhasil adalah Evi Yulianti (37) seorang mantan pramugari Garuda. Ia mendapatkan donor ginjal dari adiknya Lidya (35) tahun 2002 lalu.

"Dokter memvonis fungsi ginjal saya tinggal enam persen, padahal ketika itu saya baru memiliki bayi berusia enam bulan. Untunglah adik saya dengan sukarela mendonorkan ginjalnya," tuturnya. Menurut Evi, sampai kini kesehatan ia maupun adiknya baik-baik saja tanpa keluhan. Bahkan Lidya langsung hamil beberapa bulan setelah mendonorkan ginjalnya.

Beruntung Evi mendapatkan penggantian biaya operasi yang mencapai ratusan juta rupiah itu. Diakui oleh Indrawati, selain ketiadaan donor, mahalnya biaya operasi menjadi kendala rendahnya angka pasien yang melakukan cangkok ginjal. Selain biaya operasi, pasien masih harus mengeluarkan biaya obat Rp 13 juta perbulan selama dua tahun pertama pasca operasi.

Menurut David, meski sudah melakukan operasi cangkok ginjal pasien masih harus meminum obat dan melakukan pemeriksaan ke rumah sakit setiap bulan. "Ginjal yang berasal dari pendonor adalah benda asing, sehingga tubuh membuat pertahanan. Karenanya harus dikontrol rutin dan perlu diberi obat agar penolakan-penolakan tubuh bisa dikurangi," paparnya.

Kesulitan biaya pula yang membuat Iin Sukarya (47) pasien gagal ginjal sejak tahun 1987 memilih melakukan cuci darah ketimbang operasi cangkok ginjal kendati seluruh keluarganya bersedia mendonorkan ginjalnya.

"Saya tidak punya biaya untuk operasi, padahal seluruh kakak dan adik saya sudah bersedia. Sekarang saya melakukan cuci darah dua kali seminggu di RSCM tanpa biaya karena saya pakai kartu Askes," kata pria yang sehari-hari bekerja sebagai guru sekolah dasar itu.

Jika pasien bukan peserta Asuransi Kesehatan untuk Masyarakat Miskin (Askeskin), maka biaya yang harus dikeluarkan untuk tiap kali cuci darah mencapai Rp 600.000. Padahal mereka harus menjalani cuci darah 2-3 tiga kali setiap minggu dan itu berlangsung seumur hidup untuk menghilangkan racun dari darah.




A. ORGAN-ORGAN PENYUSUN SISTEM EKSKRESI
1. Kulit
Kulit adalah organ pelindung yang menutupi seluruh permukaan tubuh. Kulit merupakan lapisan sangat tipis dan tebalnya hanya beberapa milimeter. Organ ini terdiri atas tiga lapisan, yaitu:
a. Kulit Ari (Epidermis)
Kulit ari tersusun atas tiga lapisan, yaitu lapisan tanduk (stratum korneum), lapisan granula (stratum granulosum), dan stratum germinativum. Lapisan tanduk (stratum korneum) berada pada bagian yang paling luar. Lapisan tanduk merupakan jaringan mati dan terdiri atas berlapis-lapis sel pipih. Lapisan ini sering mengelupas dan digantikan oleh jaringan di bawahnya. Lapisan ini berfungsi untuk melindungi sel-sel di dalamnya dan mencegah masuknya kuman penyakit.
Lapisan granula (stratum granulosum) terletak di bawah lapisan tanduk. Lapisan ini terdiri atas sel bergranula yang lama-kelamaan akan mati dan kemudian terdorong ke atas menjadi bagian lapisan tanduk. Pada lapisan ini terdapat pigmen melanin yang memberikan warna pada kulit dan melindungi kulit dari sengatan sinar matahari. Warna pigmen kulit bermacam-macam sehingga ada orang yang berkulit hitam, sawo matang, atau kuning langsat. Bila lapisan ini tidak mengandung pigmen kulit, orang tersebut dikenal sebagai orang albino.
Stratum germinativum tersusun atas dua lapisan sel. Lapisan atas (stratum spinosum) mengandung sel-sel baru. Sel-sel ini akan terdorong ke atas menjadi bagian lapisan granula di bawahnya terbentuk sel-sel baru yang dibuat oleh sel-sel yang terus-menerus membelah (stratum basal).

b. Kulit Jangat (Dermis)
Kulit jangat terletak di bawah lapisan kulit ari. Di dalam kulit jangat terdapat pembuluh darah, kelenjar keringat (glandula sudorifera), kelenjar minyak (glandula sebassea), dan kantung rambut. Selain itu, terdapat juga ujung-ujung saraf indera yang terdiri atas ujung saraf peraba dingin (korpuskula krausse), peraba tekanan (korpuskula paccini), peraba panas (korpuskula ruffinin), peraba sentuhan (korpuskula meissner), dan peraba nyeri.
Kelenjar minyak menghasilkan minyak yang disebut sebum yang berguna untuk meminyaki rambut agar tidak kering. Di bagian bawah kantung rambut terdapat pembuluh kapiler darah yang mengangkut sari makanan ke akar rambut sehingga rambut terus tumbuh. Di dekat akar rambut terdapat otot rambut. Pada waktu kita merasa takut atau geli, otot rambut berkontraksi sehingga rambut menjadi tegak.
Kelenjar keringat berbentuk pipa terpilin, memanjang dari epidermis hingga masuk ke bagian dermis. Pangkal kelenjarnya menggulung, dikelilingi oleh kapiler darah dan serabut saraf simpatik. Dari kepiler darah inilah kelenjar keringat menyerap cairan jaringan yang terdiri atas air, larutan garam, dan urea. Cairan jaringan tersebut dikeluarkan sebagai keringat melalui saluran kelenjar keringat dan akhirnya dikeluarkan melalui pori-pori kulit. Pengeluaran keringat dipengaruhi oleh cuaca (panas atau dingin), aktivitas, makanan, atau minuman.

c. Jaringan Bawah Kulit (Subkutan)
Pada jaringan bawah kulit, terdapat jaringan lemak (adiposa). Jaringan lemak berfungsi untuk menumpuk lemak sebagai cadangan makanan dan menjaga suhu tubuh agar tetap hangat.
Disamping berfungsi sebagai alat ekskresi, kulit juga berfungsi sebagai pelindung tubuh, mencegah masuknya kuman penyakit, mengatur suhu tubuh, dan menjaga pengeluaran air agar tidak berlebihan.
struktur kulit manusia
2. Paru-paru

Selain sebagai alat pernapasan paru-paru juga berungsi sebagai alat pengeluaran. Zat yang dikeluarkan oleh paru-paru adalah karbon dioksida (CO2) dan uap air (H2O) yang dihasilkan dari proses pernapasan. Jadi, tugas paru-paru adalah meneluarkan karbon dioksida dan uap air yang tidak digunakan lagi oleh tubuh. Jika tidak dikeluarkan, zat-zat tersebut akan menjadi racun.



3. Ginjal
Ginjal berbentuk seperti biji kacang merah. Panjangnya sekitar 10 cm, beratnya kurang lebih 170 gram, dan terletak di dalam rongga perut. Ginjal berjumlah 2 buah dan berwarna merah keunguan. Ginjal bagian kiri letaknya lebih tinggi daripada ginjal bagian kanan.
Ginjal merupakan alat pengeluaran sisa metabolisme dalam bentuk air seni (urin). Urin mengandung air, urea, dan garam mineral. Ginjal tersusun atas kulit ginjal (korteks), sumsum ginjal (medula), dan rongga ginjal (pelvis).
Pada kulit ginjal terdapat nefron yang berfungsi sebagai alat penyaring darah. Korteks mengandung lebih kurang satu juta nefron. Setiap nefron tersusun atas badan malphighi dan saluran panjang (tubulus) yang berkelok-kelok. Badan malpighi tersusun atas glomerulus dan kapsul Bowman. Glomerulus merupakan untaian pebuluh darah kapiler tempat darah disaring. Glomerulus dikelilingi oleh kapsul Bowman.
Tubulus ginjal terdiri atas tubulus kontortus proksimal, lengkung henle, tubulus kontortus distal, dan tubulus kolektivus. Lengkung henle adalah bagian tubulus yang melengkung pada daerah medula dan berhubungan dengan tubulus proksimal dan tubulus distal. Bagian lengkung henle ada dua, yaitu lengkung henle yang melengkung ke atas (ascenden) dan lengkung henle yang melengkung ke bawah (descenden). Tubulus-tubulus ini mengalirkan urin ke rongga ginjal. Kemudian urin dialirkan melalui saluran ginjal (ureter) dan ditampung dalam kantong kemih.

Irisan melintang ginjal

struktur nefron
Telah dikemukakan di atas bahwa cara kerja ginjal sebagai alat ekskresi adalah dengan menyaring darah sehingga zat-zat sisa yang terdapat di dalam darah dapat dikeluarkan dalam bentuk air seni (urin). Prnyaringan darah hingga terbentuk urin meliputi tahap penyaringan (filtrasi), penyerapan kembali (reabsorpsi), dan pengumpulan (augmentasi).
a. Penyaringan (Filtrasi)
Darah yang banyak mengandung zat sisa metabolisme masuk ke dalam ginjal melalui pembuluh arteri ginjal (arteri renalis). Cairan tubuh keluar dari pembuluh arteri dan masuk ke dalam badan malpighi. Membran glomerulus dan kapsul Bowman bersifat permeabel terhadap air dan zat terlarut berukuran kecil sehingga dapat menyaring molekul-molekul besar. Hasil saringan (filtrat) dari glomerulus dan kapsul Bowman disebut filtrat glomerulus atau urin primer. Dalam urin primer masih terdapat air, glukosa, asam amino, dan garam mineral.
b. Penyerapan Kembali (Reabsorpsi)
Reabsorpsi terjadi di tubulus kontortus proksimal. Hampir semua gula, vitamin, asam amino, ion, dan air diserap kembali. Zat-zat yang masih berguna tadi dimasukkan kembali ke dalam pembuluh darah yang terdapat di sekitar tubulus. Hasil reabsorpsi berupa filtrat tubulus atau urin sekunder. Urin sekunder mengandung air, garam, urea, dan pigmen empedu yang memberi warna dan bau pada urin.
c. Augmentasi
Di tubulus kontortus distal, beberapa zat sisa seperti asam urat, ion hidrogen, amonia, kreatin, dan beberapa obat ditambahkan ke dalam urin sekunder sehingga tubuh terbebas dari zat-zat berbahaya. Urin sekunder yang telah ditambahkan dengan berbagai zat tersebut disebut urin. Kemudian, urin disalurkan melalui tubulus kolektivus ke rongga ginjal. Dari rongga ginjal, urin menuju ke kantung kemih melalui saluran ginjal (ureter).
d. Proses Pengeluaran Urin
Jika kandung kemih penuh dengan urin, dinding kantong kemih akan tertekan. Kemudian dinging otot kantong kemih meregang sehingga timbul rasa ingin buang ir kecil. Selanjutnya, urin keluar melalui saluran kencing (uretra). Pengeluaran air melalui urin ada hubungannya dengan pengeluaran air melalui keringat pada kulit. Pada waktu dara dingin, badan kita tidak berkeringat. Pengeluaran air dari dalam tubuh banyak dikeluarkan melalui urin sehingga kita sering buang air kecil. Sebaliknya, pada waktu udara panas, badan kita banyak mengeluarkan keringat dan jarang buang air kecil.
Urin yang dikeluarkan oleh ginjal sebagian besar teidiri atas (95%) air dan zat yang terlarut, yaitu urea, asam urat, dan amonia. yang merupakan sisa-sisa perombakan protein: bermacam-macam garam terutama garam dapur (NaCl), zat warna empedu yang menyebabkan warna kuning pada urin, dan zat-zat yang berlebihan di dalam darah seperti vitamin B, C, obat-obatan, dan hormon.
Urin tidak mengandung protein dan glukosa. Jika urin mengandung protein, berarti terjadi gangguan atau kerusakan ginjal pada glomerulus. Jika urin mengandung gula, berarti tubulus ginjal tidak menyerap kembali gula dengan sempurna. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya kerusakan pada tubulus ginjal, tetapi dapat pula disebabkan oleh tingginya kadar gula di dalam darah sehingga tubulus ginjal tidak dapat menyerap kembali semua gula yang ada pada filtrat glomerulus. Kadar gula darah yang tinggi disebabkan oleh terhambatnya proses pengubahan gula menjadi glikogen, akibatnya produksi hormon insulin terhambat. Kelainan ini dikenal sebagai penyakit kencing manis (diabetes mellitus).
Dilihat dari segi banyaknya zat yang terkandung di urin, dapat disimpulkan bahwa ginjal merupakan organ yang sangat penting bagi tubuh. Ginjal berfungsi untuk menyaring darah, mengeluarkan sisa metabolisme, membuang zat-zat yang berbahaya bagi tubuh, dan mengatur keseimbangan air dan garam di dalam darah.
Proses Pembentukan Urin
4. Hati
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh dan terletak di dalam rongga perut sebelah kanan di bawah diafragma. Pada orang dewasa normal beratnya kurang lebih 2 kg dan berwarna merah. Hati mengeluarkan empedu yang berupa cairan kehijauan, rasanya pahit, pHnya netral, dan mengandung kolesterol, garam-garam mineral, garam empedu, dan zat warna empedu yang disebut bilirubin dan biliverdin. Garam-garam empedu berfungsi dalam proses pencernaan makanan. Zat warna empedu yang berwarna hijau kebiruan berasal dari perombakan hemoglobin sel darah merah di dalam hati. Zat warna empedu diubah oleh bakteri usus menjadi urobilin yang berwarna kuning coklat yang memberikan warna feses dan urin. Sisa-sisa pencernaan protein yang berupa urea dibentuk juga di dalam hati. Urea kemudian dibawa oleh darah dan selanjutnya masuk ke dalam ginjal. Akhirnya, dari ginjal dikeluarkan bersama-sama dengan urin.
Selain sebagai alat ekskresi, hati juga mempunyai fungsi lain yang sangat penting bagi tubuh, yaitu:
•             Sebagai tempat penyimpanan gula dalam bentuk glikogen.
•             Sebagai tempat pembentukan dan pembongkaran protein. Hati membentuk protein akbumin, protrombin, fibrinogen, dan urea.
•             Sebagai tempat membongkar sel darah merah (eritrosit) yang telah tua atau rusak. Hemoglobin dalam eritrosit dibongkar menjadi zat besi, globin, dan hemin. Hemin diurai menjadi bilirubin dan biliverdin.
•             Pembentukan  dan pengeluaran cairan empedu.
•             Menetralkan obat dan racun.
•             Tempat untuk membuat vitamin A dari provitamin A.


B. KELAINAN DAN PENYAKIT PADA SISTEM EKSKRESI

1. Anuria
Anuria adalah kegagalan ginjal menghasilkan urin. Anuria bisa disebabkan oleh kurangnya tekanan untuk melakukan filtrasi atau radang glomerulus, sehingga plasma darah tidak bisa masuk ke dalam glomerulus. Kurangnya tekanan hidrostatis bisa disebabkan oleh penyempitan (konstriksi) arteriol efferen oleh hormon epinefrin atau oleh pendarahan sehingga darah tidak dialirkan ke ginjal.

2. Glikosuria
Glikosuria adalah ditemukannya glukosa pada urin. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi kerusakan pada badan malphigi.

3. Albuminaria
Albuminaria adalah ditemukannya protein albumin dalam urin. Keberadaan albumin yang berlebihan dalam urin menunjukkan adanya kenaikan permeabilitas membran glomerulus. Albuminaria disebabkan karena luka pada membran glomerulus sebagai akibat penyakit, kenaikan tekanan darah, dan iritasi sel-sel ginjal oleh zat-zat, misalnya racun, bakteri, eter, atau logam berat.

4. Hematuria
Keberadaan sel-sel darah merah di dalam urin disebut hematuria. Penyebab hematuria adalah radang organ-organ sistem urin karena penyakit atau iritasi oleh batu ginjal. Jika darah ditemukan di dalam urin, kondisi ini menunjukkan adanya bagian saluran urin yang mengalami pendarahan.

5. Bilirubinaria
Konsentrasi bilirubin dalam urin di atas normal disebut bilirubinaria. Bilirubinaria menunjukkan adanya penguraian hemoglobin dalam darah merah yang berlebihan atau adanya ketidakfungsian hati atau kerusakan empedu.

6. Batu Ginjal
Batu ginjal merupakan benda keras yang sering ditemukan di dalam saluran ginjal, pelvis ginjal, mauoun saluran urin. Batu ini umumnya berdiameter 2-3 mm dengan permukaan kasar atau halus. Kadang-kadang bisa ditemukan batu ginjal bercabang yang besar. Penyusun utama batu ginjal adalah kristal-kristal asam urat, kalsium oksalat, dan kalsium fosfat ditambah dengan kristal-kristal garam, magnesium fosfat, asam urat atau sistin, dan mukoprotein. Terbentuknya batu ginjal bisa disebabkan oleh konsentrasi garam-garam mineral yang berlebihan, penurunan jumlah air, kebasaan, dan akeasamaan urin yang abnormal, atau aktivitas kelenjar paratiroid yang berlebihan. Keberadaan batu ginjal bisa menyumbat ureter, menimbulkan tukak, dan meningkatkan kemngkinan infeksi bakteri.

7. Nefritis Glomerulus
Nefritis glomerulus merupakan radang ginjal yang melibatkan glomerulus. Salah satu penyebab paling umum adalah reaksi alergi terhadap racun yang dilepaskan oleh bakteri Streptococcus yang telah menginfeksi bagian tubuh lain, khususnya tenggorokan. Glomerulonefritis memungkinkan sel-sel darah merah dan protein memasuki filtrat sehingga urin mengandung banyak eritrosit dan protein. Glomerulonefritis yang parah bisa menyebaban gagal ginjal.

8. Pielonefritis
Pielonefritis merupakan radang pelvis ginjal, medula, dan korteks oleh infeksi bakteri. Infeksi ini biasanya berawal dari pelvis ginjal kemudian melebar ke dalam ginjal. Piolonefritis bisa menyebabkan kerusakan nefron dan korpuskulum renalis.

9. Kistitis
Kistitis adalah radang kantung kemih yang melibatkan lapisan mukosa dan submukosa. kistitis bisa disebabkan oleh infeksi bakteri, zat-zat kimia, atau luka mekanis.

10. Nefrosis
Nefrosis merupakan kondisi bocornya membran glomerulus. Kebocoran ini memungkinkan sejumlah besar protein berpindah dari darah menuju urin sehingga air dan natrium menumpuk dalam tubuh menghasilkan pembengkakan (oedem), khususnya di sekitar lutut, kaki, abdomen, dan mata. Nefrosis lebih umum terjadi pada anak-anak, namun bisa terjadi pada semua usia. Meskipun tidak selalu menyembuhkan, hormon steroid sintetis tertentu, seperti cortison dan prednison, yang mirip hormon yang disekresi kelenjar adrenal, dapat menekan terjadinya nefrosis.

11. Polisistik
Polisistik bisa disebabkan oleh kerusakan saluran ginjal yang merusak nefron dan mengkasilkan kista mirip dilatasi sepanjang saluran. Kelainan ginjal ini umumnya dirurunkan. Dalam jaringan ginjal muncul kista, lubang kecil, dan gelembung-gelembung berisi cairan. Kista ini perlahan-lahan bertambah besar hingga menekan keluar jaringan normal. Gagal ginjal sebagai akibat penyakit pilisistik biasanya terjadi pada usia 40 tahun ke atas. Perkembangan polisistik dapat diperlambat dengan diet, obat, dan pemasukan cairan.

12. Gagal Ginjal
Gagal ginjal dihasilkan dari kondisi yang mengganggu fungsi ginjal, yatu nefritis ginjal parah, trauma ginjal, atau tidak adanya jaringan ginjal karena tumor. Kondisi tersebut menyebabkan kerusakan pada semua nefron sehingga tidak berfungsi. Gagal ginjal yang parah menyebabkan penumpukan urea dalam darah. Gagal ginjal total bisa menyebabkan kematian dalam waktu 1-2 minggu.


  • Ramalan Hari Ini
  • 0 komentar:

    Posting Komentar

    Share

    Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More